Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Ditalak Tiga Lewat Telepon

Ditalak Tiga Lewat Telepon

Haifa Dinantee

5.0
Komentar
4.8K
Penayangan
81
Bab

Atira, seorang sarjana wanita yang rela mengorbankan gelarnya demi menjadi seorang istri seutuhnya. Namun, bagaimana jadinya jika pengorbanan yang Ia persembahkan dibalas dengan kata talak tiga lewat telepon? Sedangkan Ia sudah tak dinafkahi beberapa bulan, Ibu mertuanya koma dan anak pertamanya hilang diculik orang? Sanggupkah Ia bertahan? Sanggupkah Ia bangkit dan menunjukkan pada dunia bahwa ini adalah dirinya? Temukan kisahnya dalam novel "Ditalak Tiga Lewat Telepon. " Happy reading!

Bab 1 DTLT 1 - Talak

"Apa maksudnya, Mas?" tanya Atira saat mendengar ikrar talak dari suaminya melalui sambungan telepon. Ia berharap jika dirinya sedang mendapatkan prank saja tepat di hari ini, hari ulang tahunnya.

"Kurang jelas? Selama hidup bersamamu Aku tak pernah bahagia. Oleh sebab itu aku memutuskan untuk mentalak kau detik ini juga," jawab Bayu, lelaki yang telah membersamainya selama delapan tahun dan memberi Atira dua orang anak lelaki.

"Mas, ikrar talak itu enggak bisa dipermainkan. Walaupun bercanda, tapi jika kata talak sudah diucapkan maka jatuhlah talak untuk istri. Apa kau sadar dengan ucapanmu, Mas?" cicit Atira dengan air mata yang telah menganak sungai. Ia pun menerima telepon dari suaminya dengan terduduk lemas di lantai rumah.

"Saya enggak main-main, Tira. Saya tegaskan sekali lagi bahwa saya mentalakmu, bahkan... sekalian saja saya talak kau dengan talak tiga. Mulai detik ini kau bukan lagi istriku dan tak akan pernah lagi jadi istriku" jawab Bayu dengan suara yang lebih kencang.

Bagai disambar petir di siang bolong, Atira luruh di lantai.

"Mas! Huhuhuhuhu!" Atira meraung meratapi nasibnya yang seperti terjatuh ke dasar lautan. Akhirnya Ia terkulai lemas dan berada diantara sadar tak sadar. Ponsel yang sedari tadi ia pegang pun terjatuh dari genggamannya.

"Tira... Tira, ada apa, Nak?" bu Asih segera datang menghampiri Atira. Wanita paruh baya yang baru datang dari warung itu shock saat mendapati Atira terkulai lemas di lantai kamarnya.

"Tira, kenapa?" tanya bu Asih panik. Ia pun bergegas membantu Atira agar terduduk atau sekedar bangun dari lantai, tapi ia tak cukup kuat. Atira menangis lemah dalam keadaan setengah pingsan.

"Tolong!" bu Asih berteriak berharap tetangganya ada yang akan mendengar meskipun kemungkinannya kecil. Sedangkan Dafa yang sedari tadi mengekorinya ke warung masih sangat kecil dan tak akan mengerti. Hanya Davin, cucu pertamanya yang sudah cukup besar dan bisa dimintai pertolongan, namun bocah lelaki itu sedang berada di sekolah.

"Mamah!" cicit Daffa seraya mendekati Atira dan berusaha memeluknya.

"Bu!" sahut Atira lemah, sedangkan tangannya kanannya memegangi tangan Daffa dengan lembut.

"Kenapa, Nak?" tanya bu Asih sambil mengelus pucuk kepala Atira. "Sebentar, ibu ambilkan minum ya!" ucap bu Asih seraya hendak berdiri.

"Bu!" panggil Atira yang kini memegang pergelangan tangan bu Asih. Ia menolak mertuanya untuk beranjak.

"Ada apa Nak? bicara sama ibu!" pinta bu Asih dengan air mata yang mulai menggenang di pelupuk matanya. Ia pun mengurungkan niatnya untuk pergi mengambilkan minum.

Atira sangat menyayangi bu Asih layaknya ibu kandung sendiri. Ia yang memang sudah tak memiliki orang tua, hanya memiliki bu Asih sebagai sosok ibu baginya.

"Mas Bayu. huhuhuhuhu... " ucap Atira sambil menggeleng-gelengkan kepala. Hatinya sangat sesak mengingat kata-kata talak barusan.

"Bayu kenapa Atira? Bayu kenapa?" tanya bu Asih yang mulai khawatir dengan keadaan Bayu.

"Mas Bayu, Bu!" tangis Atira semakin kencang. Dadanya kembang kempis menahan luka sayatan yang baru saja ia terima.

"Tira, bicara sama ibu! Ada apa sama Bayu?" bentak bu Asih. Ia tak sabar ingin mengetahui apa yang terjadi dengan Bayu.

"Mas Bayu. huhuhuhuhu." Atira terus menyebut nama Bayu. Kali ini ia memukul-mukul dadanya sendiri.

Melihat hal itu, bu Asih semakin merasa takut dengan kabar apa yang belum disampaikan oleh Atira mengenai Bayu.

Bu Asih begitu merindukan Bayu yang sudah hampir 3 tahun bekerja di Jepang. Satu tahun belakangan, Bayu mengaku jika dirinya kabur dari tempat ia bekerja dan terlunta-lunta di negara orang sehingga selama 6 bulan setelahnya ia hanya bisa mengirimkan uang sebanyak satu juta saja. Selebihnya, ia sudah tak mampu mentransfer uang walau satu rupiah pun. Bahkan, 3 bulan terakhir ia pun hilang kontak.

"Tira... ada apa, Nak?" tanya bu Asih sambil mengusap setiap air mata yang mengalir deras dari sudut mata Atira.

"Mamah!" Daffa ikut memeluk Atira, meskipun ia belum mengerti dengan apa yang terjadi. Anak 5 tahun itu hanya takut saat melihat Atira memukul-mukuli dadanya sendiri.

"Atira, anakku. Ada apa?" tangis bu Asih bertambah pecah mendapati sikap menantunya yang tak kunjung menceritakan kesedihannya. Ia betul-betul takut dengan kabar yang akan disampaikan oleh Atira.

"Mas Bayu, Bu. Mas Bayu. Huhuhuhuhu!" Tangis Atira semakin kencang. Air matanya pun semakin deras bercucuran, sedangkan kepalanya terus ia geleng-gelengkan untuk menolak apa yang terjadi padanya.

"Kenapa sama Bayu? Bukankan Bayu telpon mau transfer uang buat anak-anak?" tanya bu Asih yang mulai menerka-nerka apa yang terjadi.

Atira masih menangis dengan tubuh yang lemah. Ia terus menggelengkan kepalanya meskipun pelan. "Mas Bayu, Bu! Huhuhuhuhu!"

"Tira, bicaralah! Jangan buat Ibu bingung!" air mata bu Asih pun bertambah deras saat melihat menantu satu-satunya yang selalu menemani, dalam keadaan yang menyedihkan. Ia pun terus mengusap setiap air mata yang jatuh di pipi Atira dan membiarkan air matanya sendiri terjatuh.

"Aarrggggghhhhh...!" Atira tiba-tiba berteriak seolah ingin melepaskan beban yang teramat berat di hatinya.

Daffa ikut menangis saat Atira berteriak kencang. Ia takut jika ibunya akan pergi jauh seperti ayahnya.

Begitu pun dengan Bu Asih, ia pun tersentak kaget saat Atira berteriak. "Tira, kamu kenapa, Nak?" tangisnya pun semakin keras saat mendengar Atira berteriak. "Tira sayang, bicara sama Ibu, Nak!" bu Asih terus mengelus setiap inchi wajah Atira. Kasih sayangnya memang sangat besar kepada menantunya itu. Bagaimana tidak, Atira yang notabene seorang sarjana mau menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya setelah dinikahi Bayu yang waktu itu kerja serabutan. Karena perekonomian mereka tetap sulit dan hampir selalu mengandalkan uang pensiun ayah Bayu sebagai pensiunan guru yang diterima bu Asih setiap bulannya, akhirnya Bayu memutuskan untuk mengadu nasib ke negri orang.

Awal keberangkatan, Bayu rutin mengirim uang 5 juta per bulan untuk Atira dan anak-anaknya, dua juta untuk ibunya, bu Asih. Di awal kontrak sebagai pekerja pabrik di Jepang, Bayu mendapatkan gaji kotor setara 18 juta rupiah. Kisaran besar biaya hidup di negri sakura itu pun berbanding lurus dengan besar pengeluaran sehingga Bayu hanya bisa mengirimkan sepertiga dari gajinya.

