Mantan Istriku Hamil?!
Penulis:BARKAT MAJID
GenreRomantis
Mantan Istriku Hamil?!
Scarlet tidak sadarkan diri selama satu jam. Ketika dia bangun dan mengingat apa yang terjadi sebelum pingsan, dia mulai panik lagi.
Dia mengelus perutnya dengan perasaan campur aduk.
Dia hamil. Dia sedang mengandung anak Levon. Akan tetapi, mereka baru saja bercerai beberapa jam yang lalu.
Sepanjang hari itu, emosi Scarlet dibawa naik-turun seperti sedang menaiki roller coaster.
Haruskah dia memberi tahu Levon bahwa dirinya hamil? Bagaimana pun juga, dia adalah ayah dari bayi dalam kandungannya. Bahkan jika dia memutuskan untuk melakukan aborsi, dia tetap harus memberitahunya.
Dia masih duduk di bangku kuliah. Mustahil baginya untuk mempertahankan anak ini sambil melanjutkan hidupnya.
Scarlet ragu-ragu sejenak, sebelum akhirnya memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit dan berbicara dengan Levon.
Begitu Scarlet pergi, seseorang masuk ke bangsalnya dan menarik perawat yang sedang merapikan seprai.
"Apa yang terjadi dengan pasien barusan?"
"Anda ...."
"Aku kakaknya."
Sang perawat melihat kemiripan antara mereka, jadi dia mengira wanita asing ini mengatakan yang sebenarnya. Dia kemudian menjelaskan apa yang terjadi pada Scarlet.
"Dia terkena sengatan panas, tapi dia baik-baik saja. Sebagai keluarganya, Anda harus merawatnya dengan baik. Terlebih, dia sedang hamil. Dia melewati trimester pertama kehamilannya dengan aman, tetapi dia masih harus berhati-hati."
"Hamil?" Colleen Benvolio mengerutkan kening dan berkata, "Aku mengerti. Terima kasih."
Keluarga Benvolio sudah mengetahui tentang perceraian Scarlet dan Levon. Mereka juga mengetahui tentang sejumlah besar uang yang diterima Scarlet sebagai kompensasi perceraian.
Mereka sedang memikirkan cara untuk mendapatkan uang itu, tetapi Colleen tidak menyangka akan mendapat berita mengejutkan tentang kehamilan Scarlet.
Scarlet dan Levon tidak pernah bertemu selama setahun penuh. Lalu, bagaimana Levon bisa membuatnya hamil?
Apa mungkin ... Scarlet mengandung anak dari pria lain?
Jika itu benar dan Levon mengetahuinya, pria itu pasti akan menuntut Scarlet untuk mengembalikan semua kompensasi yang dia berikan padanya. Dia bahkan mungkin akan melampiaskan amarahnya pada Keluarga Benvolio.
"Tidak bisa, aku harus menemukan Scarlet dan membawanya pulang secepatnya," gumamnya.
Colleen mengambil keputusan cepat dan pergi mencari Scarlet.
Scarlet kembali ke vila Levon, tetapi dia tidak yakin apakah dia masih bisa masuk begitu saja atau tidak. Dia mondar-mandir di pintu depan untuk waktu yang lama.
Yang mengejutkannya, dia melihat mobil Levon berhenti di gerbang vila. Dia tidak menyangka bahwa pria itu akan pulang secepat ini.
Di sisi lain, Levon terkejut ketika melihat Scarlet berada di sana. Namun, dia tidak turun sendirian dari mobil. Seorang gadis mungil melangkah keluar setelah dirinya. Tingginya hampir sama dengan Scarlet, dan dia terlihat seperti gadis yang lemah lembut.
Gadis itu menatap Scarlet, lalu menarik baju Levon.
"Levon ... siapa dia?"
"Mantan istriku," jawabnya blak-blakan. "Kamu masuklah lebih dulu, aku akan mencari tahu mengapa dia ada di sini."
"Baiklah, kalau begitu aku akan menunggumu di dalam."
Gadis itu tersenyum dan mengikuti asisten Levon masuk ke vila.
Scarlet menatap sang gadis dengan bingung. Dia belum pernah melihatnya sebelumnya. Apa dia gadis yang dicintai oleh Levon?
"Apa dia ...," tanya Scarlet tanpa sadar.
"Scarlet, urusanku tidak ada hubungannya denganmu."
Ucapan Levon bergema di benaknya. Ucapan itu sudah seperti pisau tajam yang menghujam hatinya.
Saat itu, Scarlet tiba-tiba merasa begitu jauh dari Levon. Jarak mereka hanya terpisah beberapa langkah, tetapi rasanya ada jurang dalam yang berdiri memisahkan mereka.
Tiba-tiba, dia merasa seperti orang bodoh karena datang kembali dan ingin memberi tahu mantan suaminya tentang keberadaan anak mereka.
Memangnya Levon akan peduli? Apa mereka sedekat itu sampai Levon mau mengetahui tentang kehamilannya? Dia mampu membuat keputusan sendiri atas masalah ini!
Scarlet mengepalkan tangannya dan memaksakan senyum.
"Maaf karena telah mencoba menanyakan urusan pribadimu, Tuan Fabianto. Aku datang ke sini karena aku meninggalkan salah satu barangku di vila. Namun, barang itu tidak begitu penting. Jika kamu menemukannya, buang saja."
Setelah mengatakan itu, Scarlet menegakkan punggung dan pergi tanpa melihat ke belakang.
Melihat sosok Scarlet yang menghilang dari pandangannya, Levon tiba-tiba merasakan jantungnya berdetak kencang dan dia juga tidak tahu apa alasannya.
Wanita itu sangat kurus, membuatnya ingin memeluk dan menjaganya dengan baik.
Dia menggertakkan gigi dan bertanya-tanya mengapa pemikiran seperti itu tiba-tiba muncul di benaknya.
Mungkin karena Scarlet sangat mirip dengan wanita malam itu.