Bukan hanya cantik, Saras punya ramuan yang membuat Fadlan bertekuk lutut dikakinya. Ramuan apa itu?
"Pagi, Sayang," ucap Mas Fadlan lembut di telingaku. Bibirnya yang tipis bermain manja di pipiku.
"Mmmm, geli Mas," aku menggeliat manja. Kupicingkan mata dan menatap lembut Mas Fadlan, pria yang sudah menemaniku selama lima tahun ini.
"Mas pergi kerja dulu, ya, Sayang. Kamu jangan capek-capek di rumah, ya," bisiknya lembut.
"Iya, Mas. Hati-hati di jalan, ya Sayang," ucapku seraya mencium punggung tangannya. Mas Fadlan tersenyum manis. Ia pun balik mencium keningku lembut.
Ku tatap kepergiannya dengan senyuman dan doa di hatiku. Ya, Mas Fadlan lelaki tampan dan juga lembut. Berkulit putih dan tinggi juga punya tubuh yang ideal.
Ia selalu memperlakukanku dengan baik dan sangat menyayangiku. Seorang lelaki yang perfeksionis dan juga teliti. Membuatnya selalu tampil mempesona di setiap waktu.
Aku sungguh bahagia menjadi istrinya. Sayangnya, di usia pernikahan kami yang sudah memasuki usia lima tahun aku tak kunjung mengandung. Namun, itu tak menjadi batu sandungan untuk kami. Mas Fadlan tetap berlaku baik dan sikapnya tak pernah berubah.
Brummmm!
Ku dengar deru mobil Mas Fadlan di luar. Pelan kulangkahkan kaki keluar kamar menuju dapur. Seperti biasa, sarapan sudah tersedia di atas meja. Selain tampan Mas Fadlan sosok suami yang sangat pengertian. Ia tak pernah merepotkan dan selalu menyempatkan diri membantuku. Ia pun tak pernah banyak menuntut.
Slurrrrp!
Kuseruput susu coklat hangat di atas meja. Duduk manis sembari mengunyah roti tawar dengan selai strawberry. Menikmati pagi sebelum berangkat ke butik.
"Ah, kamu memang suami idaman, Mas," aku berdecak kagum.
Aku Widya. Wanita muda yang sangat beruntung di peristri olehnya.
***
Brumm!
Ckitttttt!
Mobil putih berhenti di depan kosan bercat putih. Seorang wanita cantik yang masih belia keluar dari salah satu kosan menyambut lelaki tampan berkemeja coklat di dalam mobil.
Wanita itu tampil dengan tampilan kemeja merah dengan rok hitam di atas paha. Berjalan melenggok memamerkan paha putih dan tubuhnya yang indah bak gitar spanyol. Rambutnya hitam sebahu terkibas manja membuat sang lelaki berdecak kagum mengagumi kecantikannya.
"Pagi Sayang," sapanya begitu berada di samping mobil.
"Pagi juga cantikku, ayok masuk. Nanti kelihatan orang," jawabnya sambil celingak-celinguk. Memperhatikan sekitar.
"Tenang aja, Sayang. Aman," ucapnya dengan memainkan jemari lentiknya.
Gadis itu kemudian masuk ke dalam mobil. Sengaja merundukkan tubuhnya dan memamerkan mahkota putih nya hingga sang pria menelan ludah.
"Sayang, sarapan pagi dulu, dong," goda sang pria. Sang pria mendekatkan wajahnya dan menatap mesra gadis cantiknya .
"Belum dapet ya, dari Widya. Istrimu ," sahutnya beringsut mundur seolah menolak .
"Hmmm, seperti biasa. Wanita pemalas itu masih tertidur ketika aku bangun. Akulah yang menyiapkan segala keperluanku sendiri dan membuat sarapan," dengusnya kesal.
"Cup-cup-cup, Sayang. Ada aku di sini," bujuk gadis muda itu.
"Kamu sih. Buat aku badmood . Boro-boro mau sarapan. Mau pergi pun ia belum mandi. Membuatku ga bernafsu mendekati nya," papar sang lelaki yang ternyata Fadlan . Suami Widya.
"Beda banget sama kamu, Sayang. Pagi-pagi dah cantik, wangi, sexi. Membuatku selalu deg-degan kalau dekat sama kamu," puji Fadlan.
