icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 4
Melaksanakan Janji Pernikahan
Jumlah Kata:774    |    Dirilis Pada: 24/02/2023

Erina merasa terkejut mendengar jawaban Rohan.

Dia mengangguk untuk menunjukkan bahwa tidak ada masalah lain. "Kalau begitu, mari kita menikah."

"Oke. Apa kamu ingin menjalani formalitas pernikahan pada jam delapan besok pagi?" saran Rohan.

"Boleh." Erina mengangguk mengiakan. Dia juga memiliki ide itu.

Dengan begitu, setelah resmi menikah, Erina masih memiliki waktu untuk pergi ke Grup Fulgensius untuk menyelesaikan prosedur warisan dalam jangka waktu yang disyaratkan oleh ayahnya.

Mencapai sebuah kesepakatan, Erina dan Rohan bertukar kontak, lalu menjadwalkan untuk bertemu keesokan paginya pada jam delapan pagi. Setelah itu, Erina pergi meninggalkan kafe lebih dulu.

Memperhatikan kepergiannya, senyum muncul di bibir Rohan. "Akhirnya aku bisa bersamamu, Erina," gumamnya pada dirinya sendiri.

Tepat saat dia selesai bergumam, ponselnya berdering.

Dia kemudian mengeluarkan ponselnya dan melihat bahwa yang menghubunginya adalah Klaus, teman baiknya. "Ada apa, Klaus?"

"Sesuatu telah terjadi, Rohan. Penyakit yang diderita putrimu kambuh." Klaus terdengar cemas.

Klaus berasal dari keturunan keluarga dokter. Dia dan Rohan tumbuh bersama dan kini dia adalah seorang dokter serba bisa yang terkenal di dunia. Dia memiliki sebuah rumah sakit swasta dan laboratorium medis di Negeri Arfa.

"Apa?" seru Rohan, terlihat gelisah. Berusaha untuk tetap tenang, dia bertanya, "Bagaimana kabar Kirani? Apa kondisinya serius?"

"Dia baru saja dikirim ke ruang operasi. Dua orang dokter dan para perawat sedang bersiap untuk melakukan operasi. Aku sedang pergi ke apotek untuk mendapatkan obat," jawab Klaus sambil menuju ke apotek. "Kirani merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Dia menangis dan mengatakan ingin bertemu denganmu."

Mendengar kalimat terakhir itu menghancurkan hati Rohan dan membuat matanya basah.

Dia merasa sangat kasihan pada Kirani. Menyadari bahwa kekhawatiran tidak akan menyelesaikan masalah, dia berhasil menenangkan dirinya. Setelah merenung sejenak, dia kemudian mengambil sebuah keputusan. "Tolong jaga Kirani untukku, Klaus. Aku akan segera pergi ke Negeri Arfa dan menemuinya segera setelah aku menyelesaikan tugasku besok."

"Serahkan padaku. Pastikan untuk bisa datang ke sini sesegera mungkin untuk menemani anak-anak, oke?" Klaus paham bahwa Rohan sibuk. Pasti ada sesuatu yang sangat penting yang harus ditanganinya sehingga dia harus menunda kepergiannya ke Negeri Arfa.

"Oke," jawab Rohan. Dia kemudian berterima kasih pada Klaus dan mengucapkan beberapa kata lagi sebelum menutup telepon.

Setelah menyimpan ponselnya, Rohan memikirkan wajah-wajah manis anak-anaknya. Namun, memikirkan putrinya yang lemah membuatnya merasa bersalah dan sedih.

Setelah berkubang dalam kesedihan, dia akhirnya berhasil menenangkan diri dan menyusun sebuah rencana. Dia kemudian mengeluarkan ponselnya dan menelepon Junardi.

"Pak Rohan." sapa Junardi melalui telepon.

"Besok aku akan pergi ke Negeri Arfa untuk menemani Evan dan Kirani. Aku membutuhkanmu untuk melakukan beberapa hal untukku," ucap Rohan.

"Saya mengerti."

Erina baru saja kembali ke hotel dengan memanggil taksi. Di dalam lobi hotel, dia mendengar seseorang memanggil namanya.

"Erina, apa itu kamu?"

Itu adalah sebuah suara yang tidak langsung dikenalinya, tetapi dia berhenti untuk melihat siapa yang sudah memanggil namanya.

Di suatu tempat di dekatnya, Ruben Mardian berjalan menghampiri Erina dengan penuh semangat setelah merasa yakin bahwa dia tidak salah orang.

Erina juga mengenali Ruben.

