icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 7
Tiga Lawan Satu
Jumlah Kata:1085    |    Dirilis Pada: 21/03/2023

Baru saja Yulia hendak berbicara singkat dengan Krisna ketika Triana tiba di pintu.

"Yuli, kamu kembali! Kamu akan basah kuyup di tengah hujan. Ayo masuk!" Triana menggenggam tangan Yulia dan mengantarnya ke ruang tamu dengan hangat. Dia bersikap seperti seorang ibu yang penuh kasih dan baru melihat putrinya yang tersayang setelah sekian lama.

Yulia langsung siap siaga. Biasanya Triana tidak bersikap sebaik ini. Tampaknya dia sedang merencanakan sesuatu.

Saat Triana memberi isyarat pada Yulia untuk duduk di sofa, Vina keluar dari kamar tidurnya. Dia menyeringai, "Hei, Yulia! Kenapa kamu datang ke sini?"

Yulia mengerutkan kening dan melepaskan tangan Triana. "Aku datang—" Dia baru saja akan menjawab, tetapi Vina sudah memotongnya.

"Pertama-tama, izinkan aku memperkenalkan seseorang. Ini tunanganku, Krisna."

Vina bergandengan tangan dengan Krisna sambil tersenyum penuh kemenangan.

Wajar saja jika Vina bersikap seperti ini sekarang. Sejak mereka masih kecil, dia suka merebut barang-barang Yulia dan dia bahkan berani memamerkannya.

Yulia sudah mengetahui pengkhianatan itu, jadi ucapan Vina tidak menyakitinya seperti sebelumnya. Sebaliknya, dia menganggap adik tirinya itu jahat dan bodoh. Baginya, sekarang Krisna seperti sampah. Dia tidak menginginkan pria itu, jadi menurutnya lucu jika Vina membual tentang Krisna sekarang.

"Kami akan segera menikah. Ayah Krisna sudah memikirkan tanggal pernikahan yang bagus. Kamu harus hadir." Vina menutup mulutnya dan tersenyum, berpura-pura malu.

Aktingnya membuat perut Yulia sakit.

"Omong-omong, di mana Billy? Kenapa dia tidak ikut denganmu? Apa dia sibuk?" tanya Vina sambil melihat ke pintu. Meskipun dia berusaha terdengar peduli, raut wajahnya yang sombong menunjukkan isi hatinya yang sebenarnya.

Saat ini, Krisna duduk di sofa dan menyilangkan kakinya dengan anggun. Lalu, dia berkata, "Jangan pamer begitu, Sayang. Kamu tahu sendiri, kakakku membenci kakakmu. Begitu dia tersadar, dia meminta cerai. Ckck!"

Krisna menyimpan dendam terhadap Yulia sejak dia menghancurkan rencana awal mereka.

Jadi, dia menggunakan kesempatan ini untuk mengejeknya di depan kerabatnya.

Setiap kata yang keluar dari mulut Krisna terdengar pahit. "Kakakku selalu pilih-pilih wanita. Dia menyukai wanita yang cantik dan seksi. Begitu sadar dan menyadari dia telah menikah dengan Yulia, sontak dia sangat marah! Dia hampir kehilangan kesadarannya lagi ketika dia melihat Yulia. Ya ampun! Aku hanya bisa membayangkan bagaimana perasaan kakakku."

Ucapan Krisna tersebut membuat Triana gembira. Dia menggenggam tangannya dan mencibir, "Yulia, kamu seharusnya mendengarkanku ketika aku menyuruhmu menikah dengan Toni Hartanto. Meskipun Toni sudah berusia lebih dari lima puluh tahun, dia dikenal sebagai pria yang baik hati. Dia akan merawatmu dengan baik. Lihat apa yang sudah kamu derita sekarang."

Yulia menjawab dengan sinis, "Yang benar saja! Aku mendengar bahwa dia sangat baik sehingga mantan istrinya loncat dari suatu gedung. Karena aku melewatkan pria yang baik itu, bagaimana kalau kamu menikahkan Vina dengannya saja? Akan menyenangkan untuk memiliki menantu sepertinya, bukan begitu?"

"Ah, mantan istrinya terlalu lemah. Wajar jika seorang pria yang sudah menikah berselingkuh. Bukan salah Toni jika mantan istrinya bunuh diri. Kabarnya, Toni sangat menyukaimu. Jika kamu menikah dengannya, dia siap memberikanmu kehidupan yang selalu kamu impikan. Tapi, menurutku itu tidak mungkin karena seorang janda biasanya hanya punya pilihan rendah seperti menjadi wanita simpanan," ucap Triana dengan nada sok bersimpati.

"Memangnya kenapa kalau menjadi seorang wanita simpanan?" tanya Yulia dengan nada heran yang berlebihan. "Lagi pula, Vina tampaknya senang menjadi wanita simpanan."

