Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Nafis (You Are The Culprit)

The Nafis (You Are The Culprit)

narapena

5.0
Komentar
4
Penayangan
5
Bab

Novel ini berisi tentang petualangan geng bernama The Nafis, dalam petualangannya mereka akan memecahkan berbagai kasus, dari yang termudah hingga yang tersulit. tak hanya sampai disitu mereka juga akan membongkar mitos-mitos palsu yang dianggap meresahkan untuk masyarakat luas.

Bab 1 Kejanggalan OSPEK (1)

Sabtu 17 September 2011, pukul 07.00, Universitas Karya Sastra, Yogyakarta.

Hari ini para mahasiswa dan mahasiswi baru dari Universitas Karya Sastra akan mengadakan acara OSPEK. Uniknya, Kampus ini memiliki tradisi untuk menyelenggarakan OSPEK di luar area kampus, dan kini bumi perkemahan Wedian lah yang dipilih menjadi tempat diselenggarakannya. Tempatnya terletak tepat dibawah kaki gunung Selatan yang cukup jauh dari kampus, mungkin sekitar tiga atau empat jam waktu tempuh.

Alan yang khawatir kesiangan berinisiatif untuk begadang semalaman agar bisa tiba lebih awal, dan sebagai penggantinya dia berencana untuk tidur total selama dalam perjalanan.

Sedikit tentang Alan, adalah manusia yang slengean banget, namun kapasitas otaknya masuk dalam golongan jenius, konon IQnya hampir menyentuh angka 180. Walaupun postur badannya bisa dibilang kurus dan tidak terlalu tinggi, tetapi dia ahli dalam bela diri capoeira.

Alan yang sudah menaiki bus bergegas menempati tempat duduknya, dan tanpa pikir panjang dia segera menjalankan apa yang sudah di rencankan dari semalam. Dengan sedikit mencari posisi ternyaman, lalu dia memejamkan matanya yang sudah begitu berat. Dengan keadaan bus saat itu masih kosong, sedangkan Alan orang pertama yang berada di situ, cukup mudah baginya untuk bisa tidur cepat.

Namun ketika Alan sedang khusu-khusunya menikmati tidur tiba-tiba ... Plakkkkk! bahunya ditepuk dengan kencang. "Setaann!" sontak Alan terkejut. Terbangunnya Alan secara tidak hormat, disambut riuh gelak tawa dari teman-temannya yang sudah berada didalam bus.

"Yeee,, dia tidur, emang dirumah nenek? Ha ha ha", ledek seseorang yang tiba-tiba duduk disampingnya. Alan yang kesal langsung menoleh kearahnya. Ternyata dia adalah Noval, pelaku tunggal yang membangunkan Alan secara tidak hormat.

Noval ini adalah teman pertama Alan di kampusnya, begitupun sebaliknya Alan juga merupakan teman pertamamya. Dia sangat hobi hiking, sudah puluhan gunung yang berhasil dia daki termasuk gunung Jayawija. Memiliki postur tubuh atletis dengan tinggi 170 cm, berkulit putih, berwajah tampan, dan dibekali bela diri karate, wajar saja saat masih di SMA dia begitu sangat popular dikalangan para gadis.

"Diem lu kijing sawah!" betak Alan kepada Noval. Melihat reaksi Alan, Noval malah semakin terhibur. "Ya elah, marah banget Pak? Ha ha ha," ledek Noval. Alan pun semakin kesal, lalu ia langsung bangkit dari tempat duduknya."Bodo amat, minggir lu!" seru Alan, sambil mendorong Noval agar segera memberi jalan untuknya. Noval pun langsung bangkit dan keluar dari bangkunya. Sontak seisi bus seketika terdiam dan menduga akan terjadi pertengkaran.

"Mau ngapain lu? Yak elah gitu aja ngambek?" tanya Noval dengan sedikit rasa bersalah. "Gua mau kencing," jawab Alan singkat. "Oooo mau kencing, gua ikut dong?," pinta Noval. Mendengar itu seketika Alan pun langsung bereaksi. Dengan menampilkan senyum yang menggoda, ditambah kedua alisnya dinaikan, lalu dia melirik Noval dengan tatapan lembut. Sungguh itu menjadi perpaduan yang sangat menjijikan dari wajahnya.

"Ya udah, tapi nanti tolong pegangin yah? Gua masih pusing nih takut blecetan," goda Alan, sambil menyolek dagu Noval. Noval yang muak melihat tingkah Alan sontak langsung menoyornya,"Najiiiissss!" seru Noval. "Cieee, kalian romantis banget sih? Bikin iri deh," terdengar ledek dari salah satu teman cowok mereka dengan nada gemulai. Alan dan Noval langsung menoleh mengarahnya. "Diem lu upil Dinosaurus! gua kencingin engap lu," ketus Alan. Suasana bus yang tadinya terdiam kembali dipenuhi dengan gelak tawa melihat tingkah mereka.

