Omongan tajam itu seketika membungkam ocehan Krisna dalam waktu singkat.

Yulia menatap Billy dengan mata terbelalak.

Terasa begitu mengejutkan bahwa pria itu tidak hanya memujinya, tetapi juga tahu banyak tentang masa lalunya. Seolah-olah dia telah membaca resume-nya.

Meskipun Yulia merasa aneh Billy mengetahui hal-hal itu, dia senang karena pria itu merasa dia mampu mengemban tugas itu.

Wajah Krisna memerah karena malu. Begitu dia bisa kembali berbicara, dia berargumen, "Siapa yang tahu berapa banyak uang yang dia keluarkan untuk mendapatkan pencapaian itu? Jika dia sebaik yang kamu nyatakan, mengapa dia tidak bisa mendapatkan ijazah sarjananya? Ditambah lagi, mengapa tidak ada perusahaan yang mempekerjakannya sejak dia lulus dari sekolah?"

Kata-kata itu menembus hati Yulia, membuat tubuhnya gemetar karena marah.