Akhirnya KAU Mencintaiku
nakal ba
mencubit pipi sang wanita sangat genit, dan tertawa
nal tengah check in bersama seorang pria. Dia mengenalnya sebagai kekasih pria yang sangat ia ci
asuk mobil dan mengendarainya untuk kembali ke rumah, tapi di tengah perjalanan dia mendapati pemandan
kalau Jeno tidak lagi mengenalinya. "Maaf, kenapa dengan mo
menuju ke rumah sakit untuk melihat keadaan ibu
at dari penampilannya yang terkesan berantakan,
mari aku anta
sudah tidak ada waktu mengganti ban, atau memanggil sop
eka lantas segera masuk mobil dan wanita itu terkesiap
*
an dan dingin, tapi berhati lembut. Itu kenapa ia sangat menyukainya dan bermimpi ingin menikah
askan ibumu, sementara kekasihmu b
secepatnya Jeno berdiri dan memburu pria berjas
nda sudah tidak bisa berfungsi lagi. Cuci darah pun sudah tidak banyak
naknya, pasti akan cocok," sahut Jeno dengan
jak Jeno pergi untuk ke ruang pemeriksaan, dua perawat juga ikut
pak tertidur tak berdaya di atas brankar rumah sakit. Hati Rea tersentuh, sebagai anak yang telah ditin
membuat Rea khawatir, apalagi melihat luka memar di tangan Jeno. "Apa yang kamu lakukan?
buat Rea merasa tidak enak. "Ma-
engambil ponsel dari dalamnya untuk menghubungi seseorang. "Hallo, Bi
..
u m
peduli. Keluarganya sangat besar, tapi tidak ada yang peduli pada i
tidak cocok?" tan
idak memungkinkan untuk jadi pendonor, aku ada darah rendah," jawab Jeno, lantas Rea mengangguk paham.
rena ak
sepuluh kali lipat." Tanpa menoleh lagi, Jeno melangkah masuk ruang
s pelan, berbalik
*
suk ruang ICU membuat Jeno yang memang belum tidur pun merasa
i transplantasi ginjal, jadi kami haru
rela membantu dan ginjalnya cocok dengan ibunya? Jeno tersenyum,
ia, Dok?" tanya Jeno tak sabaran,
harus segera membawa ibumu pergi, lebi
an pintu ditutup. Jeno tidak tahu keluarganya yang mana yang pada akhirnya bersedia memberikan kepedulian pada s
s menatap lampu di atas pintu yang menyala merah. "Tuhan, aku moh
ses operasi ibunya selesai. Bagi dia Maryam adalah segalanya, kepergian sang Aya
lu diantar jemput Ayah mereka, tapi dirinya tak pernah sekali pun,
enikah lagi. Wanita itu yang berusaha keras tet
tinya lebih baik dari sebelumnya. "Syukur, operasinya berhasil," kata Dokter membuat Jeno terse
kuti para perawat membawa brankar sang Ibu. Dia sampai lu
ankar kedua didorong keluar dan ter
*
enemui orang yang telah mendonorkan ginjalnya untuk sang Ibu. Saat ini juga ada Aruna
anggap Aruna sebagai calon istri putranya
mit Jeno, Maryam pun mengangguk d
dengan sedikit membungkukkan punggung, dan
an lain. Menurut info orang yang telah mendonorkan gin
n handle dan membukanya. Jeno terkejut saat yang ia lihat wanita yang semalam ia
yang berbaring dengan sedikit duduk menyandar. "Ada apa denganmu? Sem
idak tahu apa-apa tentang skandal Aruna, Rea tidak pernah rela jika Jeno jatuh ke tan
engangguk. "Karena kamu sudah mendonorkan ginjalmu untuk ibuku, aku akan me
seksama. "Aku tidak butuh uang, keluargaku m
lu apa yang harus aku be
amu, menikah
rga dirinya sebagai pria. Bisa-bisanya wanita ini me
tiba saja merasa jijik melihat Rea, baginya wanita itu sangat
rluka karena Aruna menangis tak terima, tapi lihatlah wanita itu. Rea begitu sangat menikmatinya, Jeno mengepalkan