"Ayo Lan cepet, keburu busnya jalan," ajak Noval. Alan langsung menoleh kearah Noval lalu mengangguk dan menjawab,"baiklah." Mereka berdua bergegas menuju pintu belakang bus. Di awali Noval yang turun lebih dulu dari bus, lalu selang beberapa langkah Alan pun turun.

Namun ketika Alan baru saja Turun tiba-tiba ...Brruukk! Ia terjatung dengan posisi terungkap, Noval yang kaget langsung menoleh kearahnya. "Astagfirullah Lan!" ucap Noval sambil bergegas menghampiri Alan untuk menolong. Para mahasiswa lain yang ada disekitar pun langsung mendekatinya, bahkan sebagian yang ada didalam bus pun ikut turun untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.

"Maaf mas,saya buru-buru dan enggak liat masnya turun," seru seseorang dengan nada gugup serta raut wajah yang panik sedang mengakui kesalahannya. Wajar kalau Alan sampai tersungkur, karena dia ditabrak oleh orang yang memiliki badan yang gendut gempal.

"Ya Allah, awak ku!" rintih Alan. Noval yang sudah didekatnya segera membantunya bangkit.

"Lu enggak apa-apa kan Lan!" tanya Noval dengan sedikit khawatir.

"Enggak, cuma kayanya tulang iga gue patah tiga nih Val," tapi Alan malah menjawabnya dengan nyeleneh, sambil melihat luka-lukanya.

Noval yang tidak percaya mencoba memastikannya dengan menggoyang-goyangkan badannya dengan sedikit kencang, "seriusan lu Lan?" Noval memastikan. Alan yang merasa risih langsung memberontak dengan sedikit dorongan, "apaan sih lu!" ya enggak lah, cuma begini dong khawatir banget lu," bantah Alan sambil menunjukan luka lecetnya.

"Sekali lagi maaf yah?" kata orang itu lagi sambil menawarkan tangannya untuk berjabatan. Alan dan Noval langsung menoleh kearah orang itu. "Ya udah mas enggak apa-apa kok," jawab Alan sambil menerima jabat tangan itu. Melihat perilaku Alan orang itu pun merasa lega karena dia tidak memperpanjang masalah ini."Ya sudah kalau begitu, saya duluan ya mas?" pamit orang itu. Alan hanya membalas dengan mengangguk disertai senyuman.

Setelah orang itu pergi, Alan dan Noval pun melanjutkan tujuannya ke toilet, lalu diikuti pembubaran para mahasiswa lain yang menyaksikan kejadiian itu.

Ketika sudah berada didalam toilet, mereka langsung menuju urinoir untuk kecing dengan saling membelakangi. Sambil menikmati kencingnya, Alan membuka obrolan dengan mengulas kejadian tadi.

"Orang tadi gede juga tenaganya, sampe nyungsep gua," buka Alan. Seketika Noval langsung menoleh kearah Alan."Bagus masih idup lu, Hahaha", Noval menanggapi dengan tawa sambil mengingat kejadiaan itu."Sue lu."

"Eh Lan, tapi kayaknya gua pernah ngeliat orang itu deh Lan," Noval mencoba mengingat wajah orang itu. Alan pun sedikit penasaran dengan perkataan Noval."Hah serius lu! pernah liat dimana?" tanya Alan sambil menyudahi kencingnya lalu merapikan celananya. Namun Noval masih ragu, "tapi gua lupa," jawab Noval, yang juga sambil menyelesaikan kencingnya lalu merapikan celana."Gimana sih," Alan agak kesal dengan jawaban Noval. Saat mereka mengobrol, tiba-tiba terdengar info keberangkatan OSPEK telah diumumkan.

"Udah mau berangkat, buru Lan naik bus," ajak Noval."OK,,," Alan mengiayakan. Karena khawatir tertinggal mereka bergerak cepat menuju busnya.

Acara OPSEK ini diikuti oleh 250 peserta mahasiswa/i baru, 20 anggota BEM dan 5 dosen pembimbing.

Setelah Alan dan Noval tiba didalam bus, tak lama bus pun bergerak, dan langsung menuju ke bumi perkemahan Wedian, tempat yang dilangsungkannya acara OSPEK.

Suasana dalam bus pun langsung pecah dengan suasana yang ceria. Sambil menikmati perjalanan mereka melakukan kegiatan apa saja yang bisa mereka lakukan. Ada yang PD untuk nyanyi diiringi gitar meskipun nada dan suara enggak pas, ada juga yang nekat stand up comedy meskipun materinya garing, dan ada juga yang selpi-selpi alay ala artis Korea. Yah,, begitulah serunya perjalanan bersama.

Saat semekin dekat dengan lokasi, mereka dihidangkan dengan indahnya alam sekitar yang begitu menakjubkan. Hutan-hutan tropis, disertai dengan jajaran pegunungan menjadi sebuah perpaduan lukisan yang sangat indah untuk dipandang. Wajar jeritan-jeritan kagum yang terdengar norak keluar dari mulut mereka. "Dasar sekumpulan mahluk yang kurang piknik!" gerutu Noval.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku