Blam...
Lampu tiba-tiba mati, seketika seisi ruangan langsung menjadi gelap gulita, tampak seorang gadis terkejut, ketika lampu rumahnya yang tiba-tiba mati.
Wajahnya mulai ketakutan, sesaat suasana mendadak gelap gulita.
"Kenapa lampunya tiba-tiba mati? Ya Tuhan, aku takut sekali," gumam gadis itu sendiri.
Dengan wajah penuh ketakutan, iapun langsung memeluk bantal sofa yang ada di kursi sofanya.
Tak selang beberapa lama kemudian, terdengar suara langkah kaki beberapa orang, sudah memasuki rumahnya.
Tap..tap..tap..
Aneisha terpaku dalam diamnya, tatkala mendengar suara deru langkah kaki memasuki rumahnya. seketika hatinya mulai tak karuan, membayangkan jika ada rampok yang memasuki rumahnya dan akan merampok rumahnya.
Aneisha ketakutan, tubuhnya seketika mengeluarkan keringat dingin. Terlihat wajah dan tubuhnya sudah basah karena keringatnya sendiri.
"Siapa mereka? Ya Tuhan, kenapa aku mendengar suara langkah kaki memasuki rumah ini? Apa mereka adalah para perampok yang akan merampok rumahku?" kembali Aneisha bertanya dalam kegelisahan.
Tak ada penerangan sama sekali, membuat Aneisha sedikit kesusahan untuk mencari posisi ruangan yang ada di rumahnya, untuk bersembunyi dari orang-orang, yang saat ini memasuki rumahnya, dan terdengar seperti mencari penghuni rumahnya.
"Cari gadis itu sampai dapat!"
Suara lelaki itu, terdengar cukup keras di telinga Aneisha, hingga membuatnya ketakutan.
"Gadis? Siapa yang dia maksud itu? Apakah itu aku?" gumamnya dalam hati.
Bermaksud hati untuk mengambil benda pipihnya yang ada di atas nakasnya, tiba-tiba...
"Hei! aku menemukan gadis itu di sini!" teriak seorang lelaki yang saat itu tengah menemukan keberadaan Aneisha di sebuah sudut ruangan.
Aneisha bingung, bagaimana mereka bisa menemukan dirinya dalam keadaan kegelapan? Tentu dia tak pernah menyangka, jika mereka memakai sebuah alat khusus, yang bisa digunakan untuk melihat situasi ruangan gelap.
Tak selang beberapa lama kemudian, beberapa orang menghampiri dirinya, lalu segera menarik tubuhnya dari tempat duduknya disofa.
"Aw.. Sakit!" pekik Aneisha ketika lengan tangannya ditarik keras oleh lelaki tersebut.
"Diam kamu! Teriak sekali lagi, aku akan memperkosamu!" sentak lelaki itu dengan suara keras.
Aneisha langsung terdiam, air matanya mulai mengalir dengan derasnya, tatkala Lelaki itu berkata dengan nada penuh intimidasi.
Aneisha ketakutan, kerongkongannya terasa kering, tubuhnya mulai melemah dan jantungnya sudah mulai berdegub dengan kencang.
Beberapa saat kemudian, beberapa orang kini berjalan kearah mereka, Aneisha tampak kebingungan dan tubuhnya mulai gemetaran, ketika orang-orang itu mulai banyak berkerumun di ruangan tersebut.
"Bawa wanita itu, sekarang!" titah seorang lelaki yang terlihat seperti bos mereka.
Tanpa banyak bicara, mulut Aneisha dilakban dan kedua tangannya diikat kebelakang.
Aneisha diangkat tubuhnya, menuju ke mobil yang sudah terparkir di halaman rumahnya.
Setelah itu, dirinya langsung dimasukkan ke dalam mobil, lalu ke dua matanya ditutup dengan kain penutup, hingga membuat Aneisha tak bisa melihat apapun di sana.
"Emmpp..emmmp,"
Aneisha terdengar menjerit meminta tolong. Namun tiba-tiba, dua orang itu langsung duduk di kedua sisi Aneisha, lalu menghimpit tubuh mungilnya.
Aneisha langsung terdiam, dua orang tersebut sudah mampu mengintimidasi dirinya. Satu orang yang saat ini duduk di samping Aneisha, mengatakan sesuatu kepada bosnya.
"Cantik juga dia, Bos," ujar salah seorang dari mereka yang memuji kecantikan Aneisha.
"Tentu saja dia cantik, dia adalah pilihan bos kita, jangan pernah kalian berani menyentuh dirinya!" jawabnya dengan nada tegas.
"Iya, Bos," jawab lelaki itu ketakutan.
"Cepat kau lajukan mobilnya, menuju markas sekarang!" titahnya sembari menunjuk, ke arah jalan.
"Baik, Bos," jawab seorang driver.
Segera mobil itupun melaju dengan cepat, lalu kemudian menyusuri jalan yang sepi, untuk menuju ke arah markas mereka.
Dalam hati Aneisha bertanya-tanya, mengapa Mereka menculik dirinya dan akan dibawa kemanakah dirinya saat ini.
Aneisha semakin ketakutan, ketika mobil tersebut sudah melaju menyusuri sebuah jalan, yang dirinya tidak tau kemana arah tujuannya.
Beberapa orang membicarakan dirinya dan menyebutkan nama seorang lelaki dengan memanggil Tuan Zu. Orang itu mengatakan, jika dia adalah dalang dibalik penculikan ini. Tentu saja Aneisha bingung dan tidak mengenal siapa Tuan Zu, yang mereka maksudkan itu.
Bahkan Aneisha dibilang tidak memiliki musuh, apalagi keluarganya dari keluarga yang sederhana dan tak mengenal orang-orang yang berpengaruh.
Aneisha berdo'a dan berharap seseorang dapat menolong dirinya nanti.
Dua puluh menit berlalu, akhirnya merekapun tiba di sebuah Markas, yang tak diketahui di mana alamatnya.
Dengan kedua mata masih tertutup dan kedua tangan masih terikat, Aneisha lalu ditarik keluar dari mobil tersebut, tampak satu orang mencengkram lengannya dengan kasar, lalu segera menarik tubuhnya masuk kesebuah markas yang ada di sana.
Aneisha menangis, tubuhnya bergetar dan telapak kakinya terlihat terluka, ketika dirinya beralan tanpa menggunakan alas kaki.
Setelah masuk kedalam markas tersebut, Aneisha lalu didorong masuk ke dalam sebuah kamar.
Tak selang beberapa lama kemudian, ikatan tangan dan penutup kedua mata Aneisha dilepaskan.
"Jangan pernah berteriak! Karena akan sia-sia saja kau melakukan itu, tak akan ada satu orangpun mendengar teriakanmu,"
Ancamnya dengan menatap Aneisha penuh dengan tatapan intimidasi.
Aneisha hanya terdiam, dirinya benar-benar ketakutan, ketika berada di tempat asing baginya.
"S-siapa kalian? kenapa kalian membawaku kesini?" tanya Aneisha dengan nada bergetar.
"Kau tidak perlu tau siapa kami, lebih baik kau bersihkan dirimu, kau akan segera tau alasannya, untuk apa kau dibawa ke markas ini," jawabnya, dengan memberikan pakaian Ganti dan juga perlengkapan mandi untuk dirinya.
"Siapa yang menyuruh kalian? apa salahku, hingga kalian menculikku dan membawaku ke tempat ini?" tanya Aneisha dengan menaikkan intonasi nada bicaranya.
"Jangan banyak bicara gadis kecil, cepat lakukan apa yang aku perintahkan kepadamu, atau aku suruh anak buahku untuk menelanjangimu, lalu memandikanmu!" serunya dengan menaikkan dua oktav nada bicaranya.
Aneisha seketika ketakutan, mendengar apa yang dikatakan oleh orang tersebut. Aneisha segera menganggukkan kepalanya, seraya berkata kepada lelaki itu.
"Jangan, Tuan, Saya bisa melakukannya sendiri," jawab Aneisha dengan wajah ketakutan.
Lelaki itu tampak tersenyum penuh seringai, Aneisha lalu bergegas menuju ke kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya.
Sementara itu, Lelaki yang tadi berbicara dengan Aneisha, segera mengeluarkan gawainya, dan menelpon seseorang dibalik sambungan selulernya.
/0/12879/coverorgin.jpg?v=a7e5b07c2e0025e14d7b0a9ed67e0380&imageMogr2/format/webp)
/0/16808/coverorgin.jpg?v=d808fef2be80a9093ba500a367db1a44&imageMogr2/format/webp)
/0/2382/coverorgin.jpg?v=2f9a7be516cc5df3fabcdc4e5d695133&imageMogr2/format/webp)
/0/20150/coverorgin.jpg?v=aa37026c8ee9aaa5efab73689584202c&imageMogr2/format/webp)
/0/20114/coverorgin.jpg?v=63cd1706f81dd1e9ac5b50bc2918f172&imageMogr2/format/webp)
/0/6202/coverorgin.jpg?v=88ee7245d7d579680734f729a908f110&imageMogr2/format/webp)
/0/4293/coverorgin.jpg?v=e28720e679d41d3e065444c213d5b3ce&imageMogr2/format/webp)
/0/14417/coverorgin.jpg?v=e07075b3d1122bfcdd7ce07062178544&imageMogr2/format/webp)
/0/27637/coverorgin.jpg?v=9dc427f1beef1e71450e9d991dc5559b&imageMogr2/format/webp)
/0/17169/coverorgin.jpg?v=45534e54ad36109b6f207435dbe4052f&imageMogr2/format/webp)
/0/8394/coverorgin.jpg?v=3fd5a44b463fb4bca776667b01420ff2&imageMogr2/format/webp)
/0/7146/coverorgin.jpg?v=cfc7e3b77fde65377f0a642b218879f9&imageMogr2/format/webp)
/0/14473/coverorgin.jpg?v=b98912be56cc2351c9b34aed1f31055a&imageMogr2/format/webp)
/0/30075/coverorgin.jpg?v=d0a53a059b7ab79f9f9d8962fc9bcb6c&imageMogr2/format/webp)
/0/15980/coverorgin.jpg?v=1edf805aae073e3f3005abb9fe1177f3&imageMogr2/format/webp)
/0/4751/coverorgin.jpg?v=6746a9a0e35bdd42d4cbb667e17a0cca&imageMogr2/format/webp)
/0/12965/coverorgin.jpg?v=46baa2dc5a60c63e7b885ee567e31fe9&imageMogr2/format/webp)
/0/13299/coverorgin.jpg?v=8129e08c5be673a953fc32d0071ef17d&imageMogr2/format/webp)
/0/13449/coverorgin.jpg?v=16f865d9e5398d09b0ab8a1dd1b65466&imageMogr2/format/webp)
/0/16652/coverorgin.jpg?v=fa7359d26ad1f2c42f55484ddbac1ffa&imageMogr2/format/webp)