Karena Keluarga Mandala dan Keluarga Mardian sudah berteman selama beberapa generasi, Erina dan Ruben saling mengenal sejak kecil. Kemudian, mereka pergi ke sekolah dasar swasta yang sama. Setelah SMP, keduanya tidak lagi bertemu atau menghubungi satu sama lain. Seiring waktu, mereka kehilangan kontak.

Begitu berdiri di depan Erina, Ruben menyadari betapa cantiknya dia. "Wah! Kamu jadi lebih cantik sekarang, Erina."

Usai mengatakan itu, Ruben bertanya, "Kenapa kamu ada di sini?

Terlepas dari pertemuan yang tak terduga ini, Erina tidak memiliki gejolak atau kegembiraan di hatinya, jadi dia dengan sopan menjawab, "Aku baru saja kembali ke Orlen dan memutuskan untuk tinggal di sini selama beberapa hari."

Ruben mengerti dan mengenang kembali masa lalu mereka. "Ayah dan ibumu mengatakan bahwa kamu hamil oleh pria lain pada tahun itu dan kamu tidak pantas untuk menikah denganku. Jadi, mereka meminta Estella untuk menikah denganku, tapi aku tidak menyetujuinya. Kamu sudah pergi ketika aku pergi ke rumahmu untuk menemuimu. Aku bertanya pada beberapa teman dan teman sekelasmu ke mana kamu pergi, tapi mereka semua tidak tahu tentang situasimu, jadi ...." Dia benar-benar ingin tahu tentang situasi terkini Erina. "Apa kamu tinggal dengan pria itu?"

"Tidak. Aku merawat anakku sendiri," jawab Erina.

Dia tidak mengenal pria yang tidur dengannya tiga tahun lalu dan dia tidak memiliki perasaan padanya. Kadang-kadang, Erina memikirkan apa yang telah terjadi pada malam itu dan hal itu selalu membuatnya bingung, jadi dia tidak memikirkan pria itu.

Dia juga tidak peduli dengan pernyataan Ruben. Apakah pria itu menikah dengan Estella atau tidak, itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Ruben terkejut mendengar fakta bahwa Erina adalah seorang ibu tunggal. Dia kemudian menjadi lebih bersemangat. Dengan sikap penuh harap, dia berkata, "Tunggu, kamu belum menikah? Kita bisa melaksanakan janji pernikahan sekarang. Aku bisa menikahimu."

