Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
Summer magic
Banjjagin geu Ocean wiro
Nan beolsseo nara
Go go airplane beongaecheoreom narara
Kauai pado sok nareul deonjeo beorige
Yeah yeah, yeah yeah yeah yeah
Let's power up kkamage da tabeoril kkeoyeyo
Ba-banana ba-ba-banana-nana
Ba-banana ba-ba-banana-nana
Ba-banana ba-ba-banana-nana ba
Let's power up nol ttae jeil shinnanikkayo
Aku mendengar suara Red Velvet sedang bernyanyi pada hari pernikahanku dengan Evan. Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah Marry Your Daughter atau Beautiful in White lebih cocok? Tunggu … kenapa pandanganku menjadi kabur, berputar dan gelap. Mataku terbuka sambil menghela napas panjang. "Sial, ternyata hanya mimpi," umpatku pada mimpi yang menerbangkan ke atas langit, lalu menghempaskan seketika pada pagi hari ini.
Brak!
Belum sempat aku berdamai dengan alam bawah sadarku, tiba-tiba pintu kamarku terbuka dengan keras. Menampilkan sosok Kanaya Erika Tanaka—kakak perempuanku yang telah berpakaian rapi layaknya siap ke kampus seperti biasanya.
"Kiran! Sudah kubilang untuk bangun pagi-pagi, hari ini aku ada kuis kelas mata kuliah pertama!" seru Kanaya dengan suara lantangnya.
Aku memutar bola mataku, lalu bangkit dari tempat tidur. "Kak Naya berangkat duluan saja. Aku naik taksi saja." Kurasa aku perlu lebih banyak waktu untuk mendinginkan kepala untuk membuat mimpi yang tadi terasa begitu nyata untuk kembali menjadi kenyataan mutlak.
"Kau pikir aku akan mempertaruhkan nilai semesterku untuk menunggumu?" ujar Kanaya membuatku yang awalnya berjalan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarku, menjadi berbalik badan sejenak memandang kakak perempuanku itu.
"Lalu?"
Kanaya menarik napas dalam. "Kak Evan ada di bawah untuk sarapan sama kita. Katanya dia akan mengantarmu sekalian ke sekolah. Tahu kan, mobil Ayah sedang di bengkel," ujarnya membuat mataku melebar.