" Oia, Sayang. Dah Mas transfer lima juta, ya. Sesuai permintaanmu kemarin,"ujarnya sembari menunjukkan ponselnya .
"Ah, makasih Sayang , muachhh ," si gadis tampak kegirangan dan mencium mesra pipi Fadlan .
"Cuma pipi? lima juta loh, Sayang. Ga dikit itu," jawabnya dengan memanyunkan bibirnya yang tipis.
"Iya, sini," si gadis menarik keras kemeja Fadlan. Kecupan demi kecupan mendarat di bibirnya. Fadlan tak kuasa menolak.
"Sudah, ah. Ayo berangkat kerja. Nanti kita terlambat," ia pun menyudahi aksinya .
"Kamu memang liar, Sayang. Itu kenapa aku sangat tergila-gila padamu," puji Fadlan membuat gadis itu tersenyum malu.
"Abis pulang kerja aku tunggu di kafe depan kantor. Kita lanjut ke hotel. Ingat loh, maumu sudah kuturuti , gantian aku yang minta," tutur Fadlan dengan kedipan manja. Si gadis hanya tersenyum simpul dan mengangguk. Fadlan meremas geram paha si gadis hingga ia terlonjak kaget. Membuat Fadlan semakin gemas dan tak sabar menunggu sore tiba.
***
Gadis itu adalah Prameswari. Ia biasa di sebut Memes. Wajahnya memang sangat cantik. Bibirnya tipis ,hidungnya bangir dan bulu matanya lentik .
Gadis berusia dua puluh tahun itu jatuh hati pada seorang pria beristri bernama Fadlan. Pria ganteng berusia tiga puluh tahun yang belum memiliki keturunan.
Awal pertemuan mereka di sebuah kantor. Memes adalah karyawan baru di kantor Fadlan . Benih cinta itu muncul sejak awal mereka saling pandang saat bersamaan menaiki lift . Fadlan tak sengaja menginjak kaki Memes, dan saat itu mereka langsung berkenalan.
Fadlan ternyata sosok pria yang sangat Memes idam-idamkan . Selain tampan, Fadlan juga punya kedudukan penting di kantornya . Enak di ajak bicara dan selalu rapi. Membuat Memes langsung jatuh hati.
Ternyata gayung bersambut. Fadlan tak kuasa menahan hasrat diri untuk bisa memiliki Memes walaupun ia sudah beristri. Ia pun jatuh hati dengan paras cantik dan tubuh seksi sang gadis.
Mereka kemudian...
Bab 1 Prameswari
21/12/2021
Bab 2 Ramuan gaib
21/12/2021
Bab 3 Memes Si Penakluk
21/12/2021
Bab 4 Ritual
21/12/2021
Bab 5 Syarat
21/12/2021
Bab 6 Sebuah pertanda
21/12/2021
Bab 7 Wisya's Pov
21/12/2021
Bab 8 Fadlan
21/12/2021
Bab 9 Cemburu
21/12/2021
Bab 10 Misteri kematian Nania
21/12/2021
Bab 11 Misteri kematian Nania
23/12/2021
Bab 12 Part_12
23/12/2021
Bab 13 Part_13
23/12/2021
Bab 14 Part_14
23/12/2021
Bab 15 Part_15
23/12/2021
Bab 16 Part_16
23/12/2021
Bab 17 Part_17
23/12/2021
Bab 18 Part_18
23/12/2021
Bab 19 Part_19
23/12/2021
Bab 20 Part_20
23/12/2021
Bab 21 Part_21
23/12/2021
Bab 22 Part_22
23/12/2021
Bab 23 Part_23
23/12/2021
Bab 24 Part_24
23/12/2021
Bab 25 Part_25
23/12/2021
Bab 26 Part_26
23/12/2021
Bab 27 Part_27
23/12/2021
Bab 28 Part_28
23/12/2021
Bab 29 Part_29
23/12/2021
Bab 30 Part_30
23/12/2021
Bab 31 Part_31
23/12/2021
Bab 32 Part_32
23/12/2021
Bab 33 Part 33
23/12/2021
Bab 34 Part_34
23/12/2021
Bab 35 Part_35
23/12/2021
Bab 36 Part_36
23/12/2021
Bab 37 Part_37
23/12/2021
Bab 38 Part_11
23/12/2021
Bab 39 Part_39
23/12/2021
Bab 40 Part_40
23/12/2021
Buku lain oleh R.D.Lestari.
Selebihnya