/0/25602/coverorgin.jpg?v=f78608e96138309796e790df68c40154&imageMogr2/format/webp)
Hari ini Roy menghadiri acara peresmian cabang restoran Lisa. Lisa adalah istrinya yang sudah empat tahun ini dinikahi oleh Roy. Namun, mungkin Tuhan belum memberikan mereka kesempatan untuk bisa memiliki buah hati, hingga sampai saat ini Lisa tak kunjung hamil juga. Meski demikian, itu tidak membuat Lisa dan Roy menjadi patah semangat. Mereka tentu saja terus berusaha agar mendapatkan keturunan.
Tapi, sepertinya akhir-akhir ini Lisa sudah mulai menyerah dan lelah. Ia jarang sekali mau jika diajak oleh Roy untuk datang menemui dokter kandungan untuk berkonsultasi. Roy yang sabar tidak pernah memakasakan kehendaknya pada Lisa. Berbagai macam usaha melalui pengobatan medis dan tradisional awalnya justru berawal dari desakan Lisa yang ingin terus berusaha agar bisa hamil. Lisa takut jika ia tak bisa juga memberikan keturunan untuk Roy maka Roy akan kecewa dan mungkin meninggalkannya. Meski hal itu selalu dikatakan Roy tidak akan pernah ia lakukan pada Lisa.
“Sayang, sini, dong. Jangan bengong aja di sana sendirian,” panggil Lisa pada suaminya itu saat ia sudah selesai berbincang dengan rekan bisnisnya yang lain.
“Iya, Sayang. Kamu udah selesai bicara sama Miranda?” tanya Roy pada Lisa dan langsung melingkarkan tangannya ke pinggang ramping sang istri.
Semua mata tentu menatap mereka dengan iri. Bagaimana tidak, mereka adalah pasangan pebisnis yang terkenal sangat romantis di mana pun mereka berada. Tidak ada yang tidak akan berdecak kagum pada pasangan itu. apalagi Lisa mempunya paras yang sangat cantik dan tubuh yang ramping serta terkesan bahenol. Roy sendiri adalah pria tampan yang memiliki wajah mirip dengan pria-pria yang berasal dari negara Turki karena memang ada darah Turki yang mengalir di dalam tubuhnya.
“Maaf, ya Roy. Tadi aku lama ngobrolnya sama Miranda. Soalnya dia juga mau nyoba nih bisnis kuliner kaya aku. Jadi aku kasih lah sedikit trik dan saran.” Lisa menjelaskan pada Roy tentang keadaan yang tadi sempat terjadi.
“Oke, Honey. Aku ke toilet sebentar, ya.”
“Kamu mau ngapain?”
“Mau pipis. Kamu mau ikut? Yuk, biar bisa pegangin,” canda Roy pada Lisa dengan senyum menggoda.
“Apaan sih, Roy. Nanti deh di rumah, aku service yang puas kamunya,” jawab Lisa sambil membalas senyuman Roy dengan sebuah kerlingan mata.
Memang seperti itu lah Roy dan Lisa sehari-hari jika berbicara. Roy hanya bersikap dingin dan terkesan seperti sombong pada orang lain, terutama pada wanita. Namun, jika pada Lisa ia akan bersikap sangat manja dan mesum. Ya, tentu saja itu sangat bisa dimaklumi karena memang Lisa adalah istrinya. Jadi, hal itu adalah wajar dan sah-sah saja tentunya.
Lisa memandang suaminya hingga punggung Roy sudah tak terlihat lagi oleh ekor matanya. Kemudian ia melanjutkan berkeliling menyapa para tamu undangannya yang datang pada acara peresmian cabang Restoran yang ia adakan itu. Lisa memang bisa dikatakan suskes sebagai seorang wanita karir yang berkecimpung di dunia perkulineran. Dan Roy memang memberikan Lisa kebebasan untuk melakukan hobby-nya itu. Roy tak ingin Lisa merasa sedih dan terpuruk jika hanya diam di rumah saja karena terlalu fokus memikirkan belum memiliki anak.
Rasa cinta Roy pada Lisa sangat besar dan mungkin Roy tidak akan pernah berpaling dari sisi Lisa sampai kapan pun. Meski mereka tidak akan pernah ditakdirkan memiliki keturunan. Seperti itu lah besar cinta Roy pada istrinya itu. Wanita yang sudah ia kenal dan cintai sejak mereka masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas dulu. Roy sudah berjanji akan selalu mencintai Lisa apa pun yang terjadi di kemudian hari, dan berjanji untuk tetap setia pada ikatan cinta dan rumah tangga mereka.
Roy memasuki toilet pria dan segera menuntaskan hajatnya di sana. Sebenarnya, Roy memang tidak terlalu suka menghadiri acara yang seperti ini. Namun, ia tidak bisa mengambil resiko dengan membuat Lisa kecewa dan sedih jika ia tidak datang hari ini. Bagaimana pun juga, Roy selalu berusaha membuat Lisa bahagia bersamanya. Setelah selesai buang air kecil, dan membasuh tangannya di keran menggunakan sabun, Roy menatap wajahnya dari pantulan cermin.
/0/11012/coverorgin.jpg?v=5024265e26eab16316b7331e9393091d&imageMogr2/format/webp)
/0/13562/coverorgin.jpg?v=ab3a3efe330a58d45d57470b18db7fd7&imageMogr2/format/webp)
/0/5274/coverorgin.jpg?v=6c0468ae171a01ff8164588e81f7dc7f&imageMogr2/format/webp)
/0/23440/coverorgin.jpg?v=20250519182557&imageMogr2/format/webp)
![[BUKAN] PELAKOR](https://cos-idres.cdreader.com/site-414(new)/0/2167/coverorgin.jpg?v=db428b5a3581aded04844622906c9a50&imageMogr2/format/webp)
/0/6433/coverorgin.jpg?v=20250120175541&imageMogr2/format/webp)
/0/10259/coverorgin.jpg?v=54169c1f5c1549138ff5f1f1622f939d&imageMogr2/format/webp)
/0/13576/coverorgin.jpg?v=5d82f09b814dd1b96a2f33a312ae4530&imageMogr2/format/webp)
/0/12391/coverorgin.jpg?v=df9bc69e28f044837769e4a0005ff9ff&imageMogr2/format/webp)
/0/5026/coverorgin.jpg?v=20250121183051&imageMogr2/format/webp)
/0/23723/coverorgin.jpg?v=464023131ef63f7e4423296e448da571&imageMogr2/format/webp)
/0/24665/coverorgin.jpg?v=20250624183003&imageMogr2/format/webp)
/0/6280/coverorgin.jpg?v=03b729dd0330ea7e2218765380599657&imageMogr2/format/webp)
/0/10426/coverorgin.jpg?v=76818ceee2f802563efd68fcee7c15a5&imageMogr2/format/webp)
/0/8453/coverorgin.jpg?v=71ffe8c0b26e7425ad0689806dd70ff3&imageMogr2/format/webp)
/0/6539/coverorgin.jpg?v=b442eb536248e6caa6553a30e37250fd&imageMogr2/format/webp)
/0/15160/coverorgin.jpg?v=67322a6b9774f084cd89dd3bd3030239&imageMogr2/format/webp)
/0/15869/coverorgin.jpg?v=4970c80fe9089ab330223215b6dbed8c&imageMogr2/format/webp)
/0/15923/coverorgin.jpg?v=8733d2099908bb77fe69856b61ccee43&imageMogr2/format/webp)