Merebut Istri Yang Kau Sakiti
llah banyak yang menolong," jelas Na
ikit membentak, "siapa laki-laki yang ant
la karena mungkin Raihan
erkerut. "Si
ret." Naila sengaja tidak mengatakan Raihan tetangga
.. tu
la tidak keberatan sama sekali dengan si
memutuskan membolos di jam berikutnya untuk mencari or
a yang cantik, tapi ... memang sangat disayangkan mengapa harus menikah dengan Daffa." Raihan duduk d
endengar kabarnya dari para pemuda, tidak melihat secara
mbentuk senyuman kagum, tapi kemudian segera menyadarkan diri. "Astagfirulahalladzim, apa yang s
n. "Kak, antar Ciara ke rumah Nail
. Terus, teman
pergi. Mereka mau pesan
ngabulkan permintaan adiknya. Jadi
yang satu angkatan dengan Naila dibantu beberapa kawannya, tapi tidak ada seorangpun yang melihat istrinya h
an di kampus ini. Daffa mampu berkawan dengan siapa saja, temannya sangat
h Naila. Tidak sampai satu jam, ketiga kawan cantik si gadis sudah memelukny
?" Alia bertanya deng
ngan," kekeh Naila seiring menunjukan bagian y
an rasa sakit Sebenarnya itu tidak bai
percaya dong ...." Wajah menggemaskan dipasang, "y
setelah biasanya sangat sunyi. "Su
mungkin langsung ke perusahaan," jelas Nail
Nai, biar saya yang ambil. Di ma
isa begitu,"
ia yang juga sia
a sudah deh, saya a
. Biar kita yang siap
alian bantu Naila, saya akan d
iara tinggal di ruang tamu bersama Raihan. Laki-
, ke
a, datang ke rumah seorang
kita. Jangan lebay deh!" Ciara tid
ersama Fani dan Alia yang masing-masing memb
t gadis ini berbicara hangat seiring tertawa anggun, seda
n Daffa yang baru saja menepikan motornya di ha
udian menjawab pertanyaan Daffa,
baru di sini kan!" Ingatan Daffa sangat pekat kala be
wab singk
mah saya dan istri saya!" Volume suara Daffa mulai ti
angat Naila kemudian mengecup pungg
ila bersamaan dengan arah tatapa
Rumi," jawab Naila
dis baru saja menyusul keluar, hingga tatapan Daffa mampu dikontrol perla
ehadiran Daffa, "Nai, kita pulang dulu. L
ih ya, sudah menjenguk.
la sebagai tanda perpisahan, kemudian berpamitan pada Daff
a memerhatikan gerakan aneh len
tan benda tajam
melihat bukti dari cerita istrinya. "Jadi kamu
uk pelan bersa
ang tadi?" s
era bergeming selama be
nya akan mencari tahu sendiri. "Layani say
masih men
us sih, kamu sengaj
santun Naila walau ras
na kecurigaannya terhadap laki-laki tadi semakin
untuk menanyakan identit
n Naila. Masa kamu tidak tahu," jelas salah seorang p
a ke apotik, terus pulang kuliah sengaja ma
i, Raihan menj
mbung