Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
"Siapa yang menyangka wanita pendiam seperti Sereia bekerja sebagai wanita penghibur."
Setelah mengatakan itu, El tertawa. Dia menghisap rokoknya lagi sambil melirik Sereia yang sedang melepaskan pakaiannya dengan ekspresi dingin.
Sereia dan El berada di SMA yang sama sebelumnya. Sereia yang pendiam sering dibuli bahkan oleh El dan teman-temannya. Bagi El, Sereia itu sangat menjijikkan. Tidak ada alasan tertentu mengenai rasa jijiknya tapi hanya dengan melihat wajah dan penampilannya dia merasa jijik.
Sekarang usia mereka menginjak 22 tahun. El masih saja tumbuh menjadi laki-laki yang berperilaku buruk. Hobinya adalah bermain judi dan perempuan. Dia tidak memiliki pekerjaan tetap dan masih mencari-cari pekerjaan. Jika dia memiliki uang, maka dia akan menggunakannya untuk judi atau menyewa perempuan.
Namun, siapa yang menyangka kali ini dia akan tidur dengan gadis yang sangat ia benci. Ternyata banyak temannya yang sudah mengetahui bahwa Sereia adalah wanita penghibur. Dia merasa ketinggalan. Tidak mau kalah, dia pun memutuskan untuk menyewa perempuan ini juga sama seperti teman-temannya.
El sekali lagi tertawa mengingat Sereia tidak menolaknya.
"Hargamu murah sekali," kata El.
"Kapan kita akan melakukannya?" tanya Sereia dingin dan lembut sambil menatap El dengan kedua matanya yang sedikit sayu. El yang mengeluarkan kata-kata menghina padanya tidak berubah seperti saat masih sekolah dulu.
El menarik rokoknya lalu berkata, "Dasar wanita gatal. Kau sudah tidak sabar ya?"
Bukannya tidak sabar, Sereia ingin momen ini cepat selesai. Seperti El yang sangat membencinya, dia juga setengah mati membenci lelaki ini dan teman-temannya.
El pun menaruh rokoknya di atas meja di dekat ranjang kemudian menarik Sereia ke ranjang hingga perempuan itu berteriak kecil karena terkejut. El sering tidur dengan perempuan tapi dia tidak pernah bersikap lembut. Termasuk kali ini, malahan kali ini dia lebih kasar lagi.
"Apa kau selalu bersikap seperti masih gadis hah?" tanya El ketus. Dia mendekati Sereia. Sereia kelihatan malu-malu dan menahan diri membuatnya semakin jijik.
"Jangan bicara apapun padaku. Cepat lakukan apa yang ingin kau lakukan!" ketus Sereia.
Itu adalah pertama kalinya Sereia berbicara panjang pada El.
Ketika masih sekolah, Sereia sering dihina jelek. Tetapi sekarang perempuan itu berubah drastis. Rambutnya tidak lagi hitam tetapi coklat tua. Kulitnya putih bersih. Wajahnya juga mulus tidak ada lagi jerawat.
Setelah apa yang mereka lakukan selesai, Sereia langsung mengenakan pakaiannya buru-buru sementara El memperhatikannya sambil melanjutkan merokok. Meski Sereia membelakanginya, El merasa perempuan itu marah padanya.
El tersenyum meremehkan. "Tidak buruk juga. Ngomong-ngomong, bagaimana kalau teman-temanmu tahu kalau kau bekerja seperti ini?"
Sereia tidak berniat menjawab pertanyaan El, selesai berpakaian, dia langsung keluar dari rumah lelaki itu dengan langkah cepat. Uangnya sudah ia dapatkan jadi tidak perlu berurusan lagi dengan lelaki jahat itu.
Bagaimana Sereia tidak marah. Dia sudah menetapkan aturan dan El tentu saja mengetahui aturan tersebut dari teman-temannya dan sebelum mereka melakukannya, El sempat menyinggungnya dengan mengatakan, "Aku dengar tidak boleh ada ciuman. Kau memang tidak pantas mendapatkan ciuman jadi tanpa kau menetapkan aturan seperti itu pun, tidak akan ada yang mau menciummu.". Tidak ada ciuman apalagi sampai meninggalkan bekas.
Namun, apa yang El lakukan justru sebaliknya. Sereia semakin merasa jijik pada dirinya sendiri. Dengan bekas ciuman ini, dia tidak bisa melayani pelanggan untuk sementara waktu kan? Sereia semakin membenci El.
"Aku tidak akan menerimanya lagi," batin Sereia.
Bahkan jika uang yang ditawarkan EL cukup besar, Sereia bertekad akan menolaknya.
Sereia masuk ke dalam rumahnya.