Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
DIUJUNG MALAM
5.0
Komentar
352
Penayangan
5
Bab

# cover from pixabay.com Mulanya Tomy hanya iseng ikut rekannya menghabiskan waktu malam minggu di lokalisasi Pasar Kembang, jogya. Tanpa diduga Tomy tertarik melihat salah seorang psk bernama Novi yang baru saja datang dari Kediri. Dengan malu malu Tomy akhirnya masuk kamar bersama Novi. Entah kenapa malam itu menjadi malam yang mengesankan bagi Tomy. Malam malam selanjutnya Tomy tidak sungkan lagi datang seorang diri di Pasar Kembang untuk menemui Novi. Siapa bilang seorang psk tidak butuh cinta. Novi merasakan cinta Tomy datang untuk dirinya. Begitu juga Tomy, ia merasakan cinta Novi telah bersemayam dihatinya. Tomy sadar mencintai seorang psk harus memiliki kesabaran ekstra. Andai saja ia mampu, ia akan mengentaskan Novi dari kubangan kenistaan itu. Tapi itu tidak kuasa dilakukan sedang Tomy sendiri masih bergantung pada kiriman orang tua untuk biaya kuliah. Cinta mereka pun mengalir begitu saja tanpa mempedulikan status Novi yang notabene bisa dinikmati kehangatan tubuhnya oleh siapa pun juga yang membayarnya. Menjelang wisuda baru diketahui bahwa Tomy adalah anak seorang petinggi di Jakarta. Novi terperanjat saat diperkenalkan dengan orang tua Tomy. Bukan soal ia seorang petinggi, lebih dari itu papa Tomy sangat mengenal Novi, karena selama ini diam diam papa Tomy menjalin hubungan gelap dengan Novi.

Bab 1 PENGALAMAN PERTAMA

Ponsel Tomy berdering beberapa kali saat ia di kamar mandi. Tomy pikir paling mama yang nelpon. Sebenarnya Ia sebel juga, satu hati mama nelpon sampai sepuluh kali. Kalau ada masalah penting tidak soal. Ini tidak, paling nanya yang itu itu juga. Sudah makan sayang, vitaminnya sudah diminum belum, dan pertanyaan pertanyaan kecil lain yang tidak penting.

Sejak kuliah di jogya Tomy merasa ia diperlakukan seperti anak kecil. Serba diatur, serba dilarang dan serba serbi lainnya yang membuat Tomy justru muak dengan perhatian mama yang berlebihan itu.

Suatu ketika Tomy iseng curhat pada Mayang, teman satu fakultas yang sama sama berasal dari Jakarta.

"Begitulah naluri seorang ibu Tom. Kamu pikir mamaku tidak cerewet seperti itu. Mamaku sama aja Tom. Apa susahnya angkat telpon dan basa basi sekedarnya, itu sudah membuat mama kamu senang."

Tomy selalu ingat pendapat Mayang dan ia menganggap semua itu biasa saja. Menurut Mayang justru perhatian mamanya yang berlebihan itu bisa dimanfaatkan untuk bermanja manja.

"Bermanja gimana, sebel tau," kata Tomy kala itu.

Mayang menyeringai, ia berpikir Tomy belum tau tehnik manja seorang anak kost.

"Kamu bisa minta uang saku lebih untuk keperluan tak terduga. Untuk jalan jalan, nonton sama pacar misalnya."

Tomy tertawa kecil mendengar Mayang menyebut soal pacar. Padahal ia tau kalau Tomy samai semester dua ini belum punya pacar. Bukan karena apa, ia malas aja pacaran. Kalau saja mau, tentu banyak cewek yang menerima cintanya diantaranya Mayang sendiri.

Tomy ganteng, tinggi, atletis, soal dompet tidak perlu diragukan lagi, apalagi. Tapi kalau Tomy sendiri tidak pernah tertarik dengan cewek cewek di kampus mau apa.

Usai mandi Tomy melihat ponselnya. Ternyata bukan mana yang telpon, tapi Arya teman sefakultas. Tumben Arya nelpon, ada apa,batin Tomy seraya menelpon balik Arya.

"Hallo, sorry Ar, sedang mandi tadi," kata Tomy.

"O...kirain ngerjain tugas dari dosen,"

Ujar Arya sembari tertawa meledek.

"Ada apa Ar?"

Arya hanya mau pinjam sepeda motor kalau Tomy tidak ada acara malam ini. Motor Arya ngadat lagi pulang kuliah tadi.

"Ambil aja kemari," kata Tomy enteng karena ia memang tidak ada acara malam ini.

Setengah jam berselang Arya datang dengan gojek. Tempat kostnya hanya berjarak dua kilometer dari tempat kost Tomy.

"Mau kemana Ar keren amat penampilan kamu. Mau apel pacar?"

"Apel gundulmu. Aku lagi galau, putus sama Febri."

Tomy tercengang, rasanya baru tiga bulan pacaran sudah bubar. Kalau sudah begini mau diapakan lagi, paling galau, makan tidak enak, tidur pun tak nyenyak. Tidur salah, berdiri salah. Itulah kenapa Tomy malas pacaran. Paling cuma cepika cepiki memanjakan perasaan. Tapi bila putus, sakitnya sampai dibawa keliang kubur. Serius ini.

"Terus kamu mau kemana?"tanya Tomy seraya menyerahkan kunci motor dan STNK.

Arya tersenyum.

"Kita keluar berdua yuk. Kota kota aja baru nongkrong di angkringan depan gedung Agung. Ayo....sekali kali jalan dari pada diam di kamar kost kaya ayam angkrem," kata Arya seraya menarik tangan Tomy agar segera ganti pakaian.

