icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 4
Tekadnya Sudah Bulat
Jumlah Kata:1031    |    Dirilis Pada: 06/04/2021

"Kakek!" panggil Loraine, kemudian melemparkan dirinya ke pelukan Aldo.

Pria itu menepuk punggungnya dengan lembut dan berkata, "Kakek masih mengandalkanmu untuk menggantikan Kakek, Lorrie. Kamu tidak bisa tenggelam dalam kesedihanmu hanya karena seorang pria."

Kerajaan bisnis Keluarga Tzion dibangun oleh Aldo selama beberapa dekade. Sekarang, keluarga itu merupakan salah satu keluarga paling berkuasa di negara ini. Dia puas dengan seluruh pencapaiannya, tetapi ada satu hal yang membuatnya sangat khawatir.

Aldo memiliki tiga putra. Yang tertua meninggal ketika dia masih muda, sementara dua lainnya masih hidup tetapi mereka begitu keras kepala. Yang satu fokus di kemiliteran dan yang lainnya sibuk dengan seni.

Tak satu pun dari mereka berniat untuk mengambil alih perusahaan. Itu sebabnya, Loraine adalah satu-satunya harapannya. Semua orang di keluarga ini melimpahkan cinta dan kasih sayang mereka pada Loraine sejak dia masih bayi.

Namun, Loraine memilih untuk keluar dari perlindungan mereka dan berakhir menderita karena seorang pria.

Loraine, yang mengalami depresi selama tiga tahun terakhir, merasa hatinya menghangat karena dia telah kembali ke rumahnya.

Dia menyeka air matanya dan berkata, "Kakek, Om Rowan, aku sudah memikirkan semuanya dan mendapatkan pelajaran yang berharga. Aku kembali untuk selamanya. Sekarang, aku siap untuk mengambil alih bisnis keluarga."

Rowan menepuk kepala keponakannya dan berkata dengan gembira, "Syukurlah kamu sudah sadar. Akhirnya, Om bisa lega dan kembali ke kemiliteran."

Sambil menggosok telapak tangannya, Aldo berkata, "Ini adalah hari yang baik! Kalau begitu, Kakek akan menelepon Cayson untuk menyiapkan segala sesuatu yang kamu perlukan untuk mengambil alih posisi CEO. Kamu ingat Cayson Bennedict, kan? Pemuda itu sangat membantu selama tiga tahun terakhir ini. Dia yang mengelola Grup Universe menggantikan Kakek. Dia juga tidak pernah berhenti bertanya tentangmu. Kakek yakin dia akan senang mengetahui bahwa kamu memutuskan untuk kembali selamanya!"

Sambil tersenyum, Loraine menggelengkan kepala dan berkata, "Kakek, aku tidak ingin mengambil posisi CEO sekarang."

"Kenapa? Grup Universe adalah milikmu dan kamu berhak mengambil posisi CEO," ucap Aldo, jelas dia tidak setuju.

Loraine menarik napas dalam-dalam, mencoba membuat pria yang lebih tua itu mengerti dengan alasannya. "Kakek, aku tahu, tapi aku masih belum siap. Kakek bilang bahwa Cayson telah melakukan pekerjaan yang hebat dalam menjalankan perusahaan. Jika aku muncul begitu saja dan mengambil posisi CEO, para karyawan dan pemegang saham pasti akan meragukan kemampuanku. Aku ingin menunjukkan pada mereka kemampuanku terlebih dulu."

Aldo mengerutkan kening dan berkata, "Kamu tidak perlu mengkhawatirkan soal pertentangan yang mungkin muncul. Cayson adalah pria baik. Dia menyukaimu, jadi Kakek yakin dia tidak akan mempermasalahkan hal ini atau bahkan mempersulitmu!"

Loraine menghela napas lagi. "Kakek, bukan Cayson yang kukhawatirkan. Karyawan dan pemegang saham lain masih tidak tahu apa yang bisa kulakukan. Aku ingin menunjukkan kapasitasku pada mereka. Selain itu, aku juga harus tahu lebih banyak tentang perusahaan sebelum menduduki posisi CEO. Jika aku tidak memahami cara kerja Grup Universe, aku pasti akan gagal."

Aldo tahu bahwa dia tidak bisa memenangkan perdebatan ini dengan cucunya, jadi dia menghela napas dan bertanya, "Kalau begitu, apa rencanamu?"

"Aku ingin melamar sebagai arsitek di perusahaan," jawab Loraine tanpa ragu. Sikapnya yang sungguh-sungguh menunjukkan bahwa tekadnya sudah bulat.

Rowan tersenyum puas dan berkata, "Lorrie, Om benar-benar bangga padamu. Kamu pasti bisa mencapai puncak, Om mendukung keputusanmu!"

Mendengar ini, Aldo langsung menatap putranya dengan tatapan tajam, tidak senang dengan pernyatannya. Akan tetapi, dia tahu bahwa dirinya tidak bisa mengubah apa yang telah ditetapkan oleh cucunya, jadi dia hanya mengangguk tanpa daya.

"Lorrie, Kakek hanya tidak ingin kamu menderita lagi. Tapi karena keputusanmu sudah bulat, Kakek tidak bisa memaksamu untuk melakukan hal yang sebaliknya."

"Terima kasih, Kakek!" pekik Loraine gembira sambil memeluk kakeknya dengan erat.

"Oke, kamu beristirahatlah. Wesley sedang dalam perjalanan pulang. Kemungkinan dua hari lagi dia baru tiba."

Kedua pria itu kemudian mencium kening Loraine dan mengawasinya kembali ke tempat tidur sebelum bersama-sama meninggalkan kamarnya.

Loraine merasa hatinya hampir meledak karena begitu gembira. Dia tidak pernah merasa sebahagia dan senyaman ini selama tiga tahun terakhir. Segera, matanya menjadi berat dan dia tertidur.

Berjam-jam berlalu sebelum dia terbangun oleh suara dering ponselnya.

Sambil menguap, dia memeriksa layar ponsel. Nomor telepon yang terpatri dengan kuat dalam ingatannya sedang meneleponnya sekarang.

Jantungnya berdetak kencang. Dia menatap layar untuk beberapa saat sebelum mengumpulkan keberanian dan menjawab panggilan itu.

"Di mana kamu?" Suara Marco yang sedikit kesal menyambutnya dari ujung sambungan.

Alih-alih menjawab pertanyaannya, Loraine justru balik bertanya, "Apa kamu sudah memikirkan permintaanku? Kapan kamu akan memulai proses perceraian?"

Marco menghela napas dalam-dalam. Dia kemudian berkata dengan nada yang jauh lebih lembut, "Aku tahu kamu marah padaku, Loraine. Tapi tidakkah menurutmu tindakan ini terlalu berlebihan? Mengapa kamu meminta cerai hanya karena hal sepele itu? Aku bisa memberimu apa pun, sebut saja apa yang kamu inginkan."

Pria ini berpikir bahwa tindakannya terlalu berlebihan? Dia menyebut alasannya sebagai hal yang sepele?

Loraine terkekeh dan berkata dengan dingin, "Asal kamu tahu, aku tidak meminta cerai hanya karena aku ingin meluapkan kekesalanku padamu. Aku benar-benar serius!"

Keheningan yang memekakkan telinga terdengar dari ujung sambungan. Marco dibuat terdiam oleh ucapannya.

Kehilangan kesabaran, Loraine berkata, "Bukankah kamu juga menginginkan perceraian? Kamu tidak pernah memperlakukanku sebagai istrimu, Marco. Dengar, aku memberimu kesempatan agar kamu bisa bersama selamanya dengan Keely. Aku ingin bercerai sebelum dia meminta organ lain dari tubuhku atau merencanakan sesuatu untuk menyakitiku!"

Mendengar wanita di ujung sambungan mulai kehilangan kendali, Marco berkata dengan nada pelan untuk meluruskan kesalahpahaman, "Aku sudah mendapat pendonor ginjal lain dan orang itu bukan kamu. Kamu istriku, Loraine. Aku tidak akan pernah membiarkanmu dalam bahaya."

"Ayolah! Apa yang akan kamu lakukan jika orang yang kamu klaim sebagai pendonor itu tiba-tiba berubah pikiran?"

Setelah terdiam beberapa lama, Marco akhirnya menjawab, "Dia tidak membutuhkan ginjal. Pertanyaanmu ini tidak ada artinya."

Loraine terkekeh, merasa kasihan terhadap dirinya sendiri yang diperlakukan seperti badut.

Dia tidak mempermasalahkan bahwa Keely hanya berpura-pura sakit. Yang benar-benar menyakiti perasaannya adalah fakta bahwa Marco tidak menghukum wanita itu meski dia berusaha mengambil ginjalnya. Jelas bahwa Marco pilih kasih.

"Marco, aku sudah muak denganmu dan Keely. Ceraikan saja aku!"

"Ini bukan sesuatu yang bisa kita diskusikan lewat telepon. Ayo kita bicara secara langsung. Pulanglah ke rumah," ucap Marco dan kemudian mengakhiri panggilan.

Oke! Loraine menyeringai ke layar yang menunjukkan berakhirnya panggilan. Dia kemudian bangun dari tempat tidur, berniat untuk menyiapkan dokumen perceraian.

Keputusannya sudah bulat, dia akan mengakhiri apa yang disebut sebagai pernikahan ini!

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pernikahan yang Menyedihkan2 Bab 2 Dasar Pembohong!3 Bab 3 Pewaris Resmi4 Bab 4 Tekadnya Sudah Bulat5 Bab 5 Perjanjian Perceraian6 Bab 6 Penyesalan Terbesarku7 Bab 7 Pria Impoten8 Bab 8 Membangkitkan Rasa Penasarannya9 Bab 9 Serangan Balik10 Bab 10 Perusak Rumah Tangga11 Bab 11 Pewawancara yang Menyusahkan12 Bab 12 Awal yang Baru13 Bab 13 Tamparan Keras14 Bab 14 Penghinaan Terburuk15 Bab 15 Adu Mulut16 Bab 16 Mengetahui Kebenaran17 Bab 17 Pelecehan Seksual18 Bab 18 Kemunculan Mendadak19 Bab 19 Pertengkaran Mantan Pasangan20 Bab 20 Konfrontasi Tak Terduga21 Bab 21 Penolong Rahasia22 Bab 22 Rekan Kerja yang Suka Memerintah23 Bab 23 Yang Terpilih24 Bab 24 Direktur Baru25 Bab 25 Pasangan Loraine26 Bab 26 Akting yang Meyakinkan27 Bab 27 Penghinaan Terbesar28 Bab 28 Aksi Lain29 Bab 29 Bukti yang Memberatkan30 Bab 30 Kompetisi31 Bab 31 Motivasi32 Bab 32 Kurasa Tidak33 Bab 33 Diusir34 Bab 34 Pemenang Proyek35 Bab 35 Bersantai di Bar36 Bab 36 Argumen37 Bab 37 Taruhan38 Bab 38 Balap Mobil39 Bab 39 Menang40 Bab 40 Tebakan Laura41 Bab 41 Surat Pengacara42 Bab 42 Kebenaran43 Bab 43 Pernyataan44 Bab 44 Kejadian Tak Terduga45 Bab 45 Menandatangani Kontrak46 Bab 46 Membuat Masalah47 Bab 47 Usir Dia48 Bab 48 Permintaan Maaf49 Bab 49 Mempersulit50 Bab 50 Merevisi Rancangan51 Bab 51 Mengungkapkan Kebenaran di Depan Umum52 Bab 52 Perbuatan Baik yang Gagal53 Bab 53 Mengapa Marco Melakukan Itu 54 Bab 54 Insinyur Wanita55 Bab 55 Masalah Baru56 Bab 56 Ini Belum Berakhir57 Bab 57 Harapan Keluarga Powell58 Bab 58 Menegakkan Keadilan untuk Putraku59 Bab 59 Meminjam Uang60 Bab 60 Pertemuan yang Tak Terduga61 Bab 61 Sugar Daddy62 Bab 62 Trik Kotor63 Bab 63 Kecemburuan yang Tak Berdasar64 Bab 64 Memberinya Pelajaran65 Bab 65 Mabuk66 Bab 66 Skandal67 Bab 67 Serangan Balik68 Bab 68 Penyebar Rumor yang Cemburu69 Bab 69 Menegurnya70 Bab 70 Rencana Keely71 Bab 71 Apa yang Kulakukan 72 Bab 72 Salah Sasaran73 Bab 73 Bolehkah Aku Berdansa Denganmu 74 Bab 74 Biarkan Aku Membantumu75 Bab 75 Suami yang Tidak Kompeten76 Bab 76 Upaya yang Sia-sia77 Bab 77 Ratu Amal78 Bab 78 Lelang Amal79 Bab 79 Penawaran yang Konyol80 Bab 80 Wanita Pendendam81 Bab 81 Saingan di Pelelangan82 Bab 82 Lukisan Palsu83 Bab 83 Imitasi yang Lebih Mahal84 Bab 84 Donatur Lukisan85 Bab 85 Sikap Kekanak-kanakan86 Bab 86 Musuh Ditakdirkan untuk Bertemu87 Bab 87 Apa Dia Peduli Pada Loraine 88 Bab 88 Aku Akan Menyingkirkan Dia Untukmu89 Bab 89 Melukai Diri Sendiri90 Bab 90 Kebohongan Keely91 Bab 91 Tunangan92 Bab 92 Penipu93 Bab 93 Ambisi Florence94 Bab 94 Kedatangan Liza95 Bab 95 Satu Set Hadiah Lainnya96 Bab 96 Hadiah dari Wesley97 Bab 97 Aib Loraine98 Bab 98 Pelajaran untuk Bersikap Romantis99 Bab 99 Cinta Segitiga100 Bab 100 Demonstrasi