Godaan Cinta Sejati
Penulis:GED WHITEHEAD
GenreRomantis
Godaan Cinta Sejati
Rasa sakit yang tajam menjalar dari leher Yulia ke punggungnya saat cengkeraman tangan Billy semakin mengerat. Keputusasaan karena tidak bisa bernapas mengambil alih dirinya ketika kenangan selama dia hidup mulai melintas di depan matanya. Dia berjuang dengan sekuat tenaga dan akhirnya melepaskan diri dari pria itu diikuti dengan erangan teredam.
Sambil memegang lehernya, Yulia mundur beberapa langkah dan terengah-engah saat dia menatap Billy dengan ngeri.
Ada ekspresi datar di wajah Billy, seolah dia tidak terpengaruh dengan semua ini. Tatapan matanya tiba-tiba turun ke perut Yulia, menyebabkan ekspresinya menjadi dingin. Tidak ada apa-apa selain kekejaman yang bersinar di kedua matanya yang gelap sekarang.
"Sebaiknya kamu berdoa bahwa kamu tidak benar-benar hamil. Kalau tidak, aku akan menyingkirkannya dengan cara yang paling kejam."
Yulia memegangi perutnya dengan tangan satunya, lalu dengan penuh rasa takut mengalihkan pandangannya. Rasa sakit yang mencekat di tenggorokannya menyebabkan dia terbatuk keras. Dia bisa merasakan di tulangnya bahwa Billy benar-benar ingin membunuhnya.
Baru sekarang dia menyadari bahwa apa yang dikatakan Krisna tentang kakak tirinya itu benar. Billy adalah orang yang sangat kejam!
Yang terbaik sekarang adalah menjelaskan semuanya pada pria itu. Namun, Yulia tidak memiliki keberanian untuk melakukannya.
Dia beralasan bahwa suaminya yang pemarah ini tidak akan memercayainya bahkan jika dia mengatakan kepadanya bahwa dia telah berpisah dengan Krisna dan berubah pikiran terhadap rencana yang dimiliki pria itu.
Billy terus melemparkan tatapan tajam padanya. Tak lama, kesabarannya habis. "Enyahlah dari sini. Dan jangan pernah berani untuk muncul di hadapanku lagi!"
Setelah mendengar ini, Yulia langsung melarikan diri dari sana. Begitu dia membuka pintu ruangan itu, dia menabrak seorang pria berjas. Pria itu menatapnya disertai dengan senyum hangat di wajahnya yang tampan.
Tidak ingin tinggal di sana lebih lama lagi, Yulia mengalihkan pandangannya, meminta maaf, dan kemudian berlari keluar.
Rudi Purnomo masuk ke ruangan dan menemukan Billy sedang menatap ke arah pintu. Sebagai pria yang cerdas, Rudi bisa langsung memperkirakan bahwa wanita yang kabur adalah istri baru bosnya.
Meskipun dia sedikit penasaran, dia tidak berani menanyakan perihal itu pada Billy. Dia hanya menyapa bosnya dan menjatuhkan laporan pemeriksaan kesehatan di meja samping tempat tidur.
"Dokter bilang tubuh Anda baik-baik saja. Dia mengatakan bahwa Anda akan pulih sepenuhnya setelah melakukan beberapa olahraga pemulihan." Rudi menggaruk bagian belakang kepalanya dan menambahkan dengan ragu-ragu, "Sekarang dokter berbohong bahwa Anda tidak sehat, saya pikir anggota keluarga Anda akan menganggapnya sebagai kesempatan untuk menyakiti Anda. Bagaimana Anda berniat menangani itu, Tuan?"
Bibir Billy menyeringai saat dia menatap asistennya. "Tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. Akan terasa menyenangkan melihat semua mangsaku jatuh ke dalam perangkapku."
Rudi mendorong kacamatanya ke atas pangkal hidungnya dan berkata tanpa pikir panjang, "Apakah Nona Pujiono juga salah satu mangsa Anda?"
"Jangan bertanya terlalu banyak, Rudi. Urus saja urusanmu sendiri!" Billy langsung memarahinya.
Otot-otot Rudi seketika menegang. Dia menundukkan kepalanya penuh penyesalan.
"Pokoknya, cari tahu mengenai Yulia. Aku ingin mengetahui segalanya tentang dia!" perintah Billy dengan dingin.
Rudi mengangguk. "Baik, Tuan."
...
Yulia pergi mencari pengurus rumah tangga, Bibi Lina, dan meminta agar menyiapkan kamar lain untuknya.
Bibi Lina adalah wanita paruh baya yang gemuk dan ramah. Dia menggenggam salah satu tangan Yulia dan berkata dengan nada menghibur, "Saya mengerti bahwa Anda akan kesulitan untuk membiasakan diri sebagai istri Tuan Billy. Tapi saya ingin Anda bersabar. Dia baru saja sadarkan diri. Berikan dia waktu. Tidak akan membutuhkan waktu lama sampai dia akan menyukaimu."
Yulia tidak percaya bahwa Billy akan menyukainya. Dia nyaris tidak berhasil kabur dari kematian hari ini, jadi dia memutuskan untuk menjauh darinya. Dia bersikeras untuk bisa mendapatkan kamar tidurnya sendiri.
Setelah kamar disiapkan untuknya, Yulia bersiap untuk pergi beristirahat. Dia berbaring di tempat tidur, tapi dia sama sekali tidak bisa tertidur. Dia menatap langit-langit kamar yang berwarna putih dan merenungkan tentang masa depan yang menantinya.
Rencana awalnya adalah dia menjadi janda Billy karena konon pria itu sudah berada di ambang kematian.
Tidak pernah terlintas dalam benaknya bahwa secara tiba-tiba pria itu akan bangun dan bersikeras untuk menceraikannya.
Pikiran bahwa tidak lama lagi dia akan ditendang keluar dari sini membuat Yulia sangat tertekan. Untuk mengalihkan pikirannya, dia memutuskan untuk menjelajahi internet. Akan tetapi, berita pertama yang dilihatnya sangat mengejutkannya. Itu adalah pemberitahuan untuk lelang terbaru di Jagapura. Salah satu barang yang akan dilelang di sana adalah kalung milik mendiang ibunya!