Karena Arya terus memaksa, Tomy pun bangkit, ganti pakaian kemudian mengikuti Arya keluar.

*****

Mata Tomy baru terbuka, ternyata melewatkan malam minggu di Malioboro asyik juga. Setidaknya cukup sekedar cuci mata, lumayan memandang bokong bokong cewek yang sengaja digoyang entah apa maksudnya.

Lewat pukul sepuluh Malioboro menggeliat menunjukkan jati dirinya. Suasana makin hangat. Pasangan muda mudi dengan seronoknya hilir mudik membuat Arya sakit hati.

"Pusing kepalaku Tom," ujar Arya.

"Emang kalau lagi galau begitu. Merasa kesepian ditengah keramaian."

"Bukan itu. Aku pusing karena karena Febri menolak tidur denganku, akibatnya kami bertengkar dan akhirnya putus."

"Kamu yo edan. Masak baru pacaran sudah ngajak tidur. Cewek mana pun juga akan menolak. Pakai otakmu Ar," kata Tomy sengit.

"Biasanya Febri itu pasrah aja bila aku ajak tidur. Entah kenapa siang itu ia menolak dengan berbagai alasan."

Tomy termenung, segampang itukah Febri menyerahkan kemolekan tubuhnya untuk dinikmati Arya. Apa yang mendasari pikiran Febri sehingga ia rela tidur dengan Arya. Atas dasar cinta atau nafsu yang tidak terkendali.

Tomy prihatin. Inilah akibat keliru mengadopsi paham sekulerisme yang justru mengoyak ngoyak keluhuran Budi bangsa yang sudah tertanam jauh jauh hari sebelum demokrasi tercipta.

"Tom, gimana ini."

"Apanya yang gimana?"

"Si kecil ini tidak mau kompromi, sejak Febi menolak si kecil terus menuntut untuk pelampiasan."

"Jepitin aja dipintu atau pakai sabun sana."

"Tega amat kamu Tom melihat penderitaan kawan."

"Terus maunya gimana?"

"Ikut aku ya, kita cari pelampiasan."

Arya bangkit, siap diatas motor, Tomy pun menurut duduk diboncengkan.

*****

Tomy terperanjat begitu Arya memarkirkan motor di teras losmen Laras.

"Ngapain kesini. Malu kalau ketahuan anak anak kampus."

"Daripada aku memperkosa anak ibu kost karena tuntutan si kecil," kata Arya sembari nyelonong masuk losmen Laras.

Tomy tidak bisa berkutik. Kunci motor dibawa Arya. Dari pada bengong di teras losmen Laras ia nenyusul Arya masuk.

Arya duduk disudut ruang tamu bersama seorang psk. Sementara disudut lain tampak beberapa psk bersenda gurau, sesekali tertawa lepas menyembunyikan kegundahan hati.

"Duduk Tom," kata Arya.

Tomy duduk diseberang Arya, wajahnya menunduk tidak berani menatap psk disamping Arya.

"Kok malu malu mas," ujar psk yang mengaku bernama Asih.

"Dia masih perjaka, nggak pernah kemari," seloroh Arya. Tomy melirik tajam kearah Arya.

Satu persatu psk disudut sana masuk kamar bersama tamu tamunya.

"Aku masuk dulu ya Tom, kasihan si kecil sudah tidak tahan lagi," kata Arya.

Tomy hanya mengangguk kemudian kembali menunduk tidak berani menatap Asih.

"Apa mau masuk bertiga," kata Asih dengan suara mendesah menggoda.

Tomy geleng kepala. Arya dan Asih pun masuk kamar nomor 3. Kini tinggal Tomy seorang diri diruang tamu losmen Laras. Sesekali dari salah satu kamar losmen Laras terdengar suara nafas memburu. Atau kadang jeritan lemah salah seorang psk di kamar lainnya membuat hasrat Tomy

Tomy berpindah tempat duduk keseberang agar lebih dekat dengan kamar nomor 3. Ia penasaran ingin mendengar suara Arya dan Asih. Mulanya dari kamar nomor 3 tidak terdengar suara apa apa selain nafas Asih dan Arya. Tiba tiba terdengar suara Asih

"Jangan dikeluarin dulu mas, aku belum siap."

"Nanti sesi kedua buat kamu. Aku sudah nggak tahan lagi," ujar Arya disela sela nafasnya yang terengah engah.

Selanjutnya terdengar suara kecipak dari organ sensitif Asih yang becek. Makin lama suara itu semakin intens dan akhirnya terdengar desah panjang dari mulut Arya.

"Asu...!" Tomy mengumpat sembari membetulkan letak senjatanya yang tegang.

Tomy terperanjat dan tersipu malu manakala seorang psk lain masuk ruang tamu tiba tiba langsung duduk berhadapan

"Sendirian aja. Nunggu atau mau....."

"Nunggu teman kamar sama Asih," jawab Tomy dengan suara parau.

"Kenalkan, Novi "

Tomy menyambut ragu uluran tangan Novi.

"Jadi, kalian berdua masih kuliah. Sekarang kamu mau ngamar atau gimana?"tanya Novi.

"Aku, aku ...."

Novi paham melihat kegugupan Tomy. Ia bangkit, menarik tangan Tomy.

"Kita cerita didalam kamar aja."

Tomy tidak menolak, ia mengikuti Novi menarik tangannya. Namun, semua kamar penuh. Novi menarik tangan Tomy keluar meninggalkan losmen Laras, naik becak ke hotel blue safir di Dagen.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Didit suryadi

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku