Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Camilla sedang berjalan menuju perusahaan yang berkerja di industri entertainer. Dia akan melamar menjadi perias disana, terutama menjadi perias Maria, seoranh model terkenal di tahun ini.
"Camilla relasyita muge, lulusan harvard... dan menjadi model terkenal di Paris....?" Departemen penanggung jawab begitu bingung melihat resume dan data-data milik Camilla yang begitu aneh menurutnya.
"Bukannya harvard di America?" Tanya salah satu departemen penanggung jawab jadi mereka berdua.
Camilla membenarkan kaca mata hitamnya dan mengehela nafas berat, dia menatap remeh kepada dua wanita di hadapnnya ini.
"Dengar, aku kuliah di harvard lalu menjadi model di paris berteman dengan Kendall Janner apa salahnya?" Camilla sedikit ngeggas saat menjelaskan itu semua.
Kedua penanggung jawab itu saling pandang dan sepertinya mereka berdiskusi.
"Lalu kenapa kau ingin menjadi make up model Maria? Bukan kah kau juga model terkenal di Paris?" Seru salah satu penanggung jawab dengan senyum kemenangan karena ia fikir Camilla hanyalah seorang gadis yang mungkin agak gila.
"Ch, meskipun aku model terkenal disana tapi berbeda halnya aku disini, tenang saja... jika kau menerima mu bekerja disini sudah di pastikan semuanya lancar tanpa ada hambatan. Sepertinya aku sedikit lelah dan tak banyak waktu." Seru Camilla sembari memasangkan kembali kacamata hitamnya.
"Nanti kita kabari saja kelanjutannya, dan kau bisa datang lagi kemari."
"Berapa gaji disini?" Tanya Camilla tiba-tiba.
Kedua penanggung jawab itu terkejut mendapatkan pertanyaan dari Camilla, bukan pertanyaanya lebih tepatnya kediri dia sendiri... apa dia benar-benar waras? Sudah resumenya tidak sesuai berpenampilan glamour dan juga tentang sekolahnya-- itu seperti data palsu.
"Sekitar tiga juta dalsm sebulan, jika perhari kau mendapatkan uang seratus ribu itu tergan-- tung."
Bruk!
Camilla menyimoan tas kesayangannya dari brand terkenal yaitu gucci di atas meja mereka. Keduanya begitu terpana melihat tas Camilla, mereka langsung meng-iyakan apa yang Camilla bicarakan.
"Jika kau ingin lima ratus ribu per-hari pun bisa, kita akan mempertimbangkannya dan pasti kau di terima, benar bukan?" Serunya terhadap temannya.
"Benar sekali, aku menjamin itu." Serunya lagi meyakinkan.
Camilla hanya menatap datar mereka tanpa minat, dia berbalik badan tapi sepertinya drees dia menyangkut.
Kluntang!
Mata Camilla melihat kebawah mencari apa yang jatuh barusan itu, ternyata baut dari meja yang di pakai oleh kedua penanggung jawab ini.
Camilla mengambilnya dan meletakannya di meja, "lain kali, cek semua kondisi barang-barang disini untuk menyambut pekerja baru. Berilah kesan bagus dari perusahaan mu." Ucap Camilla dengan pelan tapi ngena pasti.
"I-itu... akan kami perbaiki, tenang saja." Seru mereka seperti tertangkap basah melakukan kesalahan.
"Permisi!" Seru Camilla dan langsung pergi dari sana.
Tiba-tiba kepalanya pusing, jantungnya berdegup kencang. Di otaknya seperti ada roll film yang menampilkan kejadian bebrapa jam yang lalu. Camilla langsung berlari ke toilet, setibanya disana dia langsung mengunci pintunya.
Bruk!
*flashback
Pagi yang cerah menyambut Camilla untuk bersemangat beraktivitas di pagi hari ini. Camilla langsung bersiap untuk melamar kerja di beberapa perusahaan dengan pekerjaan yang memang dia kuasai.
Saat sedang memoles wajahnya, matanya terus menatap luka di pipi kirinya itu. Setelah itu Camilla tersenyum manis dan mengambil beberapa foundation cair dan mencampurnya dengan conciler juga, setelah mendapatkan warna tone kulitnya Camilla langsung mengakplikasikan ke wajahnya.
"Selesei!" Serunya senang, dia begitu cantik jika saja bekas luka itu tidak ada.
Drrrttt....
Telponnya berbunyi, Camilla mengernyitkan keningnya karena tidak mendapatkan nama di layar ponselnya.