icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 3
Pertemuan Pertama
Jumlah Kata:888    |    Dirilis Pada: 21/03/2023

Apa! Billy telah sadarkan diri!

Yulia dan Krisna yang tidak siap mendengar kabar ini pun terkejut.

Begitu Krisna pulih dari keterkejutannya, wajahnya menjadi suram. Dia mengencangkan cengkeramannya di lengan Yulia dan memarahinya, "Kamu berbohong padaku, 'kan? Apa yang sempat aku lihat semalam bukanlah ilusi. Billy benar-benar sadar dari komanya semalam, 'kan? Oh, aku mengerti situasinya sekarang. Itulah mengapa kamu tiba-tiba menentangku!"

Karena Krisna sudah mengambil kesimpulan, Yulia tidak mau repot-repot menjelaskan. Dia melepaskan cengkeraman Krisna dan berjalan pergi bersama dengan pelayan itu.

Krisna benar-benar marah. Dia ingin memukul Yulia, tetapi dia tidak berani melakukannya. Terus berdiri di taman, dia memperhatikan sosok Yulia yang semakin menjauh sampai sepenuhnya menghilang dari pandangan. Lalu dia berbalik dan menendang pot bunga dengan marah.

Kediaman Keluarga Jayendra adalah sebuah manor yang memiliki beberapa bangunan berbeda yang dikelilingi oleh taman bunga dan pepohonan. Billy tinggal di sebuah rumah kecil terpisah dari rumah utama yang terletak di belakang taman. Tidak hanya udaranya yang segar di sini, tetapi area itu juga terang benderang dan sunyi. Ada banyak pohon bambu yang ditanam di sekitar rumah. Tempat sempurna bagi orang yang sakit untuk memulihkan diri.

Namun, Yulia tidak punya niat untuk mengagumi keindahan lingkungan sekarang. Pikirannya sedang dalam keadaan kacau.

Dia bertanya-tanya apakah Billy sudah sadarkan diri mulai tadi malam. Apakah pria itu telah mendengar percakapan antara dirinya dan Krisna?

Apa yang akan terjadi jika dia mendengarnya?

Jantung Yulia mulai berdebar kencang. Wajahnya berubah menjadi pucat saat beberapa macam pikiran melintas di benaknya.

Sepengetahuannya, Billy bukanlah malaikat. Dia telah diberi tahu bahwa Billy adalah pria kejam yang bahkan memiliki hubungan kuat dengan orang-orang dari dunia kriminal. Rumor yang beredar berkata bahwa orang yang menyinggung dia di masa lalu akan mendapat balasan yang cukup kejam. Apakah Billy akan melakukan hal yang sama padanya?

"Kita sudah sampai!" Suara pelayan membawa Yulia kembali ke dunia nyata.

Setelah mengambil napas dalam-dalam, dia mendorong pintu terbuka dan berjalan masuk. Dia baru saja masuk ke rumah ketika Sigit masuk dengan napas terengah-engah.

Yulia menganggukkan kepalanya dan menyapanya. Sigit memberinya anggukan singkat dan kemudian mereka bersama-sama memasuki kamar Billy.

Sekelompok dokter berdiri di samping tempat tidur. Mereka sedang memeriksa Billy.

Kini Billy sedang duduk dengan punggung menyandar pada kepala tempat tidur, matanya tanpa emosi dan wajahnya yang tampan sedingin salju musim dingin.

Ketika dia mendengar langkah kaki di pintu, dia menoleh untuk melihat siapa yang datang. Matanya yang tajam menyapu Yulia sekilas dan mendarat pada Sigit. "Siapa wanita ini?"

Itu merupakan sebuah pertanyaan sederhana. Akan tetapi, Yulia mendapati dirinya dalam keadaan terpojok.

Bagaimanapun, dia tidak tahu bagaimana berhadapan dengan pria itu sekarang, apalagi untuk memperkenalkan dirinya.

Billy bisa mengakhiri pernikahan mereka kapan saja.

Jika itu terjadi, rencananya untuk balas dendam akan hancur.

"Dia istrimu," ucap Sigit sebelum Yulia sempat memikirkan bagaimana memberi respons.

"Istriku? Kenapa aku tidak ingat pernah menikah dengan wanita mana pun?"

"Yah, aku sudah mengaturkan pernikahan untukmu. Acara pernikahan diselenggarakan kemarin. Semua orang sudah mengetahuinya."

Sigit terlihat cukup tenang seolah-olah dia sudah menebak bahwa putranya akan bangun.

Dokter utama sudah selesai memeriksa Billy saat ini. Namun karena situasi sekarang, dia berdiri canggung di sana bersama dengan para asistennya.

Sigit berdeham untuk membersihkan tenggorokannya, wajahnya tidak bisa ditebak. "Bagaimana keadaan putraku?"

Dokter utama menjawab, "Meskipun dia sadarkan diri, dia belum pulih sepenuhnya. Kedua kakinya masih dalam kondisi yang buruk. Maaf, tapi dia mungkin tidak akan pernah bisa berdiri atau berjalan lagi."

"Apakah kamu mencoba mengatakan bahwa Billy sekarang lumpuh?" tanya Sigit dengan tidak percaya.

Yulia mengerutkan kening saat melihat sedikit kelegaan di wajah Sigit.

"Sayangnya, ya, Tuan Jayendra." Dokter utama menghela napas dengan prihatin. "Tapi, serangkaian fisioterapi dapat membantu keadaannya."

"Jadi, begitu. Terima kasih atas bantuanmu. Kalian sudah bisa pergi sekarang."

Sigit melambaikan tangannya untuk menyuruh para dokter pergi dari sana. Begitu mereka pergi, dia menoleh ke Billy dan melontarkan senyum ramah yang jarang terlihat. "Nak, syukurlah kamu sudah sadar. Kamu sekarang perlu beristirahat dengan baik. Tidak perlu terlalu memikirkan apa yang dikatakan dokter. Aku akan mendapatkan fisioterapis terbaik untuk merawatmu. Serahkan saja itu semua padaku."

Setelah itu, dia memberi isyarat kepada Yulia untuk datang ke samping tempat tidur. "Ini istrimu, Yulia. Dia adalah putri dari Keluarga Pujiono. Mulai sekarang, dialah yang akan merawat dan menjagamu. Kamu berada di tangan yang baik."

"Aku tidak punya istri! Karena aku tidak pernah menyetujui pernikahan ini, jadi ini bukanlah pernikahan yang sah. Aku akan meminta pengacaraku untuk segera memulai prosedur perceraian sekarang juga!" Billy mengumumkan ini, suaranya yang dalam dipenuhi dengan penghinaan.

Wajah Sigit berkedut seolah sedang menahan amarahnya. "Kamu tidak boleh melakukan itu, Billy! Kamu tidak boleh bercerai."

Billy mencibir dengan jijik. "Apa yang membuat Ayah berpikir bahwa Ayah berhak mengambil keputusan untukku?"

Suasana di ruangan itu tiba-tiba menjadi tegang.

Saat itulah, Yulia sadar bahwa keduanya tidak berpandangan sama. Dia dengan canggung memainkan jari-jarinya, tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.

Sigit sangat marah hingga tubuhnya bergetar. Dia berteriak, "Kamu sudah menikah. Dan keputusan itu tidak akan bisa diubah! Spermamu sudah diinseminasi ke dalam rahim Yulia. Sekarang, dia pasti sudah mengandung anakmu. Aku tidak akan pernah menyetujui perceraianmu!"

"Apa! Ayah memasukkan spermaku ke wanita ini?" Untuk pertama kalinya, Billy mengamati Yulia dengan jeli. Matanya yang tajam mengamati wanita itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sudut bibirnya tiba-tiba terangkat karena rasa jijik yang dia rasakan.

Sambil menggertakkan giginya, dia bertanya dengan lugas, "Nona Pujiono, mana yang lebih kamu sukai untuk melakukan aborsi, operasi atau menggunakan obat?"

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Pengkhianatan2 Bab 2 Prosedur Inseminasi Buatan3 Bab 3 Pertemuan Pertama4 Bab 4 Dicekik5 Bab 5 Suami yang Jahat6 Bab 6 Meminta Pertolongan7 Bab 7 Tiga Lawan Satu8 Bab 8 Perlindungan yang Tak Terduga9 Bab 9 Kepentingan Egoisnya Sendiri10 Bab 10 Permohonan yang Menggoda11 Bab 11 Tamparan Peringatan12 Bab 12 Foto Lama yang Dicintai13 Bab 13 Mencari Pekerjaan14 Bab 14 Undangan Wawancara15 Bab 15 Bertanggung Jawab16 Bab 16 Bos Pengangguran17 Bab 17 Pencarian yang Intensif18 Bab 18 Perubahan Wewenang19 Bab 19 Pertengkaran yang Diharapkan20 Bab 20 Taruhan21 Bab 21 Tantangan Diterima22 Bab 22 Hal yang Mengejutkan23 Bab 23 Hari Pertama yang Amat Sibuk24 Bab 24 Membela Suaminya25 Bab 25 Merayu26 Bab 26 Suami yang Terangsang27 Bab 27 Terhalang Bahasa28 Bab 28 Sebuah Kesalahpahaman Besar29 Bab 29 Bantuan di Menit Terakhir30 Bab 30 Rencana Licik Citra31 Bab 31 Artis Pop yang Gagal32 Bab 32 Kisah Sebenarnya33 Bab 33 Ciuman Canggung34 Bab 34 Kecelakaan Mobil35 Bab 35 Billy yang Baik Hati36 Bab 36 Seorang Gadis Aneh37 Bab 37 Anak yang Menghilang38 Bab 38 Tidur Bersama39 Bab 39 Tertidur di Kamar Billy40 Bab 40 Undangan Masuk41 Bab 41 Model Luar Biasa42 Bab 42 Penampilan yang Bagus43 Bab 43 Pelecehan Seksual44 Bab 44 Kepanikan di Kamar Mandi Wanita45 Bab 45 Perjumpaan Tak Terduga46 Bab 46 Rekaman Kamera Pengawasan47 Bab 47 Luka di Tangan Kirinya48 Bab 48 Terpancing49 Bab 49 Jurus Rayuan50 Bab 50 Dibius51 Bab 51 Pria Mesum52 Bab 52 Memuaskan Gairah53 Bab 53 Opini Publik yang Terbagi54 Bab 54 Dia Itu Aneh55 Bab 55 Meminta Berdamai56 Bab 56 Langkah Cerdas57 Bab 57 Hadiah Berdarah58 Bab 58 Pembalasan yang Berbahaya59 Bab 59 Hari Valentine60 Bab 60 Pasangan Tidak Tahu Malu61 Bab 61 Dikeluarkan dari Grup Jayendra62 Bab 62 Penyesalan63 Bab 63 Ciuman Paksa64 Bab 64 Dirampok dalam Keadaan Mabuk65 Bab 65 Melakukannya Sendiri66 Bab 66 Rintangan Baru67 Bab 67 Pencuri Kontrak68 Bab 68 Dibuang oleh Sugar Mommy69 Bab 69 Bukan Lagi Orang yang Terkenal70 Bab 70 Menandatangani Kontrak71 Bab 71 Bantuan yang Ditutup-tutupi72 Bab 72 Inseminasi yang Gagal73 Bab 73 Menyebabkan Masalah74 Bab 74 Foto-foto Tidak Senonoh75 Bab 75 Asam Sulfat76 Bab 76 Sensasi Menakutkan di Larut Malam77 Bab 77 Alarm Palsu78 Bab 78 Alasan Jelas79 Bab 79 Kehamilan80 Bab 80 Menghina Mereka dengan Uang81 Bab 81 Bukti yang Kuat82 Bab 82 Tuan R yang Misterius83 Bab 83 Pertemuan84 Bab 84 Berdandan85 Bab 85 Menyukai Wanita yang Sudah Menikah86 Bab 86 Permintaan Kasar87 Bab 87 Alat Pengejut Listrik88 Bab 88 Ketakutan dalam Kegelapan89 Bab 89 Ciuman Bergairah90 Bab 90 Dasar Pengecut91 Bab 91 Gosip Tak Berdasar92 Bab 92 Tidak Disukai93 Bab 93 Debut94 Bab 94 Akapela95 Bab 95 Pemenang96 Bab 96 Memblokirnya97 Bab 97 Suami dan Istri Palsu98 Bab 98 Pertempuran Daring99 Bab 99 Tren100 Bab 100 Mereka Sudah Kelewatan