Obsesi Kencan Buta Sang Pewaris

Obsesi Kencan Buta Sang Pewaris

Roby

5.0
Komentar
607
Penayangan
30
Bab

Tak terduga, sikap ceria dan berani yang ditunjukkan oleh Livia selama kencan buta justru membuat Damien tertarik padanya, hingga berakhir terjebak dalam obsesi yang semakin menggila. Sialnya, Livia tanpa sengaja menghilangkan jam tangan milik Damien yang bernilai milyaran, membuat dirinya semakin terperangkap dalam kekuasaan dan permainan berbahaya pria itu. Livia yang seharusnya hanya menggantikan sahabatnya, terpaksa melanjutkan kencan buta dengan Damien Remington, pewaris tunggal keluarga konglomerat yang terkenal sangat angkuh, penuh rahasia, dan memiliki sisi kelam yang menakutkan. Kini, Livia terjerat dalam lingkaran emosi yang tak terduga, berjuang melawan keinginan dan rasa takut, berusaha keluar dari bayang-bayang obsesi Damien yang semakin mengikatnya.

Bab 1 Livia merapikan gaun hitam sederhana

Livia merapikan gaun hitam sederhana yang ia kenakan, menatap cermin dengan cemas. Tangannya sedikit gemetar, meskipun ia berusaha untuk tidak terlihat panik. Ia hanya menggantikan sahabatnya yang tak bisa datang, itu saja. Tidak lebih. Namun, mengapa semuanya terasa begitu berat? Mengapa hatinya berdebar kencang saat mengetahui siapa yang akan menunggunya di restoran itu?

Sahabatnya, Alena, yang sudah lama mengatur kencan buta ini, tiba-tiba menghubunginya dengan pesan panik. Suaminya sakit, dan ia tidak bisa pergi. Livia yang memang sering diminta menggantikan Alena dalam berbagai hal, merasa tidak enak hati menolaknya. Apalagi, kencan buta ini bukan dengan sembarang orang, tapi dengan Damien Remington-putra mahkota keluarga konglomerat Remington yang kaya raya dan terkenal angkuh, dingin, serta memiliki aura yang menakutkan.

"Ini hanya makan malam, Livia. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan," bisik Livia pada dirinya sendiri, mencoba menenangkan hati yang mulai tak karuan.

Namun, meskipun berusaha tenang, pikirannya tak bisa berhenti membayangkan sosok Damien. Di dunia ini, hampir semua orang mengenalnya-sebagai pewaris tunggal perusahaan keluarga yang bernilai triliunan. Semua orang berbicara tentang betapa terpeliharanya dirinya, betapa ia tidak pernah menunjukkan sisi lembut atau empati pada orang lain. Bahkan, ada desas-desus bahwa ia adalah pria yang sangat berbahaya, tak segan-segan menghancurkan siapapun yang menghalangi jalannya.

Livia tiba di restoran yang mewah, yang hanya bisa dijangkau oleh mereka yang berada di kalangan elit. Sebelum melangkah masuk, ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. Saat melangkah ke dalam, suasana di dalam restoran yang tenang dan penuh keanggunan seakan memanggilnya untuk melupakan kekhawatiran itu.

"Livia?"

Suara itu terdengar dingin, menggelegar di antara riuhnya percakapan di sekitar. Livia menoleh, dan langsung bertemu dengan tatapan tajam milik Damien Remington yang sedang duduk di sudut ruangan. Tubuhnya terbungkus jas hitam elegan, rambut hitamnya yang rapi membuatnya tampak sangat berkelas, namun ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat Livia merasa dirinya sangat kecil.

"Selamat datang," kata Damien dengan suara rendah, tak ada senyum sedikit pun di wajahnya. "Aku kira kamu tidak akan datang."

Livia tersenyum kecut, merasakan ketegangan yang semakin mencekam di udara. "Sahabatku, Alena, tidak bisa datang. Dia meminta aku menggantikannya," jawabnya, mencoba terdengar se-normal mungkin.

Damien hanya mengangguk. Ia tidak berkata banyak, hanya menunjuk kursi di depannya, menandakan agar Livia duduk.

Mereka berbicara sedikit-topik ringan yang hanya membuat Livia semakin merasa terasing. Setiap kata yang diucapkan Damien terdengar seperti perintah yang tak bisa dibantah, setiap gerakan tangannya tampak penuh kontrol, seolah dunia ini benar-benar miliknya. Tidak ada rasa hangat, hanya ketegangan yang terpendam, dan Livia bisa merasakannya dalam setiap detik pertemuan ini.