"Apa!" Wajah Triana dan Vina langsung berubah muram ketika mendengar kata-kata Yulia.

"Jaga mulutmu, Yulia! Kamu tidak berhak untuk membicarakanku. Kamu akan segera menjadi janda. Aku ini jauh lebih baik darimu!" bentak Vina dengan marah.

Yulia merasa lebih baik sekarang karena adik tirinya itu tidak lagi berpura-pura baik. Vina hanya memarahinya karena Krisna ada di sini. Jika tidak, dia tentu sudah akan menerkamnya dan berkelahi seperti wanita tak berpendidikan.

"Pokoknya, kita lihat saja nanti." Yulia mengakhiri topik pembicaraan itu karena tidak ingin membuang waktu lagi. Dia langsung ke intinya dan berkata, "Aku datang ke sini untuk mengambil barang-barang ibuku. Aku akan pergi begitu mereka diserahkan padaku."

Benar saja, Triana mulai berpura-pura bodoh. "Barang apa? Bukannya kamu sudah mengambil semua barangmu dan milik ibumu?"

"Ah, berhenti berpura-pura! Aku melihat kalung ibuku di berita lelang terbaru. Kamu menjualnya, bukan? Aku bisa melupakan ini selama kalian menyerahkan seluruh barang-barang lainnya. Cepatlah!" Yulia muak melihat sifat munafik ibu tirinya. Ketika dia melihat Triana masih tidak bergerak, dia mulai berjalan ke kamar tidur utama, berniat untuk menggeledahnya.

Triana bergegas mendekat dan menghalangi jalannya, sambil menatap tajam ke arahnya. "Ayahmu terlilit utang sebelum meninggal. Aku menjual beberapa barang untuk melunasi sebagian utangnya. Sekarang setelah kamu menikah dengan Keluarga Jayendra, bukannya kamu seharusnya membantu kami melunaskan sisa utang ayahmu?"

Yulia tidak memercayai sepatah kata pun yang keluar dari mulut Triana. Hanya dengan melihat pakaian dan perhiasan mahal yang dikenakan ibu tirinya itu, dia tahu bahwa itu semua bualan belaka. Selain itu, jika ayahnya benar-benar memiliki utang yang sangat besar, ibu dan adik tirinya itu pasti sudah lama melarikan diri. Mereka tidak akan pernah tinggal di sini untuk melunasi utang tersebut. Keduanya tidak pernah ingin menghabiskan sedetik pun dengan menderita atau membagikan uang.

Satu-satunya hal yang ada di pikiran Yulia saat ini adalah mengambil kembali barang-barang mendiang ibunya. Dia mendorong Triana dan berjalan menuju tangga.

Triana meraih tangannya dan menariknya kembali. "Kamu ini kenapa? Aku sudah menjual semuanya. Kamu tidak bisa menemukannya di sini!"

Yulia belum pernah melihat orang yang tidak tahu malu seperti Triana.

"Apa maksudmu kamu sudah menjual semuanya? Anting-anting yang kamu pakai sekarang adalah milik ibuku!" Yulia mencibir.

Triana ketakutan dan segera menutup telinganya. Akan tetapi, dia segera menurunkan tangannya lagi dengan marah. "Terus kenapa? Aku sudah membesarkanmu selama bertahun-tahun. Aku pantas mendapatkannya sebagai pembayaran. Tahu, tidak? Aku tidak akan membiarkanmu mengambil anting-anting ini begitu saja. Kamu hanya dapat memilikinya jika ibumu hidup kembali dan memintanya!"

"Hei! Jangan sebut ibuku dengan mulut kotormu!" Yulia naik pitam. Detik berikutnya, dia sudah melepas anting di telinga kanan Triana.

"Aduh!" Triana menjerit kesakitan. Langsung saja darah merembes keluar dari telinganya. Dia memegang telinga kanannya dan mengutuk, "Dasar pelacur, berani-beraninya kamu!"

Vina bergegas datang untuk menampar Yulia, tetapi Yulia menangkap tangannya dengan sigap.

Krisna hanya menonton seluruh drama itu dengan santai. Dia tertegun saat mengamati kejadian ini. Dia terkejut bahwa Yulia yang lemah dapat membela dirinya sendiri melawan kedua wanita ini.

Krisna tidak bisa hanya duduk diam, jadi dia berjalan ke arah mereka. Dia bertindak seolah-olah dia akan menghentikan perkelahian ini. Sebaliknya, dia datang untuk membantu Vina dan Triana menghajar Yulia.

Dalam waktu singkat, Yulia sudah dikepung. Vina duduk di atas tubuhnya sementara dia terbaring tak berdaya di lantai.

Vina mencengkeram rambut Yulia dan mengangkat tangannya yang bebas tinggi-tinggi. Saat itu, terdengar suara dingin seorang pria di ruang tamu.

"Hei! Ada apa ini? Apa yang kalian lakukan pada istriku?"

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pengkhianatan2 Bab 2 Prosedur Inseminasi Buatan3 Bab 3 Pertemuan Pertama4 Bab 4 Dicekik5 Bab 5 Suami yang Jahat6 Bab 6 Meminta Pertolongan7 Bab 7 Tiga Lawan Satu8 Bab 8 Perlindungan yang Tak Terduga9 Bab 9 Kepentingan Egoisnya Sendiri10 Bab 10 Permohonan yang Menggoda11 Bab 11 Tamparan Peringatan12 Bab 12 Foto Lama yang Dicintai13 Bab 13 Mencari Pekerjaan14 Bab 14 Undangan Wawancara15 Bab 15 Bertanggung Jawab16 Bab 16 Bos Pengangguran17 Bab 17 Pencarian yang Intensif18 Bab 18 Perubahan Wewenang19 Bab 19 Pertengkaran yang Diharapkan20 Bab 20 Taruhan21 Bab 21 Tantangan Diterima22 Bab 22 Hal yang Mengejutkan23 Bab 23 Hari Pertama yang Amat Sibuk24 Bab 24 Membela Suaminya25 Bab 25 Merayu26 Bab 26 Suami yang Terangsang27 Bab 27 Terhalang Bahasa28 Bab 28 Sebuah Kesalahpahaman Besar29 Bab 29 Bantuan di Menit Terakhir30 Bab 30 Rencana Licik Citra31 Bab 31 Artis Pop yang Gagal32 Bab 32 Kisah Sebenarnya33 Bab 33 Ciuman Canggung34 Bab 34 Kecelakaan Mobil35 Bab 35 Billy yang Baik Hati36 Bab 36 Seorang Gadis Aneh37 Bab 37 Anak yang Menghilang38 Bab 38 Tidur Bersama39 Bab 39 Tertidur di Kamar Billy40 Bab 40 Undangan Masuk41 Bab 41 Model Luar Biasa42 Bab 42 Penampilan yang Bagus43 Bab 43 Pelecehan Seksual44 Bab 44 Kepanikan di Kamar Mandi Wanita45 Bab 45 Perjumpaan Tak Terduga46 Bab 46 Rekaman Kamera Pengawasan47 Bab 47 Luka di Tangan Kirinya48 Bab 48 Terpancing49 Bab 49 Jurus Rayuan50 Bab 50 Dibius51 Bab 51 Pria Mesum52 Bab 52 Memuaskan Gairah53 Bab 53 Opini Publik yang Terbagi54 Bab 54 Dia Itu Aneh55 Bab 55 Meminta Berdamai56 Bab 56 Langkah Cerdas57 Bab 57 Hadiah Berdarah58 Bab 58 Pembalasan yang Berbahaya59 Bab 59 Hari Valentine60 Bab 60 Pasangan Tidak Tahu Malu61 Bab 61 Dikeluarkan dari Grup Jayendra62 Bab 62 Penyesalan63 Bab 63 Ciuman Paksa64 Bab 64 Dirampok dalam Keadaan Mabuk65 Bab 65 Melakukannya Sendiri66 Bab 66 Rintangan Baru67 Bab 67 Pencuri Kontrak68 Bab 68 Dibuang oleh Sugar Mommy69 Bab 69 Bukan Lagi Orang yang Terkenal70 Bab 70 Menandatangani Kontrak71 Bab 71 Bantuan yang Ditutup-tutupi72 Bab 72 Inseminasi yang Gagal73 Bab 73 Menyebabkan Masalah74 Bab 74 Foto-foto Tidak Senonoh75 Bab 75 Asam Sulfat76 Bab 76 Sensasi Menakutkan di Larut Malam77 Bab 77 Alarm Palsu78 Bab 78 Alasan Jelas79 Bab 79 Kehamilan80 Bab 80 Menghina Mereka dengan Uang81 Bab 81 Bukti yang Kuat82 Bab 82 Tuan R yang Misterius83 Bab 83 Pertemuan84 Bab 84 Berdandan85 Bab 85 Menyukai Wanita yang Sudah Menikah86 Bab 86 Permintaan Kasar87 Bab 87 Alat Pengejut Listrik88 Bab 88 Ketakutan dalam Kegelapan89 Bab 89 Ciuman Bergairah90 Bab 90 Dasar Pengecut91 Bab 91 Gosip Tak Berdasar92 Bab 92 Tidak Disukai93 Bab 93 Debut94 Bab 94 Akapela95 Bab 95 Pemenang96 Bab 96 Memblokirnya97 Bab 97 Suami dan Istri Palsu98 Bab 98 Pertempuran Daring99 Bab 99 Tren100 Bab 100 Mereka Sudah Kelewatan