Laksana Senja
pannya. Ia sedang sibuk menonton drakor lama dengan cem
berkhayal menjadi tokoh utama protagonis yang dicintai ba
AK
! Eh anjing!"
berkhayal. Matanya terbelalak kaget saat melihat wajah garang Almer dengan kaos bercet
karya Tuhan di daun pintu seketika bangkit dan memasane teriak biar Bunda tahu
ketakutan Senja. Perlahan ia mendekati gadis itu yang membuat Senj
ap Senja yang tingginya memang hanya se-dada cowok itu. Ia me
enar-benar menguncinya. Senja membelalak, benar juga! Gue kekunci a
membuat Senja menutup kedua matanya. Bahkan gadis itu menaha
bisin, Senja Mahesa." bisik Alme
nya saat melihat gadis itu masih memeja
eh
a mendelik kesal. Setelah menyuruh Senja untuk tid
. Ia mengibaskan tangannya berkali-ka
rah Almer yang sedang duduk di kasurn
L
Senja melanjutkan omongannya, namun ha
ya Almer. Almer mendengus, ia menatap Senja dari atas ke
epos." lanjut A
i. Baru ingin membalas ucapan Al
agi. Anggap aja gantiin semua
ah tertutup kembali. Ia meremas rambu
Tepos?" gumam Senja. Gadis itu menendang ke sembarang ara
at posisinya dengan Almer tadi. Sialan, ia baru saja
at cepat. Sial, Senja masih bisa mencium aroma parfum maskulin milik A
li untuk menghilangkan ingatan itu. Bukannya melupakan, Senja malah semakin me
alan!" de
u ia memikirkan Almer?! Senja berlari ke arah kamar mandi.
ngis masuk ke kamar mandi untuk mandi kilat. M
nnya, ia mempermalukan diri sendiri di depan cogan. Belum lagi benjol dan j
enang dulu! Umpat Senja dalam hati. Bahkan tanpa
an
BANGSAT!!!" teriak Senja me
lelah. Ia memijat pelipisnya, "Ya Allah, ampunilah kesalahanku dan suami dulu s
ahkan terkejut. Ia mengusap dadanya
nak lo jadi ujian lo banget." lirihny
Aroma khas mawar dam strawberry kembali menyeruak dari tu
gadis itu turun ke ruang tengah. Ya, ia telat 10 menit dan ternyata A
er pun tidak. Ia tidak peduli, ia enggan membeli apa-apa.
ap orangtuanya bergantian. Tatapannya memelas, seakan
ari libur." jawa
P
Senja, "Sana berangkat. Almer uda
menyalimi tangan Utari dan Langit, ia me
Tanpa rasa gengsi, Senja memeluk tubuh Almer. Maaf saja kawan-kawan, selain Almer adalah cogan, Sen
Biru. Jadi ia sudah kebal. Orang-orang disekelilingnya mu
r di Kota Tangerang. Keduanya melepaskan helm me
gang seseorang bila di tempat umum. Bahkan bila hanya ada
kelewat erat. Membuat cowok itu pasrah. Almer p
beli k
t pertemuan sama kelua
uran kemeja berwarna abu-abu itu. Senja menggele
ap-gelap." puji Senja, "Aura lo kayak i
las berdebat dengannya, Almer pun memilih warna merah maroon. Ia sudah memiliki kemeja hitam,
melirik Senja yang sedang duduk di kursi
puluh tiga rupiah," kata pegawai
enghampiri Senja. Senja m
H
orang yang ia lihat di Mall. Senja memberhentikan langkahnya saat melewati toko
tangannya, "Almer, beliin gue novel ya? Gue mau beli perlengkap
u merangkul Senja masuk ke dalam toko buku. Senja sempat berse
rkelana ke lorong novel. Ia berjelajah dari genre horor, fantasi, romansaa
a novel. Namun ia ingat, baru saja membe
ulpen dengan tinta lancip, penggaris barbie, penghapus, pensil, rautan anak-anak berbentuk kucing berwarna pink, binder berukuran sedang dengan warna hitam, berb
ecil melihat keantusiasan gadis itu dengan hal-hal kekanakan
jeansnya, ia menghampiri Senja. S
ral atau vintage gini?" tanya S
uat lo cocok."
uk journal book-nya ke dalam keranjang. Ya, Senja suka mengisi
ulu baru akan pulang ke rumah. Senja mengi
. Sedangkan Almer memesan kepiting saus tiram. Senja baru m
uk belanja tad
Nggak ada. Udah keb
. Ia menepuk jidatnya, "T
mon tea pesanannya. Ia mengendikan
h gue borong lebih banyak. Nggak perlu mikir novel y
li ini gue ketemu
an ponselnya, menunggu pesanan mereka datang. Ma
65xx
Aiden.
daaaa anakmu gini aja deg-degan!!
as ponsel Senja dan pura-pura munta
ganteng
, tapi ya tetep aja. Tert
eb
ala
nya Almer memang sudah menjadi pusat perhatian para cewek-cewek penik
enja pada orang-orang. Almer terse
si
k g
an bibir sebal
h panjang dengan gadis didepannya. Keduanya menikmati pesanan mereka. Ba
.....
erut saat melihat anaknya melamun dengan tang
ek
kali-kali lalu menoleh. Ia ter
rumah." kata Senja. Ya, niat ingin langsung balik saat dari M
k jajan tanpa keluar uang sepeserpun. Apalagi Almer enggan i
k kok melamun? Sini
dimana Utari mengatakan ia akan selalu ada untuk orang itu tanpa mengatakan hal itu blak-blakan. Menunggu
yang ada dipangkuannya. Senja pun menikmati sentuhan lembut
mpat berhenti seperkian detik. "Tadi aku udah video call s
ada kerjaan disini. Kasihan Papa kalau sendirian. Apalagi Papamu itu lemah i
ku ngerti, Bunda.
ua. Bunda tahu Abangmu lagi seneng tentram sendirian, tapi Bunda yaki
senyuman manis masih terpatri di wajahnya
Senja. Utari terkekeh, "Nu
meny
cinta itu past
Utari. "Namanya jatuh, pasti sakit. Dan cinta ada untuk menyeimbangkan. Terlalu banyak rasa yang nggak bisa
ebat bisa bertahan sama Papa. Papa jug
u, kamu pasti mengerti rasanya. Rasa jatuh, bangun, rindu, luka, bahagia. Semuanya bisa kamu rasain. Terlebih– saat dia sa
sering baku sapa sama yang namana egois." ralat Utari. Ia bisa mengingat jelas bagaimana rasanya saat
a memikirkan percintaannya yang sama sekali tidak menemukan titik