Namun, kemudian, sebuah insiden kecil mengubah segalanya.

Saat makan malam selesai, Livia tanpa sengaja menjatuhkan gelas anggur yang sebelumnya ia pegang. Tangan Damien dengan refleks cepat mengangkatnya, tapi tidak cukup untuk mencegah tumpahan anggur yang merembes ke tangan dan pergelangan tangan Damien, tempat jam tangan mahal yang melingkar di tangannya. Jam tangan itu, yang seharusnya menjadi simbol status, kini terjatuh ke meja dan tergelincir, jatuh ke lantai.

Livia terdiam, jantungnya seakan berhenti berdetak. Ia hanya bisa menatap horor jam tangan yang tampak rusak itu.

"Sial!" kata Damien, matanya kini penuh amarah yang tak bisa disembunyikan. "Jam tangan ini bernilai milyaran, Livia. Apa yang kamu lakukan?"

Kata-kata itu seperti sabetan pisau yang menusuk tepat di hati Livia. Ia menunduk, menahan diri agar tidak terlihat panik. "Aku... aku tidak sengaja," jawabnya dengan suara gemetar. "Maafkan aku."

Damien menatapnya lama, seolah sedang menimbang sesuatu dalam pikirannya. "Kamu tahu," ucapnya dengan nada datar, "setiap kesalahan ada konsekuensinya."

Livia terdiam. Dalam hati, ia hanya bisa merasakan ketakutan yang semakin mencekam. Ia baru saja terjebak dalam permainan yang sangat berbahaya, dan tampaknya, Damien tidak akan melepaskannya begitu saja.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Roby

Selebihnya

Buku serupa

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Obsesi Kencan Buta Sang Pewaris
1

Bab 1 Livia merapikan gaun hitam sederhana

29/01/2025

2

Bab 2 Setelah kejadian itu

29/01/2025

3

Bab 3 Mobil berhenti di depan sebuah gedung

29/01/2025

4

Bab 4 tubuhnya semakin terasa berat

29/01/2025

5

Bab 5 mengamati reaksi setiap gerakan Livia

29/01/2025

6

Bab 6 terjebak antara keinginan untuk bertahan

29/01/2025

7

Bab 7 Dunia itu penuh dengan aturan yang tak terlihat

29/01/2025

8

Bab 8 menemukan cara untuk menariknya kembali

29/01/2025

9

Bab 9 Livia merasa semakin terhimpit oleh kenyataan

29/01/2025

10

Bab 10 mengawasi dan mengingatkannya

29/01/2025

11

Bab 11 Keteguhan hatinya mulai diuji lebih keras lagi

29/01/2025

12

Bab 12 sebuah rasa cemas yang mulai berkembang menjadi ketakutan

29/01/2025

13

Bab 13 masih menghantui pikirannya

29/01/2025

14

Bab 14 Dunia yang Damien ciptakan

29/01/2025

15

Bab 15 Dendam pada semua kebohongan

29/01/2025

16

Bab 16 Suasana sekitar terasa sepi

29/01/2025

17

Bab 17 pikiran Livia masih sibuk

29/01/2025

18

Bab 18 tidak ada jalan mundur sekarang

29/01/2025

19

Bab 19 semakin mendekatkannya pada pertemuan

29/01/2025

20

Bab 20 Ada kesunyian yang menggantung antara mereka

29/01/2025

21

Bab 21 rasa cemas mulai meresap ke dalam dirinya

29/01/2025

22

Bab 22 seluruh jaringan kekuasaan yang tersembunyi

29/01/2025

23

Bab 23 Livia bisa merasakan tekanan yang begitu kuat

29/01/2025

24

Bab 24 Menguak Misteri

29/01/2025

25

Bab 25 dikelilingi oleh kekuasaan dan ancaman

29/01/2025

26

Bab 26 Tempat itu terlalu mewah untuk disebut kurungan

29/01/2025

27

Bab 27 Damien memberinya janji

29/01/2025

28

Bab 28 hatinya ada kegelisahan

29/01/2025

29

Bab 29 seakan mencerminkan perasaannya

29/01/2025

30

Bab 30 Dia bisa merasakan tatapan tajam dari setiap orang

29/01/2025