Akhirnya KAU Mencintaiku
terganggu atas kehadirannya tadi. "Oh, ma-maaf jika aku mengganggu kalian tadi. Aku mohon maafkan aku
erkecamuk, sesak rasanya hati wanita itu. Rea menengadahkan wajah agar air mata t
n duduk. Aruna semoga kamu suka dengan menu makanan yang aku masak malam ini. Ini juga yang pertama kalinya Jeno mema
a itu hingga aksesori yang pria itu sukai Rea tahu semua. Mencintai selama 13 Tahun membuatnya tahu ban
ja. Sup seafood, ayam goreng, nasi dan sampai buah pun Rea memilih
an Jeno seperti ini. Namun, Jeno tidak pernah m
ang yang begitu memperhatikannya sedetail Rea bahkan Aruna sa
? Tidak mungkin pria sepert
bisa duduk bersama di satu meja makan, hanya saja kini ada Aruna di tengah-tengah mereka. Itu menandakan kalau Rea benar-b
up bahagia dengan orang yang dia cintai, yaitu A
centong nasi terhenti saat Aruna lebih dulu mengambilnya dan mengisi piring Jeno. Rea menarik tan
r-benar tersiksa batin, harusnya dia senang bukan? Ini kan tujuannya membawa Aruna ke rumahnya? Untuk mema
Aruna di samping kanannya membuat Jeno men
up, terima ka
uk kecil Jeno dan mangkuk miliknya dengan soup seafood kesukaan Jeno. Aroman
anita mandiri dan bisa diandalkan. Soup ini sangat enak saat masuk ke mulut Jeno, bahkan
ngi kepahitan di dalam hatinya. Kini semuanya terasa hambar. Rea tidak makan
duduk. "Makanlah, aku akan mengantarkan Aruna ke kamarnya lebih dulu, baru setelah itu ke kama
untuk kembali ke kamar, ada banyak pekerjaan di dapur," sahut Rea. Wanita itu
itu tak mau pikir panjang dan melangkah pergi. Aruna pun mengekor
am ini dengan b
*
. Wanita itu lantas menutup pintu dan melihat ke arah tempat tidur,
ak mengerti, karena ia tidak
m air es yang sangat dingin. "Sudah menyediakan makan malam, dan kini dia menyediakan tempat tidur untuk kita menghabiskan ma
adi. Wanita itu menyuruhnya untuk tinggal lebih lama di kamar ini bersama Aruna. Ada apa? Apakah wani
minta agar Rea tidak boleh berhenti mencintainya. Wanita itu h
sangat ingin sekali menghukum Rea dengan setimpal. B
a saat melihat Jeno malah melangkah ke
yang tertutup rapat. "Jeno! Kamu kenapa sih, ih?!" A
*
ea
ntak dan menoleh ke belakang, untungnya dia sudah selesai membilas gelas
ria itu tampak begitu murka, tapi mengapa harus murka?
elangan tangannya. "Ah!" Rea mendesis saat pergelangan tangannya seolah akan diremukkan oleh
a menaiki anak tangga, tak peduli langkah Rea yang kecil tidak bisa mengimbangi langkahnya yang leba
u harus tahu di mana kesalahanmu!" Rea dilempar ke a
ngan kasar dan mengunci pintunya juga, Rea pun membat
ea
L
rasa panas langsung menjalari wajahnya yang putih h
duri. Jeno menindih Rea yang terlentang saat ini dan menah
juga lama-lama ia akan jadi sakit jiwa sepertinya, sungguh Rea suda
o merasa bergairah. Jeno menundukkan keoala dan menjilat sudut bibir Rea, rasa karat menyebar di lidahnya. Zea memejam
a rasa ketidak sukaan saat membayangkan jika Rea kini telah berhenti mencintainya. Tak seperti dulu saat kapan
aku, hanya matanya saja yang terus mengeluarkan cairan bening membuat Jeno