Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Warning! Cerita dewasa 21+! Banyak adegan berbahaya, tidak untuk ditiru! Selera global, bukan lokal! Kebudayaan barat! Bijak Membaca! Risiko dan tanggung jawab masing-masing! Baca sesuai selera dan usia! Tersedia versi Inggris sebagai versi original! Cerita fiktif alias tidak nyata! Bila cocok lanjutkan membaca!
Di sebuah negara berbudaya barat dan menganut prinsip kebebasan…
“Dasar suami brengsek! Bajingan tengik!” seru Ann sambil membanting gelas yang sudah kosong di tangannya ke atas meja bar.
Bartender melirik sekilas mengawasi perilaku wanita ini sambil membuat minuman untuk pelanggan lainnya. Dia tidak menginginkan keributan yang tidak perlu.
Wajah Ann penuh dengan air mata. Dia adalah wanita cantik dengan rambut lurus merah burgundy dengan mata berwarna hijau cerah.
Wajah tampan Hans Graham dengan mata yang berwarna cokelat dan rambutnya yang pirang kecokelatan terbayang di benaknya.
“Bartender, tambah lagi!” seru Ann memberi perintah. Bar ini terletak di Hotel Grand Imperial, sebuah hotel ternama bintang lima. Alkohol yang disediakan adalah jenis alkohol dengan kualitas terbaik.
Ann minum alkohol dengan perasaan kacau balau sendirian. Harga dirinya sebagai wanita terluka. Dia baru saja menandatangani surat cerai atas permintaan suaminya beberapa hari lalu. Mantan suaminya berjanji memberikan harta dan uang yang cukup untuk kehidupan Ann sebagai kompensasi perceraian, asalkan dia berjanji untuk tidak merusak nama baik mantan suaminya ke publik. Begitu selesai tandatangan, Ann langsung pergi berlibur ke hotel untuk staycation dalam rangka menenangkan diri.
“Sial! Lihat saja nanti! Aku akan balas dendam!” teriak Ann frustrasi.
Beberapa minggu yang lalu, Ann memergoki suaminya, Hans Graham, sedang bercinta dengan hebat dengan dua laki-laki sekaligus di sebuah kamar mewah di hotel bintang lima ternama. Ann mengenal kedua pria itu. Mereka adalah pejabat penting di perusahaan Graham Corporation. Perusahaan itu memang sedang melakukan rapat kerja tahunan di ballroom hotel selama seminggu penuh.
Ann datang menyusul untuk memberi kejutan pada suaminya yang selalu sibuk dan gila kerja. Siapa sangka yang terkejut malah Ann ketika mendapati suaminya sedang berpelukan dalam keadaan telanjang dengan dua pria lain?
Sibuk kerja? Gila kerja? Maksudnya main gila? Yang menyakitkan adalah suami Ann sedang main gila dengan pria! PRIA! DUA ORANG PRIA!!!
Suaminya sama sekali tidak merasa bersalah ketika melihat Ann memergoki mereka, sebaliknya ada ekspresi kelegaan di wajahnya. Mungkin dia sudah lelah menyembunyikan fakta ini dari Ann.
“Hai, Ann. Apa kamu mau menonton atau ikut bergabung untuk bercinta bersama kami?” tanya Hans Graham acuh tak acuh. Dia tetap terbaring di ranjang sambil mengelus bokong pasangannya dengan penuh gairah. Sementara pria yang satunya sedang sibuk mengulum joystick perkasa milik Hans seperti permen lolipop.
“Aaah… iya enak… lagi…” desah Hans Graham dengan nikmat ketika pria yang mengulum joysticknya memainkan lidahnya yang basah di bawah sana.
“Mmm… aargh…”
Dada Ann naik turun menahan amarah yang memuncak. Belum pernah dia merasa terhina seperti ini. Hans tidak pernah menyentuhnya dengan gairah seperti yang Ann lihat saat ini. Sekarang dia tahu alasannya.
“Bajingan kalian semua!” teriak Ann marah, lalu pergi dengan membanting pintu kamar hotel sambil menangis patah hati.
Ann mengenal kekasih suaminya. Yang satu adalah Chief Marketing Officer dari Graham Corporation, Teddy Lee. Pria itu memang memiliki status sebagai pria single tampan yang populer dan senang bergonta ganti pasangan. Rambut Teddy yang ikal berwarna pirang keemasan dan matanya berwarna amber. Dia bertanggung jawab untuk memastikan strategi marketing dari produk Graham Corporation sukses di pasaran.
Pria yang satu lagi adalah Chief Finance Officer dari Graham Corporation, Franz Smith. Pria tampan berkacamata yang terlihat pendiam dan tenang itu banyak dikagumi oleh wanita di dalam perusahaan maupun rekanan perusahaan. Rambut Franz berwarna pirang kemerahan dan matanya berwarna amber. Pria ini adalah orang yang Hans percaya untuk mengelola keuangan perusahaan dengan efektif dan efisien. Dia terkenal sebagai pria tampan idaman para wanita.
Ann Graham sudah menjadi Ann Davis dalam hitungan hari. Segera setelah proses administrasi dari perceraiannya selesai diurus oleh pengacara, dia bukan lagi bagian dari keluarga Graham. Ann menghela napas dan menenggak alkohol di dalam gelasnya dalam satu tegukan. Tidak heran bila kehidupan pernikahannya sangat dingin dan singkat. Kehidupan ranjangnya sama sekali tidak menyenangkan. Sekarang dia tahu sebabnya. Mengapa selama ini dia begitu bodoh?
Selama ini Hans Graham hanya memanfaatkan dirinya sebagai pendamping di acara formal bisnis untuk menjalankan peran istri. Hans Graham, Chief Executive Officer alias CEO dari Graham Corporation tidak pernah mencintainya sedikit pun. Ann menangis sendirian sambil terus memasukkan alkohol ke mulutnya.
“Nyonya, sebaiknya Anda berhenti minum. Anda sudah terlihat mabuk,” kata bartender bersimpati.
“Tidak, aku belum mabuk. Aku hanya patah hati,” jawab Ann sambil terus menangis.
“Okay, jangan muntah di sini. Bila anda perlu bantuan, silakan panggil saya,” sahut bartender memberi peringatan.
“Kamu cerewet sekali,” gerutu Ann kesal. Dia mengeluarkan kartu debitnya untuk membayar tagihannya.
Ann turun dari kursinya dan pergi ke toilet untuk merapikan wajahnya. Riasan wajahnya pasti berantakan dan luntur karena air mata. Ann berniat membersihkan wajahnya supaya tidak terlihat menyedihkan dan seperti hantu. Harga dirinya sudah terluka karena daya tariknya sebagai wanita sudah dikalahkan oleh daya tarik pria. Ann tidak ingin wajahnya pun terlihat seperti wanita jelek. Setidaknya, Ann berusaha tetap tampil cantik dan menarik.
Setelah berhasil menghentikan tangisnya dan membersihkan riasan wajahnya di toilet, Ann keluar dan berniat untuk kembali ke kamar hotel yang dipesannya. Waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam.
Di koridor terlihat sepasang pria dan wanita sedang bertengkar.
“Sudah kubilang jangan ikuti aku, Merry,” keluh sang pria dengan pakaian kerja yang rapi. Dia memakai blazer hitam dan kemeja di bagian dalamnya.
“Aku ingin membuat kejutan untukmu, sayang,” kata Merry, wanita yang berbalut gaun warna merah yang berbelahan dada rendah dan rok mini itu sambil memeluk pinggang pria itu. Rambut Merry yang berwarna pirang kemerahan bergelombang dan matanya yang berwarna amber terlihat menggoda.
“Hentikan! Aku tidak menyukaimu! Berhenti membuntutiku!” kata pria itu sambil melepaskan pelukan Merry dari pinggangnya.
“Kenapa? Kamu punya wanita lain?” tanya Merry mendesak.
“Dengar, Merry. Aku tidak punya perasaan apa-apa terhadapmu. Kita juga bukan kekasih. Berhentilah mengangguku. Aku tidak ingin bersikap kasar padamu,” kata pria itu memohon.
Wanita yang bernama Merry itu mengacuhkan permintaan pria itu.