Merebut Istri Yang Kau Sakiti
kecup santun. "Saya sudah menggoreng telur dan membuat sayur sop," jawab Naila seiring menatap takut ke arah Daffa karena
masakannya sangat enak dan beragam!" protes Daffa seir
sak banyak. Maaf," aku Naila
mudian memandangi Naila dari bawah hingga ke atas, "layani say
elai benang pun. Debaran jantungnya tidak karuan, kemudian pakaiannya juga s
n. Daffa sangat agresif di usia produktifnya ini karena memang di usia ini sulit
aila selalu merasa tersiksa akibat gerakan kasar Daffa. Naila mendesah,
cairan kehidupan itu dibuang begitu saja. Hanya seperti ini hubungan antar
adu pada orangtua kamu kalau kamu tidak mau lukanya tambah parah!" ancama
la beserta rasa
aring lemas di atas ranjang, sedan
ni hanya merintih seiring berusaha menyelimuti tubuhn
dengan kawan-kawannya. Maka, Naila selalu sendiri seiring men
s cantik nan mungil ini tidak pernah mengunjungi orangtua maupun mertuanya karena lebih banyak meng
*
ni lebih baik tidak usah
a, lebih baik kamu ist
alu sakit, saya tidak mau ketinggalan
i, jangan ditutup-tutupi. Makannya kamu b
kan keadaannya baik-baik saja walau hanya ke
tiga gadis ini satu angkatan dan satu jurusan dengan Naila. Maka, mereka menjalin
a kakak?"
ama nenek dan sekolah di sana, tapi sekarang kakak saya
kakak kamu di m
ena tante gagal membangunkannya. Wkwk,"
asti enak punya k
Siapapun yang mengganggu maka kakak yang siap j
u tinggal lama di luar
tapi sekarang tinggal di rumah tante. Entahlah kakak saya memang aneh, dia itu hid
as, menunggu dosen. Ciara melanjutkan ceritanya, "Oh iya, rumah tante saya di daerah rumah
dang saya juga beli roti di Tante Rumi karena ro
te Rumi ma the be
ang kemarin menanyakan alamat
a tiang l
n ada pemuda yang menanyakan alamat rumah Ta
atanya memesona dengan tulang al
-ciri seperti itu pada Naila. Mana mungkin Naila mem
dah memiliki suami, tetapi hati laki-laki itu tidak menyisakan ruang untuknya, pun hati dirinya sendiri
empat gadis ini berakhir digantikan
tidak asing di celana dalamnya. Namun, karena langkahnya terlalu lamban akibat rasa sak
Naila. "Saya tahu kamu butuh," kekeh Ra
mandangi laki-laki ramah
an hangat Raihan, "oh iya, kamu ada te
tai senyuman kecil karena malu, periode haidnya ketahuan oleh seorang laki-laki dan mungkin d
perempuan dan saya tahu kalian butuh ...." Raihan mengecilkan suaran
akin bertambah. "Tid
gu di sini!" Raihan segera berlari seb
mbung
n lain sebagainya, tapi semoga
at. Mohon dimengerti ya penulis juga manusia. Tapi di balik kekurangan tulisan
hang