Luka Semesta
ama bertahun-tahun, bagaimana pedihnya menanggung beban, meratapi kesakitan seolah dunia tak memberi celah untuk bersandar. Belum lagi, vonis dokter tentang kondisi Ga
uk
tap...
aa
aa
a kacau. semua strateginya hilang, slideshow dari
un la
mengalun indah dari dua anak laki-laki berumur 7 tahun. Ditemani kicauan burung
i dari F" pinta sang adik yang memegang b
ke
Marcel-Bu Manda mendengarkan dengan seksama, permainan kedua putra kecilnya mampu menyayat perasaan, nada-nad
ka..." Lirih Bu Manda, Pak Marcel mengh
api mau bagaimana lagi, ini juga demi k
bareng aja, Pa...? Biar
ipula mama harus fokus sama Gabriel. Sudahlah, biar
i, P
arcel dan Bu Manda menoleh kearah putranya dengan wajah sendu.
agi dadanya. Tapi Papa sama Iyo nggak bisa ikut, kakak mau kan?" Jelas Bu Manda pel
pan kita p
k say
a, boleh nggak kalo cincin di tangan mama sama papa buat iyel?" Lanjutnya
lalu menyerahkanya pada Gabriel tanpa bertanya lebih la
Iyel bilang sendiri sama Iyo ya Ma, boleh kan?" lanjutnya, keduanya m
ek
Minumnya dirumah Pia ya?" gerutu Rio
yel abis bicara s
? Kok Iyo n
yel mau
, Iyo ikut ah, pasti pulangn
Iyo dirumah aja" j
mbek, bibirnya man
again Papa sama Via
Papa, Apin, Pia sama Caka" pasrah Rio,
kalau Iyel pulang Iy
o menjulurkan kelingkingya, gabriel
incin yang dimintanya tadi, mengambil 2 buah kalung di laci meja dan menjadikan
..." pesan gabriel, Rio menganggukkan kepalany
-�
Papa, Mama sayang sama Iyo..." Bu Manda memel
n nangis dong... Iy
a nangis kok sayang, Iyo baik-baik yaa sama p
ti Iyel bawain mainan baru, hiks..
akal bilangin Iyo yaa... bial Iyo omelin"
n kemu
inta Rio pada Pak Marcel, ayahnya. ini bukan pertama kalinya rio meminta hal
yaa, Papa pulang lagi ke indonesia..."
ama Iyel tiap hari dong, asyiiiik... Asyyikkkk"
-�
ng ayah selama perjalanan men
yel. Papa temenin kita, yaa? Teyus abis itu mak
agi, senyum bahagia tak beranjak sedikitpun dari wajah tampannya. Baginya, segala sesuatu yang berhubungan denga
yang diyakininya sebagai rumah baru sang kakak. Ramai sekali disana, Rio tersenyum cerah. "Kayaknya Iyel lag
uk disalah satu kursi kecil. Dia tersenyum lebar hendak mendekati sosok itu, namun baru beberapa langkah dia dikejut
g.
ing bermanja. Bahkan dari sudut ini, dia bisa melihat gabr
g bisa menggantikannya di dunia ini. Tapi, apa yang dilihatnya saat ini membuat semuanya terasa berbeda, semuanya berubah. Gabrielnya sudah berubah. Rio marah, dia kecewa. Baru saja dia akan berbalik keluar ke
uuee
uuee
uuee
mah itu, menubruk keras tubuh pak Marcel
uuee
u pulang aja, pa! Rio ngga mau d
unya dengan tangis yang belum juga mau berhenti. Pak Marcel menggendong Rio mening
ak
di..." omel Alvin mengelus kepalanya yang sedikit sakit, anda
lakang, melanjutkan perma
h dari jangkaunya itu. "Kalau punya temen tuh dimanfaatin, nggak peka banget sih liat g
nya nyiksa diri lo kayak gini, Yo..." lirih Alvin berusaha
i setiap inci rasa sakit yang menusuk dadanya tanpa sanggup merintih sedikitpun. Dia merasa hancur, tidak berguna, hing
apa tentang laki-laki itu, laki-laki yang pernah menjadi salah satu bagian terindah dalam hidupnya, laki-laki yang p
tahu apa yang mengganggu fikiran sahabatnya sejak Cakka
o.
jangan kayak
nya lebar-lebar, dia butuh Alvin
ul Rio, bisa dirasa tubuh sa
ngan buat gue takut dengan sikap lo yang sok kuat kaya tadi.
ntang dia..." lirihnya dengan nafas senin kamis saking sesaknya, seluruh tubuhnya t
kin kok kalo kenyataannya n
kuat lagi, Vin.. " serah Rio, per
rampas paksa
orang yang sakit Iyel kok, kenapa Lo ya
ing
t keadaan tidak beru
emang pelukan gue seenak itu
p he
enak saat merasa rangkulan
erlahan, yakin dugaannya benar saat t
*
B