"Ya! Aku ingin bertemu Ayah," ucap Bram sambil mengangguk dengan penuh semangat dan menyeringai karena tidak sabar bertemu dengan ayah barunya.

Melihat putranya yang tampak senang, Erina terkekeh geli dan sama sekali tidak khawatir tentang bagaimana putranya akan berinteraksi dengan Rohan. Dia yakin mereka akan rukun. Lagi pula, siapa yang tidak menyukai putranya yang tampan? Dengan pemikiran ini, dia berkata, "Baiklah, tunggu, Sayang. Kamu akan bertemu dengannya beberapa menit lagi."

"Oke, Bu." Akhirnya, Bram kembali tenang dan berhenti melompat-lompat kegirangan.

Lima belas menit kemudian, Erina turun ke bawah bersama putranya.