Cinta yang Tersulut Kembali
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantan Istri Genius yang Diidamkan Dunia
Jangan Main-Main Dengan Dia
Gairah Liar Pembantu Lugu
Cinta di Jalur Cepat
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Sang Pemuas
Episode 01
Uhuk...
"To ... to ... tolong ...." lirih seorang gadis yang sudah terlihat babak belur, dirinya dikerumuni lima berandalan berbadan tinggi besar serta bau alkohol yang menyengat. Jangan lupakan tato serta anting yang mereka pakai membuat kesan sangar semakin terasa.
Tawa kelima berandal itu semakin menggema melihat gadis yang mereka culik di persimpangan jalan tadi terlihat sudah lemah tidak berdaya, bahkan wajah juga tubuhnya penuh memar akibat perlakuan kasar mereka karena gadis tersebut terus saja berontak mencoba melarikan diri.
Tapi sekeras apapun usaha yang dilakukan gadis itu tetap saja percuma, dirinya hanya seorang wanita melawan lima berandalan tentu saja membuatnya kalah, seperti menggali kubur sendiri.
Mencoba mengumpulkan sisa-sisa tenaga gadis itu berteriak untuk meminta pertolongan, dalam hati dirinya berdoa semoga saja tuhan kirimkan malaikat untuk menolongnya atau ada orang yang mungkin saja kebetulan lewat sana dan meminta bantuan penduduk setempat.
"Tolong, jangan sakiti aku! Aku mohon ...." lirih gadis tersebut di tengah rasa sakitnya tapi sepertinya orang-orang yang ada didepannya memang tidak peduli akan permohonan gadis itu.
Kelima berandal itu merasa geram atas penolakan yang terus saja gadis itu layangkan, hingga satu diantara mereka kembali melayangkan tamparan di pipi gadis itu yang bahkan sudah terlihat lebam membiru.
Gadis itu hanya bisa menangis dalam hati, menjerit meminta tolong juga maaf pada orang-orang terdekatnya.
'Haruskah aku berakhir dengan cara tragis seperti ini tuhan, bahkan aku belum sempat meminta tolong pada Kakak, belum sempat meminta maaf pada Mama juga Papa atas sikapku yang selalu membuat mereka kesal bahkan marah, jika aku harus berakhir dengan lima manusia laknat ini lebih baik aku mati, aku tidak akan sanggup lagi menjalani hidup.' batin gadis tersebut sebelum kemudian dirinya kembali menjerit meminta tolong.
"Tolooonnggg ... siapapun disana tolong aku, tolooonngg ...." Hadiah tamparan selalu dirinya dapatkan saat dia meminta bantuan. Badannya sudah kebas sejak tadi terus mendapatkan kekerasan dari kelima pemuda tersebut. Salah satu diantara mereka mencoba menarik paksa gadis tersebut untuk terlentang sambil sedikit menindihnya, mencengkram pipi lebam hasil karya dirinya juga empat temannya yang lain.
Mereka mencoba memaksa gadis tersebut memuaskan nafsu gila mereka, pemuda yang menekan pipinya secara brutal mencoba menciumnya secara paksa. Namun sebelum semua keinginan pemuda berandal tersebut terlaksana sebuah tendangan mendarat mulus di punggung sang pemuda menyebabkan cengkraman tangannya dari gadis itu terlepas.
Kelima berandal itu murka mihat ada orang yang mencoba menyelamatkan mangsa mereka.
"Siapa kau berani-beraninya mengganggu acara kami, hah?" hardiknya sambil berkacak pinggang dan meludah dengan pongahnya diiringi tawa teman-temannya.
"Cih, sampah masyarakat seperti kalian tidak pantas berkeliaran bebas seperti sekarang." Nada yang terdengar santai juga meremehkan keluar dari mulut pemuda yang tadi menendang punggung salah satu dari kelima kawanan tersebut.
"Apa kau bilang? Jangan kurang ajar!" jawab yang lain merasa terhina disebut sebagai sampah masyarakat. Tanpa banyak berkata lagi kelima berandal tersebut menyerang orang yang baru saja menghina mereka.
Si pemuda dibantu rekannya membalas serangan mereka dengan santai, berandalan tadi tumbang satu persatu karena efek mabuk berat dan juga pukulan yang dilayangkan sosok pemuda yang belum diketahui namanya.
Melihat lawannya sudah tumbang tidak berdaya dirinya menghubungi pihak berwajib, selang tiga puluh menit kelima berandal tadi diringkus aparat keamanan setempat.
Setelah polisi pergi membawa para berandal tadi, si pemuda menghampiri gadis yang masih meringkuk juga gemetar ketakutan, saat tangannya menyentuh tangan si gadis untuk diajak kerumah sakit terdekat dirinya malah mendapati gadis itu berteriak histeris menutup mata juga telinga sambil terus meminta tolong.
"Tolong jangan sakiti saya, tolooonnggg siapapun disana tolong saya!" teriaknya sambil menangis.
"Hei Nona, aku bukan orang jahat. Aku berniat menolongmu, para penjahat tadi sudah pergi sekarang kau aman," ujar si pemuda mencoba menenangkan, perlahan wajah gadis itu mendongak melihat wajah penolongnya. Mata mereka bertemu sedikit lama mata coklat gadis tersebut menatap bola mata hitam milik orang yang sudah menolongnya itu sebelum akhirnya si gadis terkulai lemas tak sadarkan diri.
"Erick, kita bawa dia ke rumah sakit terdekat dari sini," ajaknya sambil menggendong tubuh mengenaskan gadis tersebut terdapat lebam di mana-mana, sudut bibir pecah dan juga beberapa luka goresan.
'Sungguh biadab mereka, memukuli wanita hingga babak belur seperti ini,' gumam pria tersebut membopong tubuh tak berdaya si gadis sambil terus melangkah mendekati mobilnya.