/0/15094/coverorgin.jpg?v=e47e40b3c69070a2e7c84429b1b2df6d&imageMogr2/format/webp)
Dinginnya malam kala itu tidak membuat dua orang yang saat ini berada di ruangan yang sama ke dinginan, malah hawa panas memenuhi dengan keringat yang membasahi tubuh mereka.
Suara indah terdengar begitu mendebarkan hingga akhirnya lolongan panjang menyelesaikan aktifitas diatas ranjang itu.
Nafas memburu membuat kedua orang itu menatap satu sama lain dengan intens, saat sang wanita hendak mencium pria bermata coklat terang itu, pria tersebut bangkit dan pergi dari sana meninggal wanita yang hanya terdiam menatap langit-langit.
Pandangannya kosong dengan nafas yang masih tersengal-sengal karena aktivitas tadi, bukan hal yang membanggakan menjadi wanita bayaran, namun ia bisa memiliki segalanya dengan hal itu.
Termasuk tidur bersama Dax, pria yang tadi bergulat malam dengannya itu cukup terkenal akhir-akhir ini karena iklan yang ia bintangi.
Wanita yang bernama Olidia Soviana itu turun dari ranjang dengan tubuh tanpa balutan benang sedikit pun, dia berjalan ke arah kamar mandi tempat di mana Dax yang tenang mandi.
Di pintu kamar mandi, Olidia menyenderkan tubuhnya dengan wajah sedih. "Aku mencintaimu, Dax!"
Mendengar suara shower tak lagi menyala Olidia membenarkan posisi tubuhnya, lalu terlihat Dax yang sudah selesai mandi dengan rambut basah.
Tubuhnya indah sama seperti wajahnya rupawan, namun tidak dengan sifatnya yang bertolak belakang dengan keindahan yang terlihat.
"Kau selalu saja di depan pintu kamar mandi, apa begitu risihnya bersetubuh denganku hingga kau buru-buru mandi?"
"Maaf Tuan Dax, kau pun sama seperti itu, jangan bicara seakan-akan aku yang paling jijik di sini!"
Olidia masuk ke dalam, membuat pria berwajah datar itu heran. "Hei, aku tidak bicara kau menjijikan."
"Pergilah!" ujar Olidia yang tak lama mengguyur tubuhnya dengan air, setiap hari selalu seperti ini.
Hanya membuka kedua kaki lalu mendapat uang, namun ia merasa sangat terhina dalam pekerjaan ini, jika ada kehidupan kedua, ia memilih tidak pergi ke jalan buntu ini.
Setelah selesai mandi Olidia melihat Dax yang tengah meminum alkohol sambil merokok, dia memperhatikan Olidia yang hanya memakai handuk di tubuhnya.
"Kenapa kau tidak pergi?" tanya Olidia yang heran, dia berjalan ke ranjang guna mengambil baju gantinya.
Asap rokok hampir memenuhi ruangan, Dax sekarang menatap langit-langit. "Aku tidak ada pekerjaan."
Olidia menatap heran. "Tidak ada pekerjaan? Bukannya kau bos kaya yang paling sibuk di kota ini? Dan di mana jalang yang lain? Aku tidak masalah untuk melakukannya bersama."
Dax melihat wanita yang tengah memakai bajunya, setelah pekerjaan selesai Olidia hanya memakai pakaian santai dengan kaos juga celana jins yang tidak terlalu mencolok.
"Bagaimana kalau aku membawa teman?" tanya Dax yang membuat wanita itu tersenyum dan mendekatinya secara santai.
"Tidak masalah!" balasnya sambil mengambil segelas alkohol dari mejanya.
Dax mengambil gelas itu secara paksa, membuat Olidia menatapnya heran. "Hei Tuan Dax, kau mengambil bagianku!"
"Kau tidak boleh terlalu banyak minum alkohol!"
"Lalu kau?"
"Aku? Aku sudah terlalu rusak sejak dulu." Dax menenggak minuman itu sampai habis, lalu menaruh barang itu secara kasar.
"Rusak itu kadang yang cocok untukku," balas Olidia yang masih saja tersenyum, namun hal tersebut malah membuat tatapan tak bersahabat dari Dax semakin terlihat jelas.
"Uang sudah aku kirim, tiba-tiba aku harus pergi!"
Ting!
Sebuah notifikasi terlihat di ponsel milik Olidia, dia mengambil benda sejuta umat itu dan membaca pesan yang tertulis.
"Aku juga masih ada urusan?"
Tiba-tiba saja Dax mengambil benda itu melihat isinya, bukan hal yang aneh bagi wanita itu karena Dax memang suka sekali melihat ponselnya.
Entah mencari apa ia tak tau, dia juga tak terlalu mempermasalahkan karena mereka sudah berhubungan cukup lama sekitar 1,5 tahun yang lalu.
/0/23913/coverorgin.jpg?v=78ce5c6226ba83fd281cd350e04f6dc1&imageMogr2/format/webp)
/0/17397/coverorgin.jpg?v=4d1dacb575f429e80ff50e482acbf1d2&imageMogr2/format/webp)
/0/27799/coverorgin.jpg?v=ce2a38399ad81e3bf34fb193f2844214&imageMogr2/format/webp)
/0/15551/coverorgin.jpg?v=dd954951f08c2968f5b3106644d15b2f&imageMogr2/format/webp)
/0/12396/coverorgin.jpg?v=32949f0d1219af299a281079c50e8b2f&imageMogr2/format/webp)
/0/12761/coverorgin.jpg?v=c8bc93d84896d67738d9a57607edb605&imageMogr2/format/webp)
/0/2941/coverorgin.jpg?v=a113f933c51b68be507cce6d077e3c5a&imageMogr2/format/webp)
/0/5053/coverorgin.jpg?v=10956731975730da070c19fa4f539b70&imageMogr2/format/webp)
/0/29606/coverorgin.jpg?v=43de8d7d2e394f3d3f370d1b2566c8f7&imageMogr2/format/webp)
/0/18873/coverorgin.jpg?v=b8baa94752614edd376b3e18297a1c9e&imageMogr2/format/webp)
/0/3334/coverorgin.jpg?v=6e6d8f37662ef09cd884581b5c644618&imageMogr2/format/webp)
/0/3872/coverorgin.jpg?v=e9a4e6acc2dfae4e5b73afa34ec542aa&imageMogr2/format/webp)
/0/6494/coverorgin.jpg?v=d70cbc9e0fbe54e08469c203f165324f&imageMogr2/format/webp)
/0/12755/coverorgin.jpg?v=135a08759123fe0a19a4ab0cfd36ba9f&imageMogr2/format/webp)
/0/15253/coverorgin.jpg?v=c790210f59dd4348ce7d1581af7affd7&imageMogr2/format/webp)
/0/21861/coverorgin.jpg?v=0f4e65363e281e89be22227c20075f20&imageMogr2/format/webp)
/0/27610/coverorgin.jpg?v=17f2e21dd63b76cc4d0bfc788cd8d79d&imageMogr2/format/webp)