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Ambil Kembali Semua yang Menjadi Hakmu2 Bab 2 Syarat yang Mengejutkan3 Bab 3 Aku Menerima Masa Lalumu dan Anakmu4 Bab 4 Melaksanakan Janji Pernikahan5 Bab 5 Itu Tidak Ada Hubungannya denganku6 Bab 6 Namanya Terdengar Begitu Tidak Asing7 Bab 7 Tunggu Aku Kembali8 Bab 8 Apa pun yang Aku Lakukan Tidak Ada Hubungannya dengan Kalian9 Bab 9 Bagaimana kalau Kita Membahas Soal Harga 10 Bab 10 Bos Saya Tidak Kekurangan Uang11 Bab 11 Ayah, Akankah Ayah Selalu Menemaniku 12 Bab 12 Apa Adikmu Sakit Lagi 13 Bab 13 Kita Adalah Keluarga14 Bab 14 Dia Sangat Merindukan Erina15 Bab 15 Istriku Adalah Ibu dari Anak-anak16 Bab 16 Apa Dia Pergi untuk Memasak 17 Bab 17 Siap untuk Bertemu dengannya18 Bab 18 Akhirnya Aku Ingat19 Bab 19 Kemitraan Kita Sudah Berakhir20 Bab 20 Menunggumu Pulang21 Bab 21 Menemukan Orang-Orang Jahat Itu Secepat Mungkin22 Bab 22 Bertanggung Jawab Sepenuhnya atas Kepentingan Anda23 Bab 23 Anak Laki-Laki Bernama Bram Itu24 Bab 24 Berusaha untuk Memenuhi Keinginanmu25 Bab 25 Grup Fulgensius Mendapatkan Prioritas Mutlak26 Bab 26 Aku Sudah Menikah27 Bab 27 Apa Kamu Berhak 28 Bab 28 Dasar Bajingan!29 Bab 29 Noni Datang ke Rumah30 Bab 30 Pernahkah Kamu Mencintai Seorang Pria 31 Bab 31 Menyerahkan Pengunduran Dirinya32 Bab 32 Mari Lakukan yang Terbaik33 Bab 33 Apakah Sesuatu Telah Terjadi pada Grup Fulgensius 34 Bab 34 Ada Hal Lain yang Perlu Kamu Lakukan35 Bab 35 Dia Sangat Senang dengan Itu36 Bab 36 Tidak Membiarkan Noni Masuk ke Dalam Rumah37 Bab 37 Tidak Ada Informasi Tentang Ibumu38 Bab 38 Apakah Departemen Proyek Terpengaruh 39 Bab 39 Maukah Kamu Makan Camilan Tengah Malam Bersamaku 40 Bab 40 Bagaimana Kamu Ingin Aku Berterima Kasih 41 Bab 41 Apakah Kamu Akan Menghadirinya 42 Bab 42 Sebuah Peluang untuk Bekerja Sama43 Bab 43 Aku Jatuh Cinta padanya44 Bab 44 Pergi Begitu Saja45 Bab 45 Kamu dan Bram Akan Aman46 Bab 46 Apa Sedang Terjadi Sesuatu 47 Bab 47 Lebih Cantik dari Sebelumnya48 Bab 48 Kita Bahas Ini Nanti Saja49 Bab 49 Tumbuh dengan Sehat50 Bab 50 Nona Noni Prastio Ada di Sini51 Bab 51 Aku Harus Menjawab Panggilan Kerja52 Bab 52 Mengadukan Perbuatannya pada Ayahnya53 Bab 53 Apa Ayah Punya Rencana untuk Besok 54 Bab 54 Mengerti Situasi55 Bab 55 Maaf, Aku Tidak Tertarik56 Bab 56 Apa Kamu Masih Ingat Itu 57 Bab 57 Bekerja Sama dengan Grup Prastio58 Bab 58 Apa yang Kamu dan Rohan Bicarakan 59 Bab 59 Aku Akan Mengundangmu dan Orang Tuamu60 Bab 60 Kita Tidak Bisa Pergi ke Sana61 Bab 61 Selamat Pagi, Ayah62 Bab 62 Apa Kamu Ingat 63 Bab 63 Itu Tidak Mungkin64 Bab 64 Membuat Keributan di Perusahaan Kalian65 Bab 65 Di Mana Anak Kita Sekarang 66 Bab 66 Belum Menemukan Dani67 Bab 67 Apa Ada Sesuatu yang Mengganggu Pikiran Ibu 68 Bab 68 Apa yang Terjadi pada Grup Fulgensius69 Bab 69 Apakah Ada yang Bisa Aku Bantu 70 Bab 70 Jika Kita Memiliki Kesempatan untuk Bekerja Sama71 Bab 71 Halo, Nona Noni72 Bab 72 Aku Terlalu Sibuk untuk Menemanimu73 Bab 73 Aku Setuju untuk Bekerja Sama denganmu74 Bab 74 Kamu Hidup dengan Baik Akhir-Akhir Ini75 Bab 75 Sama-Sama76 Bab 76 Aku Bisa Pergi ke Sana Bersamamu77 Bab 77 Apa Kamu Lelah78 Bab 78 Mengunjungimu79 Bab 79 Amarah Hebat80 Bab 80 Apa Dia Menakutinya 81 Bab 81 Mereka Tidak Boleh Bertengkar82 Bab 82 Apa yang Sedang Dia Lakukan 83 Bab 83 Kenapa Erina Begitu Sembrono 84 Bab 84 Apa Kamu Memercayaiku 85 Bab 85 Jagalah Jarak dari Lawan Jenis86 Bab 86 Biarkan Aku Tenang Sebentar87 Bab 87 Aku Mengerti, Bu88 Bab 88 Aku Tidak Akan Berbohong Lagi89 Bab 89 Aku Ingin Berbicara denganmu Secara Langsung90 Bab 90 Tidak Akan Ada Masalah91 Bab 91 Kita Masih Bisa Menjadi Teman Kerja92 Bab 92 Aku Masih Ingin Melihatmu93 Bab 93 Minta Mereka untuk Bekerja Sama denganku94 Bab 94 Ada Apa 95 Bab 95 Apa yang Akan Dihadapi Keluarga Larius 96 Bab 96 Aku Tidak Akan Menyakiti Evan dan Kirani97 Bab 97 Apa Ada Hal yang Menyenangkan Hari Ini 98 Bab 98 Teman Bram Benar-Benar Adalah Keponakannya99 Bab 99 Itu Tidak Akan Memengaruhi Persahabatanmu100 Bab 100 Ricky Harus Pindah ke Sekolah Lain