/0/16821/coverorgin.jpg?v=12a7363d56d48ac65197b270d1e45d7e&imageMogr2/format/webp)
"Eva, will you marry me?" tanya Hans sambil berlutut di lantai. Seorang gadis muda berusia 22 tahun berdiri di hadapannya. Mereka ada di halaman belakang sebuah rumah sakit terbesar di kota ini.
“Hentikan omong kosongmu dan jangan muncul lagi di hadapanku!” sentaknya garang sambil menepis tangan Hans. Kemarahan tampak jelas di wajahnya yang berubah merah padam.
“Aku akan terus datang sebelum kau setuju menikah denganku.”
"Apa kamu gila?! Kita tidak punya hubungan apa pun," elak gadis rambut panjang itu sambil menggelengkan kepala berkali-kali. Kesabaran Eva semakin menipis menghadapi keras kepala pria yang telah merenggut kesuciannya dua bulan yang lalu.
"Aku tidak gila. Aku hanya berusaha mempertanggungjawabkan apa yang terjadi. Ada anakku di perutmu. Bagaimana mungkin aku bisa mengabaikannya?" Hans kembali menghadang Eva yang tetap bersikeras pergi dari sana, menyingkir demi kewarasan yang semakin tersiksa.
Hans meraih tangan gadis yang berhasil membuatnya kehilangan akal sehatnya. Tubuh Eva yang mungil seolah tenggelam di dalam jas dokter miliknya. Sorot mata penuh kebencian darinya, justru membuat Hans semakin ingin menaklukkannya. Setiap ucapan atau tingkah Eva benar-benar menggemaskan. Tak terkecuali luapan emosinya.
"Aku tidak akan menikah dengan pria licik sepertimu. Lagi pula, bukankah itu memang rencanamu sejak awal? Kamu memetik bunga sembarangan dan menginjak-injaknya tanpa belas kasihan. Untuk apa sekarang pura-pura menyesal dan ingin bertanggung jawab?!" sarkas wanita yang kini coba melepaskan diri dari cengkeraman pria di hadapannya.
Bukannya lepas, cekalan Hans justru semakin kuat. Situasi malam itu, dia sendiri tidak terlalu ingat bagaimana detailnya. Karena mabuk, dia kesulitan mengendalikan diri dan bertindak semaunya. Namun, dia menyadari kesalahannya dan siap mengambil sumpah setia untuk menjadi suami Eva.
"Aku tahu tidak mudah melupakan apa yang terjadi malam itu, tapi aku janji itu terakhir kalinya aku memaksamu. Ayo kita menikah." Hans masih bersikeras, tidak mau menyerah begitu saja.
“Cih! Bahkan sekarang kamu sedang memaksaku!" Eva menghempas tangan Hans sekuat tenaga sebelum kembali melanjutkan kalimatnya, "Kamu pikir menikah menyelesaikan masalah, hah?"
Wanita cantik itu membuang muka dengan perasaan gondok yang luar biasa. Ingin sekali melayangkan satu tamparan kepada Hans, tapi ia cukup tahu diri untuk tidak membuat masalah semakin runyam.
Hanson Dirgantara memiliki latar belakang yang luar biasa, berasal dari keluarga konglomerat yang memiliki segalanya. Menampar Hans sama saja mempersulit jalan hidupnya sendiri.
"Enyahlah dari depanku selagi aku bisa bersabar!" tegas Eva sambil mundur dua langkah, menjauh dari jangkauan Hans.
"Eva, cara apa lagi yang harus aku lakukan agar kamu menerima niat baikku? Apa pengakuan rasa bersalahku tidak cukup? Aku benar-benar akan bertanggung jawab dengan hidupmu dan anak kita." Hans merendahkan suara dan mengharap Eva bisa sedikit melunak padanya.
Langkah Eva terhenti, tak sampai hati melihat pria itu memohon dengan wajah yang terlihat hampir putus asa.
"Menikahlah denganku, Evalia Lesmana," ucap Hans saat berhasil menahan kedua bahu Eva erat-erat. "Akan ku kabulkan semua yang kau minta asalkan kau bersedia menjadi pengantinku."
Tawa hambar terdengar detik berikutnya. Menikah dengan Hans? Bermimpi saja tidak. Dia tidak ingin terlihat dengan pria itu.
/0/12886/coverorgin.jpg?v=317e7d246b47c0397da1e96dda29d196&imageMogr2/format/webp)
/0/29163/coverorgin.jpg?v=c354ec2c6aed2db5390990818807a52d&imageMogr2/format/webp)
/0/27200/coverorgin.jpg?v=b250a528e180dbffa54c6e5df87dedc1&imageMogr2/format/webp)
/0/27225/coverorgin.jpg?v=afa14fbaade9b3a9d0c65a8433138a3b&imageMogr2/format/webp)
/0/27132/coverorgin.jpg?v=8a62a4074b9bfa878363e400e61cfb66&imageMogr2/format/webp)
/0/26710/coverorgin.jpg?v=b1cd94986537d9e613cddf067ac78116&imageMogr2/format/webp)
/0/29189/coverorgin.jpg?v=0833a9cb8133e62e2ac8bb4be13fef96&imageMogr2/format/webp)
/0/16078/coverorgin.jpg?v=c3990aa00c0bc5f2524051abfe2f061d&imageMogr2/format/webp)
/0/16886/coverorgin.jpg?v=c9265175ed17d54078e183f1c3216577&imageMogr2/format/webp)
/0/15510/coverorgin.jpg?v=dc3cc79b18515863a006a3df9c4993fa&imageMogr2/format/webp)
/0/18350/coverorgin.jpg?v=2d2967f9a95dc6e8d8accc80dac0dc3e&imageMogr2/format/webp)
/0/2925/coverorgin.jpg?v=4f6c2089a306db7c05d48183b939e157&imageMogr2/format/webp)
/0/2636/coverorgin.jpg?v=6af8154aa17e7843e124180b40741a9a&imageMogr2/format/webp)
/0/5038/coverorgin.jpg?v=5996379d01c9249ab80564c700819782&imageMogr2/format/webp)
/0/5263/coverorgin.jpg?v=d71bad0d9d30fdfbfa62d1cc5adfd5fb&imageMogr2/format/webp)
/0/10177/coverorgin.jpg?v=e90b3dadb454117c2ce37347c9487463&imageMogr2/format/webp)
/0/14643/coverorgin.jpg?v=52b9a1bcff0222dadd9d84c898bcd277&imageMogr2/format/webp)