Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
Anne berdiri terpaku saat dia membuka pintu apartemen, berjalan masuk ke ruang keluarga apartemen tersebut dan melihat apa yang terjadi di ruang keluarga.
Touda Akira, pemilik apartemen yang meminta Anne satu jam yang lalu agar datang membawa laporan yang biasa Anne kerjakan untuk pria tampan yang baik hati itu, kini sudah bersimbah darah tergeletak di lantai dengan moncong pistol masih terlihat mengeluarkan asapnya mengarah pada jantung Touda.
Pria yang memegang pistol terkejut melihat ke arah gadis muda yang berdiri kaku di ruang tengah namun dia bisa dengat cepat menguasai dirinya dan begitu pula dengan dua orang pria di belakang pria yang memegang pistol langsung waspada menatap gadis dengan penampilan sangat biasa di depan mereka itu yang juga terlihat cuek, tidak ada ketakutan di wajahnya meski yang dia lihat adalah tindakan pembunuhan.
Mata Touda melotot menatap Anne, ingin mengatakan sesuatu namun hanya terdengar nafas kasar dari pangkal tenggorokannya beberapa kali sampai tubuhnya melenting kemudian diam tidak bergerak di lantai.
Anne berjalan santai mendekati pria yang menodongkan pistol yang baru saja menurunkan tangannya, membawa tas kerja yang di bawa Anne ke arah pria tersebut.
Kedua orang pria yang berpakaian hitam di belakang bergerak maju ingin menghalangi tapi pria yang di depan menahan mereka membiarkan Anne mendekatinya.
“Berikan bayaranku!” kata Anne memecah kesunyian.
Sang pria terus menatap Anne dari awal dia datang sampai berdiri dekat dengannya sekaligus berpikir siapa sebenarnya gadis muda tersebut, menilai apa hubungannya dengan Touda Akira yang terkenal hanya berhubungan dengan wanita-wanita cantik yang seksi saja, tapi wanita di depannya ini sangat jauh dari kata seksi, bahkan wajahnya sangat biasa, tidak cantik sama sekali.
Sang pria masih diam memandangi penampilan Anne tidak menjawab apa-apa.
“Dia berjanji akan membayarku hari ini, tapi Anda sudah membunuhnya. Jadi, Anda yang harus membayarku!” ujar Anne tak gentar sama sekali di bawah tiga pasang mata yang sangat tajam menatap dan memperhatikannya.
“Berapa?” terdengar suara bariton dari mulut pria yang di depannya, matanya tetap tidak berkedip menatap ke arah gadis muda yang tidak takut melihatnya meski sedang memegang senjata api di tangannya.
“500ribu Yen!” jawab Anne tegas.
Kedua alis pria di depan Anne terlihat bertaut dengan bibir terkatup rapat, menatap semakin tajam ke dalam mata Anne yang juga menatapnya tanpa takut sama sekali.
“Itu adalah bayaran dari pekerjaanku. Ini! Adalah pekerjaan yang dia pinta untuk aku kerjakan. Silakan!” Anne memberikan tas kerja ke hadapan pria di depannya.
Pria di depan Anne menerimanya, lalu menyerahkan tas kerja kepada kedua pria di belakangnya untuk di periksa.
Kedua pria di belakang segera mengambil tas kerja, membuka dan mengeluarkan kertas-kertas laporan yang sudah di kerjakan Anne. Mereka menghampiri pria yang di depan Anne dan membisikkan sesuatu di telinga sang pria.
“Anne Mary!” ujar sang pria memastikan nama wanita muda yang sangat mungil dan berani di depannya itu.