Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
CINTA BEDA GALAKSI

CINTA BEDA GALAKSI

Aurora Adaire

5.0
Komentar
35
Penayangan
5
Bab

Dane harus merelakan tunangannya, Verlyn meninggal dunia karena sebuah kecelakaan maut. Berselang tiga bulan kemudian, Dane mengalami kejadian serupa, beruntung ia masih bisa bertahan dan hidup dalam keadaan koma. Suatu hari Dane terbangun seperti biasa di kamarnya, semua berjalan normal hingga akhirnya ia melihat sosok Verlyn di seberang jalan. Dane berusaha memanggil Verlyn, namun gadis itu tidak menghiraukannya, saat Dane mengejar Verlyn ke seberang jalan, ia melihat jika Verlyn dijemput oleh seorang pria yang tidak lain adalah temannya sendiri, Koyle. Dane kembali ke rumah, saat ia melihat isi rumahnya Dane menyadari semua terlihat berbeda, posisi rumah Dane berubah dari kiri menjadi kanan begitu pun sebaliknya, mendapati hal yang aneh, Dane lalu berlari ke luar rumah dan melihat hal yang serupa juga terjadi di sekitarnya. Dari jauh terlihat seorang pria berjalan mendekat ke arah rumah Dane, ia tampak bingung karena pemuda itu tidak asing di mata Dane, setelah semakin dekat Dane menyadari bahwa itu adalah dirinya sendiri. Dane langsung bersembunyi ke arah belakang rumahnya, setelah melihat semua kejadian aneh itu, barulah Dane menyadari jika dirinya berada di Galaksi lain.

Bab 1 Sebuah Cahaya

Peep... Peep... Peep...

Suara dari alat pemantau jantung terus berbunyi. Dane sedang berdiri di sebelah Verlyn yang keadaannya kian memburuk. Dokter meminta Dane untuk berada di dalam ruangan menerima sang tunangan yang bisa dibilang akan menghadapi kematian. Baru saja mereka akan melangsungkan pernikahan di hari ulang tahun Verlyn, 23 Juli nanti, yang terhitung 2 bulan dari sekarang. Tapi, nasib berkata lain, Verlyn harus mengalami kecelakaan saat akan pergi ke kantornya dua hari yang lalu dan berakhir koma hingga hari ini dokter menginformasikan jika kondisi Verlyn memburuk.

Air mata terus mengalir dari wajah Dane, ia tentu saja tidak ingin kehilangan Verlyn, wanita yang paling ia cintai setelah ibunya itu. Verlyn hidup sendirian, kedua orang tuanya juga meninggal dalam sebuah kecelakaan ketika dirinya masih kecil, hal itu membuat Dane benar-benar menjaga Verlyn dan menyayanginya sepenuh hati.

"Bertahanlah, honey, aku mohon," bisik Dane, air matanya jatuh mengenai wajah Verlyn yang masih terpejam.

Berselang beberapa detik saja, suara alat pemantau jantung berubah menjadi suara yang paling dibenci oleh Dane seumur hidupnya. Garis panjang muncul di layar. Dokter langsung sigap memacu jantung Verlyn, namun sayangnya gadis itu tidak bisa diselamatkan. Verlyn harus meregang nyawa.

"No!!!!!" teriak Dane dengan kencang, membahana di seluruh ruangan ICU. Dane terduduk di lantai, ia tidak menerima kematian Verlyn, ia bahkan marah dan protes pada dokter dan meminta mereka untuk mengembalikan Verlyn. Dane yang tidak bisa ditenangkan membuat dokter harus menyuntikkan obat penenang di tubuhnya. Mata Dane mulai terpejam dan ia pun tertidur.

"Dane! Dane! Hey!"

Lamunan Dane buyar saat panggilan dari Koyle masuk ke dalam telinganya. Dane menoleh ke arah sahabatnya itu dan berkata, "Apa?"

"Sudah delapan bulan berlalu, kau tahu, akhir-akhir ini kau semakin parah, nampaknya kau tidak bisa mengendalikan pikiranmu, apa mungkin sebaiknya kau perg--,"

Ucapan Koyle langsung dipotong oleh Dane.

"AKU BAIK-BAIK SAJA," ujar Dane dengan nada bicara yang meninggi, menegaskan jika dirinya tidak ingin menuruti permintaan Koyle yang meminta dirinya untuk pergi mencari bantuan dari psikolog untuk memulihkan kondisi jiwanya pasca kematian Verlyn.

"It's okay, aku hanya khawatir denganmu," tutur Koyle, ia memilih untuk mengalah dan tidak memaksa Dane, walau di hatinya ia sangat ingin Dane pergi mendapatkan terapi.

"Kau harus ingat Koyle, kematian Verlyn akan selamanya membekas di hatiku, tidak ada yang bisa menyembuhkan luka ini kecuali waktu, itu pun kalau aku mau menyembuhkan diriku sendiri, dia adalah cinta sejatiku," ucap Dane, ia lalu mengemas laptop dan handphonenya ke dalam tas,"Aku harus pulang, sampaikan pada Nora jika batalkan seluruh pertemuan hari ini."

Dane pergi meninggalkan Koyle yang masih menatapnya, sahabatnya itu hanya bisa menggelengkan kepala melihat Dane yang tidak ingin keluar dari kelabu yang menyelimuti jiwanya.

"Kenapa semua orang menginginkanku melupakanmu, bukankah mereka sungguh kejam?!" gumam Dane sambil melihat foto Verlyn yang masih ia pasang menjadi wallpaper di handphonenya.

Dane masuk ke dalam mobilnya, sebelum pergi meninggalkan halaman kantornya, Dane mencium mesra wajah Verlyn yang ada di handphonenya sembari mengucapkan, "I Love you."

Mobil itu perlahan meninggalkan parkiran. Pikiran Dane hari ini cukup kacau dan kusut, sebelumnya ia sudah bisa menenangkan pikirannya dan fokus pada pekerjaan yang sudah lama ia kesampingkan demi pemulihan dirinya. Namun hari ini, ia harus merasakan kembali kekacauan itu di pikiran dan hatinya.

Bayang kematian dari Verlyn selalu menghantui Dane, harusnya Dane membawa supir pribadinya hari ini, namun karena Dane sedang ingin sendiri ia memaksakan pikirannya yang sedang kacau itu untuk tetap fokus pada hal-hal yang sebenarnya tidak bisa ia lakukan sendiri.

Kalutnya pikiran Dane semakin menjadi, jalanan itu bagaikan lorong rumah sakit yang menuntunnya pada Verlyn yang sedang terbaring di ujung lorong. Dane segera menggelengkan kepalanya, menghapus visual yang terlintas itu. Namun hanya beberapa menit saja, Dane kembali terganggu dengan bayang wajah dari Verlyn. Hingga akhirnya, saat Dane benar-benar melenyapkan semua pikiran itu mobil yang ia kendarai harus menabrak pembatas jalan.

"AAAKKHH!!"

Brug!!!!

Dentuman keras itu mernghancurkan sisi depan mobil Dane. Teriakannya menjadi akhir dari perjalanan itu, Dane tidak sadarkan diri dengan cucuran darah yang mengalir dari kepalanya, ia terhimpit diantara kursi dan bagian mobilnya yang rusak.

Sebentar saja, seluruh orang yang melintas sudah berkerumun di dekat mobil Dane. Polisi yang melintas langsung meminta ambulance untuk segera datang ke tempat kejadian. Polisi berusaha mengevakuasi tubuh Dane, butuh waktu hampir setengah jam untuk mengeluarkan tubuhnya. Tangan Dane remuk begitu pula dengan kakinya yang patah, beruntung nyawa Dane masih bisa diselematkan. Tepat setelah Dane dievakuasi, ambulance tiba.

Berita kecelakaan itu tersebar di seluruh berita dan hal itu dengan cepat sampai di kantor milik Dane. Koyle yang sedang mengerjakan power point untuk presentasi langsung pucat, ia kemudian keluar dari ruangannya dan segera menuju ke rumah sakit tempat dimana Dane dirawat.

Jalanan yang macet membuat Koyle harus terjebak selama dua jam lamanya, New York memang sedang tidak ramah hari ini, ketika tiba di rumah sakit, operasi yang dilakukan pada Dane sudah selesai. Koyle menunggu di depan ruang ICU bersama dengan kedua orang tua Dane yang juga baru tiba.

"God! Tolong selamatkan anakku, aku tidak ingin kehilangannya," tutur ibu Dane, Margareth. Tangisannya tidak berhenti, ia terus meratapi nasib sang anak yang menurut kabar dari dokter masih diperlukan keajaiban agar Dane bisa lewat dari masa komanya.

"Aku tahu ini sangat sulit, tidak ada yang bisa ku katakan selain semoga semua akan berakhir dengan baik, aku tahu dia adalah orang yang sangat hebat dan juga kuat, aku yakin dia mampu bertahan," tutur Koyle sambil memegang pundak Margareth yang tersandar di bahu suaminya, Dwayne.

Koyle lalu beranjak dan melihat Dane yang tubuhnya sudah terpasang berbagai macam alat bantu, persis seperti Verlyn dulu, tanpa terasa air mata menetes di wajah Koyle.

"Bertahanlah, buddy," gumamnya.

Salah satu dokter mendekat ke arah Dane, terlihat ia menatap ke arah seluruh alat yang memantau kinerja tubuh Dane. Dokter itu memandang ke arah suster yang berdiri di sampingnya. Tatapannya terasa sangat depresi, seakan mengartikan hal terburuk akan terjadi pada Dane.

"Hanya keajaiban Tuhan yang bisa menyelamatkannya," ucap sang dokter, ia lalu berjalan meninggalkan Dane.

Gerakan dari dokter yang tertangkap oleh Koyle cukup membuatnya khawatir, pikirannya melayang jauh, apakah Dane akan segera pergi menemui Verlyn? Tanya itu menguasai pikirannya.

Sementara itu di alam bawah sadarnya, Dane melihat cahaya yang begitu terang. Dane menyadari jika dirinya berdiri di sebuah tempat yang tidak ia ketahui, tempat itu seperti ruangan kosong yang tidak berujung, hanya cahaya yang terlihat yang bisa membawanya keluar dari ruangan itu.

Tanpa ragu, Dane mengikuti cahaya tersebut dan tiba-tiba saja ketika di dalam cahaya itu, tubuh Dane terhempas cukup keras.

"Auch!" pekiknya.

Dane melihat ke sekeliling, ia sedang terbaring di sebuah ruangan, namun belum sempat bangun, Dane kembali merasakan kantuk yang hebat dan akhirnya mata Dane kembali terpejam.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku