Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Sungguh tidak nyaman..."
Pencahayaan di kamar hotel berubah menjadi redup, namun tetap tak dapat menyembunyikan sosok gadis yang ramping dan cantik itu, ia terbaring dengan malas di atas ranjang yang berseprai hitam, hal ini menarik perhatian Kresna Gumelar.
"Cepat katakan, siapa yang menyuruhmu masuk ke sini? "
Walaupun Kresna tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas, namun ia bisa menebak bahwa gadis ini cantik, sambil mendekati tempat tidur, Kresna mengangkat dagu gadis ini untuk melihat lebih jelas siapakah gadis yang setengah sadar ini di tempat tidurnya ini, tak lama kemudian, gadis bermata kabur itu seakan merasa telah menemukan seorang penyelamat, ia pun merangkul leher Kresna dengan lengannya, ia terengah-engah dan napasnya wangi bagaikan bunga.
"Aku mohon padamu... tolonglah aku..."
Disentuh seperti itu, bila Kresna masih bisa menahan hasratnya, maka ia bukanlah seorang pria sejati!
Kresna tumbuh dari keluarga kaya, ia sudah sering melihat kejahatan seperti ini, sejak awal ia sudah menyadari bahwa gadis ini telah dibius, namun kenapa? ini bukan hal besar baginya.
'Siapa pun yang bisa memasuki kamarku pasti telah diperintahkan untuk memperoleh sesuatu dariku, obat perangsang ini, mungkin hanya agar lebih menyenangkan saja.' pikir Kresna dengan senyum licik di bibirnya.
Berpikir demikian, Kresna pun membungkuk dan tanpa ragu mencium gadis itu.
Kring... kring!
Nadia pun terbangun dari tidurnya ketika mendengar alarm ponselnya yang berbunyi tepat waktu setiap pagi, ia mengucek-ngucek matanya sambil mencoba untuk duduk dan mematikan alarmnya, namun ia tiba-tiba merasakan ada sesuatu yang salah...
'M... Mengapa aku telanjang? Dan juga... Siapa pria yang tertidur nyenyak di sampingku ini? ' Nadia menutup mulutnya dan mencoba menahan jeritannya.
Perasaan yang aneh di tubuhnya seakan sedang memberitahunya tentang apa yang telah trejadi, sambil mengusap pelipisnya, ia mencoba sebisa mungkin untuk mengingat rangkaian peristiwa yang terjadi padanya kemarin.
'Kemarin... Gregory memberitahuku bahwa dia punya kejutan untukku, dan menyuruhku menunggunya di hotel, lalu Fiona menuangkan segelas air untukku.... dan aku meminum air itu...
Kemudian... saat itu aku mulai merasa pusing dan dibawa Fiona ke ruangan ini!' mata Nadia pun terbelalak dengan kaget, ia sudah lama merasa curiga bahwa ada sesuatu antara Gregory dan Fiona, walau begitu, ia benar-benar tidak menyangka bahwa mereka akan berkomplot dan menjebaknya seperti ini!
Nadia segera turun dari tempat tidur dan dengan terburu-buru mengenakan pakaiannya, ia berniat mencari Gregory untuk meminta penjelasannya, tepat saat ia hendak pergi, ia masih tidak lupa tentang pria yang tengah tertidur di atas ranjang, meskipun ia dibius, pria itu masih terus menanyakannya berkali-kali, dan ia juga merasa tidak salah kamar, walaupun semuanya sudah terjadi, namun ia juga tidak bisa menyalahkan pria itu.
'Dia lumayan tampan!' Nadia berpikir dalam hatinya saat melihat wajah pria itu, 'Yah... memberikan keperawananku kepada pria yang begitu tampan juga tidak rugi sih.' kemudian ia mengeluarkan semua uang dari tasnya dan meletakkannya di samping ranjang, setelah itu ia pun diam-diam pergi.
Tanpa membuang waktu Nadia langsung naik taksi dan menuju rumah Gregory, selama perjalanan, di mobil ia sudah membayangkan sangat banyak kemungkinan tentang apa yang menunggunya di sana, namun saat ia akhirnya tiba di sana dan melihatnya sendiri, ia pun hanya bisa menghela nafas, dirinya masih terlalu muda dan polos!
Pakaian berserakan di lantai, Nadia bahkan melihat dasi biru tua yang ia berikan kepada Gregory sebagai hadiah, namun sekarang dasi itu malah dibuang seperti sampah.