icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Derita Anak Pertama

Derita Anak Pertama

Penulis: Iprit_D
icon

Bab 1 Part 1. Seorang Kakak

Jumlah Kata:1010    |    Dirilis Pada: 22/12/2022

membayar uang bulanannya. Na

kemarin, Bu?" Tangan lentik itu berhenti kala mendengar suara ibunya. Tak disangka, uang yang

membayar uang bulanan sekolah, tapi juga kas. Uang yan

u. Bagi Navier yang hanya lulusan menengah pertama, membiayai sekolah adik-adiknya tentu bukan perkara yang mudah. Tida

banyak uang. Hanya saja, ibunya memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, dan sang aya

g bulanan adiknya. Padahal, beberapa hari yang lalu dia sud

gih lagi?" tanya Navier. Jumlah untuk membayar uang kas dan bulanan tentu bukan jumlah yang sedi

eragukan ad

begit

a minta. Mungkin saja kau memberi mereka uang yang kurang untuk m

i mana sang ibu membela adik-adiknya, bukan malah mendengar penjelasan dari dua

, uangku

au sudah harus membe

endengar alasan lebih jauh, dan tanpa me

a seolah memeras keringatnya. Navier bukan tak tahu jika ayahnya sering pulang lebih pagi, sedangkan dirinya harus bekerja hingga menjelan

ng. Sedangkan ayahnya, mencari pekerjaan lain akan membuatnya cepat lelah. Alasa

kerja paruh waktu di salah satu toko swalayan dan ketika berganti waktu kerja, dia akan memulai kembali di sebuah cafe hingga larut malam. Bagitu

dia tetap mengatakan hal itu. Dipandanginya pintu rumah yang sudah bercat pudar itu dengan s

ingkat dasar saja sudah cukup. Itulah yang mendasari mengapa dia mengenyam pendidikan hanya sampai tingkat menengah. Sedan

as, pendidikan yang tinggi, dan lingkungan yan

Navier tak mampu. Dia cukup memiliki kemampuan dan kecerdasan jika hanya untuk mencari beasiswa penuh

ah mau b

liki bentuk bibir sama dengannya itu tersenyum manis. Hal yang Navier rasa

akan berangkat jika sudah mepet waktu masuk, dan jamnya tentu setelah keberangkatan N

k terlambat dan kena sanksi. Sayang sekali yah, kita berangkat di arah yang berlawanan. Ka

ita berangkat bersama, Yah. Mungkin kalau ada lowongan

k. Dia mungkin tidak terlalu memikirkan hal buruk seperti terlambat, karena jarak yang

yah berikutnya berhasil me

tadi, ya. Kasihan adik-adikmu jika mereka h

ali dan memberi anggukan sebagai jawabannya. Terkadang, Navier berpikir. Mengapa bukan ayahnya yang berusaha lebih keras untuk memenuh

embantu mencari kerja sampi

u santai? Bahkan untuk membersihkan piring kotor, mencuci baju, dan mengepel lantai, harus Navier yang melakukannya.

mengurungkan niat itu karena bagaimanapun juga, dia masih hi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka