icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 6
Penyesalan Terbesarku
Jumlah Kata:694    |    Dirilis Pada: 06/04/2021

"Memangnya kamu tidak bisa baca? Tulisannya jelas menyatakan itu adalah perjanjian perceraian! Baca semua paragrafnya, ketentuannya tertulis sangat jelas bahwa aku tidak menginginkan sepeser pun uangmu!" cibir Loraine sambil mendorong dokumen itu lebih dekat padanya.

Mata Marco menyipit. Dia mengatupkan bibir dan menatap wanita di depannya dengan alis yang bertaut.

Baru ketika melihat Loraine, yang menatap langsung ke matanya, dia menyadari bahwa wanita ini tidak sedang menggertak, dia benar-benar ingin menceraikannya.

Ini semua tidak masuk akal. Beraninya bisa wanita desa seperti Loraine melayangkan surat cerai padanya? Apa dia tidak tahu akibat dari perbuatannya ini? Apa dia sudah gila?

Marco mulai mempertanyakan semua yang terjadi di dalam kepalanya. Baru kali ini dalam hidupnya, dia merasa marah sekaligus dibuat tak berdaya karena seorang wanita.

Emosinya yang bertentangan membuatnya berkata, "Mengapa kamu begitu ingin menceraikanku? Apa kamu selingkuh dariku?"

Yang berselingkuh dalam pernikahan ini adalah Marco, dia yang berselingkuh dengan Keely, tapi dia justru menuduhnya melakukan hal itu!

Berusaha menahan amarah, Loraine berkata, "Kehidupan pribadiku bukan urusanmu. Aku tidak punya waktu seharian, baca dokumennya dan segera tanda tangani itu. Setelah proses perceraian ini selesai, kita bisa segera berpisah."

Saat ini, sebuah granat meledak di kepala Marco. Loraine bukan lagi wanita penurut yang dulu dikenalnya. Apa selama ini Loraine hanya berpura-pura?

Kemarin Marco berpikir untuk membawa Loraine pulang ke rumah setelah dia melarikan diri, tetapi wanita ini malah meminta cerai darinya. Dia tidak terima diperlakukan seperti ini!

Detik berikutnya, Marco mengamuk. "Oke! Aku akan menandatangani surat cerai karena kamu sangat ingin bercerai denganku! Tapi biar kuberi tahu satu hal padamu, kamu sendiri yang meminta hal ini, jadi kamu harus menanggung akibatnya. Jangan kembali lagi padaku ketika kamu menyesali tindakanmu!"

Loraine terkekeh dan bertepuk tangan dengan wajah yang dipenuhi sarkasme. "Jangan khawatir, aku bukan anjing. Aku tidak pernah menjilat kembali ludahku. Seharusnya aku tidak pernah menikah denganmu sejak awal. Itu adalah penyesalan terbesarku!"

Perkataan ini membuat hati Marco sedikit sakit. Namun, dia mendengus dan mengeluarkan sebuah pulpen. Kemudian, dia membubuhkan tanda tangannya di dokumen itu dan menyerahkannya kembali pada Loraine.

"Kamu masih punya kesempatan untuk mempertimbangkan keputusan ini sekarang. Begitu kamu melangkahkan kaki keluar dari sini, kamu tidak bisa menarik kembali kata-katamu."

Loraine merampas dokumen itu dari tangannya. Dia melihat ke bagian yang sudah ditandatangani dan tersenyum puas. Setelah itu, dia memasukkannya ke dalam tas, berbalik dan pergi.

Dia berjalan keluar dari kantor Marco tanpa sekali pun menoleh ke belakang.

Hal ini membuat Marco menggebrak meja, menatap ke sosok Loraine yang pergi dengan tegas.

Dia mendengus layaknya seekor singa yang terluka ketika kenop pintu tiba-tiba bergerak. Mengira Loraine sudah berubah pikiran, dia dengan cepat memasang ekspresi tenang dan menundukkan kepala seolah sedang membaca dokumen pekerjaannya. Ketika mendongak, yang ditemukannya adalah wajah Carl.

Ekspresi Marco berubah suram. Hatinya diliputi perasaan tidak senang dan kecewa saat ini.

Karena Carl sama sekali tidak tahu apa yang baru saja terjadi, dia bertanya dengan suara rendah, "Mengapa Nyonya Bryant pergi begitu cepat? Saya kira dia ada di sini untuk menghabiskan waktu bersama Anda."

"Jangan panggil dia Nyonya Bryant lagi dan berhentilah membuat asumsi konyol!" raung Marco sambil mengepalkan tinjunya.

Carl tertegun dengan amarah yang terlukis di wajah bosnya. Dengan hati-hati, dia melontarkan pertanyaan lagi, "Apa Anda menceraikannya? Apa ini semua karena Nona Hanniel?"

"Loraine yang meminta cerai!" sembur Marco.

Mata Carl membelalak tak percaya ketika mendengar ini.

Menatap ke pintu yang tertutup, Marco mencibir dengan pahit, "Tapi dia akan segera menyesalinya."

Marco yakin bahwa Loraine hanya sedang berulah seperti anak nakal. Dia bisa membayangkan bagaimana kerasnya kehidupan akan membuka mata wanita itu.

Kota Vagow adalah kota yang keras. Bahkan orang-orang yang memiliki koneksi masih harus bersusah payah untuk hidup di kota ini. Jadi, gadis desa miskin seperti Loraine akan kesulitan untuk bertahan hidup hanya dengan mengandalkan usahanya sendiri.

