Dimanjakan oleh Suami Misterius
Penulis:GINA MACK
GenreRomantis
Dimanjakan oleh Suami Misterius
Ruben menyukai Erina sejak kecil. Ketika masih kecil, dia menganggap wanita itu sebagai adiknya sendiri. Meskipun mereka jarang bertemu setelah pisah sekolah, penampilan Erina yang menawan dan sifatnya yang ramah selalu membuatnya kagum setiap kali mereka berpapasan. Apalagi seiring bertambahnya usia, Erina semakin cantik, sehingga dia semakin mendambakan wanita itu untuk menjadi istrinya.
Ketika mendengar perkataan Ruben, hati Erina menolak. Dia sama sekali tidak merasakan getaran cinta terhadap pria ini. Saat dia hendak menolak, tiba-tiba Ruben melakukan sesuatu yang tidak terduga.
Secara impulsif, Ruben meraih lengannya dan berkata dengan penuh semangat, "Erina, aku sangat menyukaimu. Aku sangat yakin bahwa kita ditakdirkan untuk satu sama lain. Menikahlah denganku, oke?"
"Apa? Tidak, aku ...," ucap Erina sambil mengernyitkan kening dan menggelengkan kepala sebagai penolakan. Dia berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya yang erat dan hendak menolaknya selembut mungkin.
Akan tetapi, sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya, terdengar pekikan tajam seorang wanita yang menyela pembicaraan mereka. "Ruben, kamu sedang apa?"
Saat menyaksikan interaksi mereka yang mencurigakan dari dekat, Estella langsung terbakar amarah. Darahnya langsung mendidih ketika melihat Ruben sedang mengobrol dengan wanita lain. Saat melihat mereka saling bersentuhan, dia memelototi wanita itu dengan penuh kebencian dan melangkah maju untuk memisahkan keduanya. "Dasar tidak tahu malu. Lepaskan Ruben atau aku akan menghajarmu!"
Begitu mendengar suara Estella, Erina dan Ruben menghentikan apa yang mereka lakukan dan berbalik dengan kaget.
Wanita yang marah itu menghampiri mereka, lalu menggertakkan gigi dan menunjuk-nunjuk Erina sambil memaki, "Dasar murahan! Pria ini adalah tunanganku! Lepaskan dia dan ...."
Saat berada tepat di depan mereka, Estella tiba-tiba bungkam setelah melihat wajah Erina dengan jelas. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa wanita ini masih hidup. Lagi pula, seluruh Keluarga Mandala mengira Erina sudah mati. Saking bingungnya, dia butuh beberapa detik sebelum kembali tersadar.
"Erina? Bagaimana kamu bisa ada di sini?" seru Estella tidak percaya.
Memasang raut wajah dingin, Erina tidak repot-repot menanggapi. Dia menarik pandangannya, lalu menepis tangan Ruben dan menjauh dari pasangan itu.
Karena merasa tindakan Erina sebagai bentuk penolakan, Ruben menjadi sedih dan bertanya dengan nada memohon, "Erina, apa kamu tidak menyukaiku?"
Saat melihat betapa perhatiannya Ruben terhadap kakak tirinya, Estella menjadi semakin kesal. Dia segera mengonfrontasi Erina dan memelototinya. "Aku tidak tahu apa yang ingin kamu lakukan di sini, tapi Ruben adalah milikku. Sebaiknya kamu menjauh darinya atau aku akan menghajarmu habis-habisan."
Begitu Estella selesai berbicara, Ruben mengerutkan alis, lalu menggelengkan kepala dengan tegas. "Kamu salah. Aku bukan milikmu. Aku tidak ada hubungannya dengamu dan tidak akan menikahimu."
Kata-kata Ruben yang kejam seakan menampar Estella. Setelah berpikir sejenak, dia menoleh ke Erina, lalu kembali menoleh ke Ruben dan bertanya, "Apa kamu akan menikahi wanita ini?"
"Ya," jawab Ruben dengan tegas.
Saat mendengar jawabannya, hati Estella benar-benar hancur. Impiannya untuk menjadi istri Ruben seketika runtuh. Dia terkejut dan berjuang untuk mendapatkan kembali ketenangannya. Di matanya, Erina telah berhasil merayu Ruben untuk melawannya. Namun, dia tidak akan menerima kekalahan ini dengan mudah.
Estella berteriak dengan sekuat tenaga, "Erina Mandala! Karena kamu telah merebut tunanganku, aku akan menghabisimu." Dia menjatuhkan tasnya ke lantai dan mengulurkan tangannya untuk memukul Erina.
Akan tetapi, karena telah mengantisipasi gerakannya, Erina bisa menangkap lengannya dengan sigap dan menghentikannya.
Karena khawatir Erina akan terluka, Ruben segera melangkah maju untuk menarik Estella dan melindungi Erina. "Estella, hentikan. Aku tidak akan membiarkanmu menyakitinya!" Dengan tenaganya yang besar, Ruben meraih pinggang Estella dan mendorongnya menjauh.
Namun, Estella tidak sudi menyerah jika belum menghajar Erina. Dia berlari menghampiri Erina lagi, tetapi Ruben segera mengadang dan menatapnya dengan tatapan mencela.
"Ruben, kamu ...." Saking marahnya, Estella tidak sanggup menyelesaikan kata-katanya.
Mengabaikan emosinya, Ruben berdiri teguh dan menyilangkan tangan sambil mengusirnya, "Cukup! Estella, tolong pergi dari sini."
Namun, tubuh Estella masih gemetar karena marah. Dia memelototi Ruben dan tidak bersedia untuk pergi. Kedua belah pihak menolak untuk mengalah.
Dalam suasana yang sengit ini, Erina merapikan rambut dan pakaiannya yang berantakan. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia berdeham dan menenangkan diri. Kemudian, dia berjalan ke sebelah Ruben dan menatap adik tirinya dengan wajah datar sambil berkata, "Estella, apa yang Ruben katakan tidak ada hubungannya denganku. Aku tidak mencintainya dan juga tidak ingin menikah dengannya. Kalian harus menyelesaikan masalah ini sendiri tanpa melibatkan aku."
Mendengar penjelasan Erina, Estella sedikit terkejut, tetapi sama sekali tidak memercayainya. Sementara itu, Ruben terkejut dan menoleh ke Erina dengan kesedihan di matanya.
Tanpa menghindari tatapannya, Erina balas menatapnya dan berkata, "Ruben, aku tidak akan menikah denganmu. Aku telah diusir dari Keluarga Mandala tiga tahun yang lalu dan sekarang aku sudah bukan lagi anggota keluarga itu. Jadi, janji pernikahan Keluarga Mandala tidak ada hubungannya denganku."
Sejak kecil, dia telah menganggap Ruben sebagai kakaknya. Namun sekarang, dia hanya melihat pria itu sebagai teman biasa.