Aku pikir aku sudah mengalami banyak hal aneh di dalam hidup. Aku pikir aku sudah mengalami hal traumatis yang tidak akan pernah dialami oleh seorang asisten penulis mana pun. Aku pikir hidupku sudah buruk sejak bekerja bersamanya, tetapi aku salah.
Justru ada yang lebih ekstrim lagi.
Shit!
Aku hanya bisa berdiri di posisiku, dengan seluruh tubuh yang terasa kaku dan mati rasa. Kedua mata terbelalak, mulut ternganga dengan jantung yang berpacu keras ketika aku tanpa penghalang apa pun menyaksikan seluruh rangkaian adegan di depan mata. Di sana, di meja dapur yang polos tak bernyawa seorang pria tampan dengan rambut hitam sekelam malamnya bergerak secara erotis, dan terengah-engah. Pria itu sibuk meniduri seorang wanita seksi yang entah siapa, dan mereka berdua berpacu dalam kenikmatan tanpa sedikit pun menyadari adanya aku disana sebagai saksi atas perbuatan asusila yang mereka buat.
Mulanya aku pikir aku sedang bermimpi saat itu, aku sangat ingin mempercayai bahwa adegan yang terjadi di depanku saat itu hanyalah sebuah adegan bullshit yang biasanya ditampilkan dalam adegan film porno. Tetapi ternyata tidak. Sekeras apa pun aku menampar pipiku sendiri, ini terlalu nyata. Segalanya sangat nyata hingga aku menyadari itu adalah realita ketika …
“Ahhh! Sayang … kau sangat besar! Ahhh … aku keluar sayang! ahhh … Jack!”
Apa dia baru saja menyebut nama Jack?
Sekeras teriakan wanita itu, tubuhnya mengejang dan tampaknya dia benar-benar keluar. Disusul pula dengan pria tampan yang berada diatasnya. Mataku nyaris tidak berkedip dan malah fokus terhadap ekspresi yang pria itu buat. Untuk pertama kalinya sepanjang hidupku yang kacau balau, aku terpesona. Laki-laki yang sedang mengalami nirwana terbaiknya itu memejamkan kedua mata dengan ekspresi wajah yang dipenuhi oleh kepuasan dan juga kenikmatan yang selaras. Mulutnya terbuka sebagian dalam erangan tanpa suara dengan punggung yang melengkung tatkala butiran-butiran keringat mengucur dari keningnya, lehernya yang panjang dan tubuhnya yang ramping adalah maha karya luar biasa yang tidak pernah terbayangkan sama sekali untuk aku lihat. Ekspresi wajahnya begitu intens, penuh nafsu, dan menggoda sehingga aku merasa diriku semakin merasa tersakiti dan—
“Apa-apaan ini?!”
Dalam sekejap film porno yang terputar di depanku terhenti seketika. Laki-laki seksi berambut biru tua dan si wanita cantik itu segera memisahkan dirinya satu sama lain, saling menjauh dan menjatuhkan tatapannya kepadaku karena barangkali mereka terlalu kaget dengan keberadaanku yang sama sekali tidak diundang dalam acara mereka.
Shit! Aku tidak bermaksud berteriak seperti itu, aku bahkan tidak bermaksud untuk mengganggu kebersamaan mereka. Hanya saja melihat dia yang—ahh! Sudahlah, aku tidak tahu lagi apa yang aku rasakan sekarang.
Aku tidak melakukan apa-apa. Hanya berdiri disana seperti orang idiot yang tersipu malu lantaran menangkap basah mereka berdua yang sedang bercinta. Aku hanya sanggup menatap mereka dengan ekspresi ngeri ketika keduanya menatap balik padaku dengan tatapan yang menegaskan bahwa mereka tampaknya sama sekali tidak menginginkan kehadiranku di ruangan tersebut.
“Oh, ya ampun dia terlihat manis,” kata si wanita berambut pirang yang bergerak tanpa rasa malu sedikit pun. “Jadi, dia kah asisten barumu itu?”
Si pria berambut biru hanya menyeringai. “Ya, kurasa memang dia.”
Holy motherfucker …
Aku mengutuk diriku sendiri begitu melihat seringai dari si pria tampan yang entah sejak kapan sudah mengenakan celananya.
