Laksana Senja
membuat dua teh hangat. Utari yang s
u ba
"Baru selesai bere
enyeruput teh manis tenang. Senja menatap sekeliling. Utar
i Pa
angguk, "P
belah. Kata Papa, sebelah itu tet
engingat surat sang ayah. Senja menatap U
apa
eleng, "Ngg
d?
lwei
alisnya, tatapannya menggoda sang bunda. Utari
rumah. Kamu mandi juga." kata Utari ce
Utari sudah menginjak kepala 4, namun tingkah
lah itu mencuci gelasnya sendiri. Sedang teh ma
jidatnya pelan, "Gue belum cas hp." gumam Senj
Ia rindu Biru. Ia rindu mengganggu abangnya itu. Ia j
mengingat Aiden. Cogan yang bertemu dengannya. Senja berde
al
tok
en
a,
nda tunggu di bawah ya. Pakaian
seru
rapa menit kemudian aroma mawar dan strawber
make-up tipis dan lipbalm pada bibirnya. Senja memakai bando berwa
sambil mengusap bandul
ASTAGA, KAMU
ncredible." Senja buru-buru turun daripada
ndangan malas. Namun tak lama tersenyum, "Can
ngan kenarsisan Utari. Langit menggenggam tangan U
ah rumahnya ini. Senja menatap bl
segini blok rumah mas
senyum lebar melihat tamu spesialnya malam ini. Nita m
ata Nita, "Juga astaga, istrimu cantik banget! Akhir
it tajam. Apa?! Tetangganya
ta memeluk Senja erat. Senja tersenyum s
k Langit dan Utari. Nita
angguk, "S
em. Kalian udah
Oma Nita, Opa Iki, Tante Selena, dan Om Kevin. Senja dengar, mereka juga punya
pan gue kalo cogan jadi pemandan
n dan mereka belum juga selesai mengobrol. Senja jadi kesal sama Almer, alasanny
he
ar. Bagaimana bisa ada titisa
-maluin aja kamu sih, Dek." bisik Utari. Se
tu. Beruntung suaminya ganteng, jadi ia tak menyesal sama sekali. Hei! Tampang juga p
bat. Ada macet sedikit
Titah Kevin. Cowok itu
atunya." kata Selena menyentuh bahu Almer
enja ngiler natep Almer."
pa wanita itu berusaha menjatuhkan harga diri anaknya sendiri?! Seisi
ng, Al." bi
rdehem,
en
na sudah lengk
Senja yang masih bisa didengar oleh Almer. Entah m
sangat pelan. Ia mengendikan bahu tak peduli, ia le
n Almer sangat bingung, bagaimana bisa seseorang mengeluarkan se
ayam bakar di piringnya. Lalu berubah jadi sedih saat mencari sesuatu di a
ik sama cewek ya?" bisi
tu hanya mendengus. Selena mendecih, "Dasar sosoan.
uhuk
ai tidak sadar bahwa ia menyodorkan gelas kaca yang berminyak karena tangannya yang koto
Senja menurunkan tangannya yang sejak tadi me
atap Almer tajam, seakan mengibarkan bendera perang.
Emangnya lo pikir lo secantik Syifa Hadju? Sepinter Maudy? C
kspresi kesal, kemudian menyeramkan, lalu bahagia
kena
pa minat karena ia tidak tertarik sama sekali dengan pembicaraan perihal bisnis atau apalah itu. Bahka
en ya?" tanya Se
h, "Mungkin karena jauh dari Abangnya. Biasanya d
upun tidak sepenuhnya setuj
kamu ajak Senja k
ablasan. Ia berdehem p
, Utari. Almer punya teropo
ya
id
Utari menatap Senja seakan 'ja
un Utari tampak tak gentar. Lan
di?" ulan
ya
dak
mengerti. Tadi ia yang mengatakan tidak, dan sekara
enja menatap Langit senang, "Makasih, Papa!" kata
Alm
, Ma
manis di wajahnya. Almer bisa merasakan aura menyer
itu." tegas Utari yang membuat Almer mengangguk kaku. Ut
a mengusap lengannya, wah, bahkan Utari lebi
sekeliling kamar yang cukup luas ini. Senja terpukau den
emanggil Senja yang masih terdia
o rapih
ngus. Almer bergeser dari t
Awalnya ia ragu, namun Almer mengangguk pelan. Sen
terk
u." kata Almer singkat. Senja mengangguk, "Bintang pali
init
Senja. Almer hanya menaikan alis sebelah, t
natap netra datar itu dalam. "Menurut lo,
" tanya Almer dengan
bahu, "Apapun."
sal lo tahu. Lagipula, jadi seorang figuran juga punya hap
sudn
lo itu sebuah kebahagiaan– ya lo dapet akhir y
lahnya ini gila? Mana ada kehilan
." ujar Almer tiba-tiba. Cowok itu kembali masuk ke dal
ambet hah?!
uk ke dalam kar dengan tatapan membunuhnya. Ia bers
inta? Ng
r yang tidak masuk akal. Ia memilih duduk di karpet tebal berwarn
ya. Kemudian merubah posisi den
tangannya. Matanya sibuk memperha
i kulkas." celetuk Almer
ss?" be
ping sound tv dengan dagunya. Dengan senyuman leb
ll of this soda and snacks for sure!" seru Senja
dengar tiap gumaman gadis itu. Almer menggeleng pelan, "Gu
tingkah Senja. Gila saja. Sedangkan Senja enggan beranjak dari
enja masih sibuk mengunyah cok
da. Almer menangkapnya dengan
a
Lo ngga
kan bibirnya,
mengge
Utari nunggu lo. Ntar dik
k saat menyebut nama bunda. Pasti cogan itu sedang te
ut l
sa a
knya. Menurut Senja, Almer sangat lucu. Bagaimana bisa ia berkata biasa saj
ak lo sih na
so caring person all the whole world.
tok
indah kartu keluarga
pan. Baru saja dibicarakan, si
tar,
KAR
gus, "Ada pl
nya tas kecil buat
masih berusaha mencari sebuah kantong. Almer m
gah, namun apa daya kegesitan gadis itu diatas rata-rata. Senja mengeluarkan beberapa barang didalam itu, keningnya sem
k Almer, memasukan banyak cokelat, permen gulali, ju
the
lalu membuka pintu kamar Almer. Terlihat wajah Utari yang sudah ingin melah
tersenyum tak enak hati, "Tante pulang ya, ganteng. Maafin kerakusan Senja ya, saya
ng tertutup. Ia menggertakan gi
A KAM