Marco tidak sabar menunggu hari di mana Loraine akan kembali dan memohon belas kasihannya.

Sayangnya, hal itu tidak pernah terjadi. Hari-hari berlalu dan tidak ada kabar dari Loraine sama sekali. Perceraian mereka dikabulkan pengadilan dan mereka akhirnya berpisah.

Marco menyibukkan diri di perusahaannya. Dia berusaha untuk tidak memikirkan perpisahan mereka, tetapi dia mendapati dirinya terus memikirkannya.

Terkadang, dia bahkan mendengar suara dan melihat wajah cantik Loraine ketika sedang melakukan pekerjaan yang penting. Situasi ini membuatnya gila.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pernikahan yang Menyedihkan2 Bab 2 Dasar Pembohong!3 Bab 3 Pewaris Resmi4 Bab 4 Tekadnya Sudah Bulat5 Bab 5 Perjanjian Perceraian6 Bab 6 Penyesalan Terbesarku7 Bab 7 Pria Impoten8 Bab 8 Membangkitkan Rasa Penasarannya9 Bab 9 Serangan Balik10 Bab 10 Perusak Rumah Tangga11 Bab 11 Pewawancara yang Menyusahkan12 Bab 12 Awal yang Baru13 Bab 13 Tamparan Keras14 Bab 14 Penghinaan Terburuk15 Bab 15 Adu Mulut16 Bab 16 Mengetahui Kebenaran17 Bab 17 Pelecehan Seksual18 Bab 18 Kemunculan Mendadak19 Bab 19 Pertengkaran Mantan Pasangan20 Bab 20 Konfrontasi Tak Terduga21 Bab 21 Penolong Rahasia22 Bab 22 Rekan Kerja yang Suka Memerintah23 Bab 23 Yang Terpilih24 Bab 24 Direktur Baru25 Bab 25 Pasangan Loraine26 Bab 26 Akting yang Meyakinkan27 Bab 27 Penghinaan Terbesar28 Bab 28 Aksi Lain29 Bab 29 Bukti yang Memberatkan30 Bab 30 Kompetisi31 Bab 31 Motivasi32 Bab 32 Kurasa Tidak33 Bab 33 Diusir34 Bab 34 Pemenang Proyek35 Bab 35 Bersantai di Bar36 Bab 36 Argumen37 Bab 37 Taruhan38 Bab 38 Balap Mobil39 Bab 39 Menang40 Bab 40 Tebakan Laura41 Bab 41 Surat Pengacara42 Bab 42 Kebenaran43 Bab 43 Pernyataan44 Bab 44 Kejadian Tak Terduga45 Bab 45 Menandatangani Kontrak46 Bab 46 Membuat Masalah47 Bab 47 Usir Dia48 Bab 48 Permintaan Maaf49 Bab 49 Mempersulit50 Bab 50 Merevisi Rancangan51 Bab 51 Mengungkapkan Kebenaran di Depan Umum52 Bab 52 Perbuatan Baik yang Gagal53 Bab 53 Mengapa Marco Melakukan Itu 54 Bab 54 Insinyur Wanita55 Bab 55 Masalah Baru56 Bab 56 Ini Belum Berakhir57 Bab 57 Harapan Keluarga Powell58 Bab 58 Menegakkan Keadilan untuk Putraku59 Bab 59 Meminjam Uang60 Bab 60 Pertemuan yang Tak Terduga61 Bab 61 Sugar Daddy62 Bab 62 Trik Kotor63 Bab 63 Kecemburuan yang Tak Berdasar64 Bab 64 Memberinya Pelajaran65 Bab 65 Mabuk66 Bab 66 Skandal67 Bab 67 Serangan Balik68 Bab 68 Penyebar Rumor yang Cemburu69 Bab 69 Menegurnya70 Bab 70 Rencana Keely71 Bab 71 Apa yang Kulakukan 72 Bab 72 Salah Sasaran73 Bab 73 Bolehkah Aku Berdansa Denganmu 74 Bab 74 Biarkan Aku Membantumu75 Bab 75 Suami yang Tidak Kompeten76 Bab 76 Upaya yang Sia-sia77 Bab 77 Ratu Amal78 Bab 78 Lelang Amal79 Bab 79 Penawaran yang Konyol80 Bab 80 Wanita Pendendam81 Bab 81 Saingan di Pelelangan82 Bab 82 Lukisan Palsu83 Bab 83 Imitasi yang Lebih Mahal84 Bab 84 Donatur Lukisan85 Bab 85 Sikap Kekanak-kanakan86 Bab 86 Musuh Ditakdirkan untuk Bertemu87 Bab 87 Apa Dia Peduli Pada Loraine 88 Bab 88 Aku Akan Menyingkirkan Dia Untukmu89 Bab 89 Melukai Diri Sendiri90 Bab 90 Kebohongan Keely91 Bab 91 Tunangan92 Bab 92 Penipu93 Bab 93 Ambisi Florence94 Bab 94 Kedatangan Liza95 Bab 95 Satu Set Hadiah Lainnya96 Bab 96 Hadiah dari Wesley97 Bab 97 Aib Loraine98 Bab 98 Pelajaran untuk Bersikap Romantis99 Bab 99 Cinta Segitiga100 Bab 100 Demonstrasi