Sebenarnya Bayu bisa saja menyelesaikan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi seperti yang diharapkan almarhum ayahnya, namun Bayu sempat terombang-ambing dengan kenakalan remaja sehingga ia hanya bisa menyelesaikan studi SMPnya saja. Ijazah SMA yang menjadi bekal untuk berangkat ke Jepang pun ia raih setelah mengambil paket C yang ia selesaikan setelah memiliki Davin, anak pertamanya. Itupun dengan biaya dari ibunya.

Setelah Atira berteriak kencang, kini ia pun lebih tenang, meskipun tangannya masih saja memukul-mukul dadanya.

"Bu, Mas Bayu menceraikan Atira." Akhirnya kalimat itu keluar dari mulut Atira.

"Apa? Hah?"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Haifa Dinantee

Selebihnya

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

Romantis

5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Ditalak Tiga Lewat Telepon
1

Bab 1 DTLT 1 - Talak

25/01/2024

2

Bab 2 DTLT 2 - Kaget

25/01/2024

3

Bab 3 DTLT 3 - Hilang

25/01/2024

4

Bab 4 DTLT 4 - Tak Mengenalnya

25/01/2024

5

Bab 5 DTLT 5 - Belum Siap Berjumpa

25/01/2024

6

Bab 6 DTLT 6 - Perampok

25/01/2024

7

Bab 7 DTLT 7 - Pertolongan

25/01/2024

8

Bab 8 DTLT 8 - Tertangkap

25/01/2024

9

Bab 9 DTLT 9 - Melawan

25/01/2024

10

Bab 10 DTLT 10 - Titik Terang

25/01/2024

11

Bab 11 DTLT 11 - Tak Mengenaliku

25/01/2024

12

Bab 12 DTLT 12 - Jatuh, tertimpa tangga pula

25/01/2024

13

Bab 13 DTLT 13 - Nihil

25/01/2024

14

Bab 14 DTLT 14 - Tak Gentar

25/01/2024

15

Bab 15 DTLT 15 - Pengakuan

25/01/2024

16

Bab 16 DTLT 16 - Rencana Besar

25/01/2024

17

Bab 17 DTLT 17 - Menemukan Davin

25/01/2024

18

Bab 18 DTLT 18 - Kontrak

25/01/2024

19

Bab 19 DTLT 19 - Kangen Ibu

25/01/2024

20

Bab 20 DTLT 20 - Orang Nyasar

25/01/2024

21

Bab 21 DTLT 21 - Menjenguk Ibu

25/01/2024

22

Bab 22 DTLT 22 - Perempuan Berhati Iblis

25/01/2024

23

Bab 23 DTLT 23 - Membawa Ibu

25/01/2024

24

Bab 24 DTLT 24 - Tak Terduga

25/01/2024

25

Bab 25 DTLT 25 - Ada Apa Dengan Pak Ramli

25/01/2024

26

Bab 26 DTLT 26 - Sulit Menemani Ibu

25/01/2024

27

Bab 27 DTLT 27 - Sang Dokter

25/01/2024

28

Bab 28 DTLT 28 - Diagnosa

25/01/2024

29

Bab 29 DTLT 29 - Kabar Mengejutkan

25/01/2024

30

Bab 30 DTLT 30 - Ibu Pasti Dicari

25/01/2024

31

Bab 31 DTLT 31. Nita Berbahaya

08/02/2024

32

Bab 32 DTLT 32. Bertemu Pak Ramli

08/02/2024

33

Bab 33 DTLT 33. Kabar Tak Baik

09/02/2024

34

Bab 34 DTLT 34. Pamit

09/02/2024

35

Bab 35 DTLT 35. Tira, Kamu Cantik!

10/02/2024

36

Bab 36 DTLT 36. Cemburu

10/02/2024

37

Bab 37 DTLT 37. Kamu...siapa

11/02/2024

38

Bab 38 DTLT 38. Kikuk

11/02/2024

39

Bab 39 39. Keputusan Besar

12/02/2024

40

Bab 40 DTLT 40. Ayo Kita Menikah!

12/02/2024