Godaan Cinta Sejati
telah sad
tidak siap mendengar k
dan memarahinya, "Kamu berbohong padaku, 'kan? Apa yang sempat aku lihat semalam bukanlah ilusi. Billy benar-benar
mau repot-repot menjelaskan. Dia melepaskan cengkerama
Terus berdiri di taman, dia memperhatikan sosok Yulia yang semakin menjauh sampai sepen
ggal di sebuah rumah kecil terpisah dari rumah utama yang terletak di belakang taman. Tidak hanya udaranya yang segar di sini, tetapi area itu ju
ngagumi keindahan lingkungan sekarang.
diri mulai tadi malam. Apakah pria itu telah
erjadi jika dia
ajahnya berubah menjadi pucat saat bebe
liki hubungan kuat dengan orang-orang dari dunia kriminal. Rumor yang beredar berkata bahwa orang yang menyingg
ra pelayan membawa Yulia
tu terbuka dan berjalan masuk. Dia baru saja masuk ke
Sigit memberinya anggukan singkat dan kemudi
i samping tempat tidur. Mer
pada kepala tempat tidur, matanya tanpa emosi dan
tuk melihat siapa yang datang. Matanya yang tajam menyapu
derhana. Akan tetapi, Yulia mendap
berhadapan dengan pria itu sekarang,
hiri pernikahan m
ncananya untuk balas
belum Yulia sempat memikirka
ak ingat pernah menikah
tukmu. Acara pernikahan diselenggarakan k
seolah-olah dia sudah meneba
ini. Namun karena situasi sekarang, dia berdiri
enggorokannya, wajahnya tidak bisa
h sepenuhnya. Kedua kakinya masih dalam kondisi yang buruk. Maaf,
bahwa Billy sekarang lumpuh?" ta
g saat melihat sedikit
menghela napas dengan prihatin. "Tapi, serang
h atas bantuanmu. Kalian s
enyum ramah yang jarang terlihat. "Nak, syukurlah kamu sudah sadar. Kamu sekarang perlu beristirahat dengan baik. Tidak perlu terla
idur. "Ini istrimu, Yulia. Dia adalah putri dari Keluarga Pujiono. Mulai sekar
ah pernikahan yang sah. Aku akan meminta pengacaraku untuk segera memulai prosedur percera
an amarahnya. "Kamu tidak boleh melakuka
ng membuat Ayah berpikir bahwa Ayah
an itu tiba-tiba
andangan sama. Dia dengan canggung memainkan jari-
utusan itu tidak akan bisa diubah! Spermamu sudah diinseminasi ke dalam rahim Yulia. Sek
i Yulia dengan jeli. Matanya yang tajam mengamati wanita itu dari ujung kepala sampa
ugas, "Nona Pujiono, mana yang lebih kamu sukai unt