“Pak Jeagerjaques?” tanyaku agak takut.
Sial tolong jangan bilang kalau dia—
“Jangan panggil aku dengan nama itu, panggil saja aku dengan nama Jack.”
Ah sial! aku baru saja memergoki bos baruku berhubungan seks dan yang paling mengerikan adalah aku terpana dan merasa basah padahal apa yang mereka lakukan adalah tindakan yang tidak bermoral!
Bisa dibilang itu adalah waktu yang cukup panjang meski singkat. Aku berdiri disana bak orang bodoh apalagi memikirkan pria yang setengah telanjang disana akan menjadi bos baruku adalah hal yang harus aku terima saat ini juga. Tetapi kenapa harus aku? Kenapa aku yang dipilih Bu Yona untuk bekerja pada si dewa mesum ini?
Si wanita yang menjadi pasangan main bosku lantas tersenyum dengan cara yang menggoda, dia berbalik untuk menghadap ke arahku. Untungnya, meja tersebut berhasil menutupi bagian bawah tubuhnya walaupun bagian atasnya seolah memang dia sengaja pamerkan kepadaku seolah ingin beradu karena milikku tidak sebesar milik perempuan itu.
Shit.
Aku pikir aku akan muntah sekarang juga.
Aku segera menundukan kepala dan memusatkan pandanganku ke lantai. “Sebaiknya Anda berpakaian, Miss,” kataku setengah meminta maaf, entahlah seharusnya bukan aku yang merasa malu sekarang melainkan dia.
“Ha, jangan khawatir soal itu, aku tidak masalah bila tubuhku dipandangi siapa pun. Lagipula kita sama-sama perempuan,” katanya enteng.
“Sepertinya maksudmu kau berharap gadis itu menikmati tontonan gratis yang baru saja kita lalui,” sahut si monster berambut hitam itu dengan nada bicara yang menggoda. “Ngomong-ngomong bagaimana kau bisa masuk ke dalam begitu saja, manis?”
“Aku menekan bel pintu tetapi karena pintunya sedikit terbuka dan mendengar suara-suara aneh jadinya aku tanpa sadar sudah masuk ke dalam,” jawabku jujur berusaha sekuat tenaga agar tidak terdengar gagap.
“Ah, kurasa kau lupa mengunci pintumu lagi,” sahut si wanita pada Jack.
/0/17472/coverorgin.jpg?v=0f8e7448c85466b72ec61a947bc22be7&imageMogr2/format/webp)
/0/30184/coverorgin.jpg?v=e3944fa4123d4d529887e2785b3090db&imageMogr2/format/webp)
/0/8634/coverorgin.jpg?v=96e62c6023987ebca54dcacc23e4e80a&imageMogr2/format/webp)
/0/17119/coverorgin.jpg?v=73661def9a299c57658e64aedfbdf6f5&imageMogr2/format/webp)
/0/15322/coverorgin.jpg?v=bfc33bac2d9b27d675ab58eef0b2831c&imageMogr2/format/webp)
/0/5990/coverorgin.jpg?v=cf8e85a15d831094e7493879013ec767&imageMogr2/format/webp)
/0/18040/coverorgin.jpg?v=102fa469860503835501d205a0d6f199&imageMogr2/format/webp)
/0/19023/coverorgin.jpg?v=ece7031e039dc2359eb734b7e124c242&imageMogr2/format/webp)
/0/24216/coverorgin.jpg?v=2947d09921e477a3d573a773a8ae9132&imageMogr2/format/webp)
/0/19315/coverorgin.jpg?v=1dbd347670cb3efe93492a8db385e9c5&imageMogr2/format/webp)
/0/4719/coverorgin.jpg?v=fc25b76c1d502f9d28df8a3d710735a0&imageMogr2/format/webp)
/0/13204/coverorgin.jpg?v=3affc6e83d29d46f1fb1f9f98f89a743&imageMogr2/format/webp)
/0/12496/coverorgin.jpg?v=e465861c1e137237de497e6ff6f88463&imageMogr2/format/webp)
/0/22567/coverorgin.jpg?v=7c92bcb6385ea72a8db1d758256db4ae&imageMogr2/format/webp)
/0/16925/coverorgin.jpg?v=bcbcd6a509b2cae5e28e275b71d7ec56&imageMogr2/format/webp)