/0/13501/coverorgin.jpg?v=1a1199ebd16f44b6ec106fc74bf349fc&imageMogr2/format/webp)
Sarah dan Reyhan pasangan muda yang saling mencintai, mereka dua sejoli yang sedang dimabuk cinta, entah setan apa yang merasuki keduanya hingga Sarah mau menuruti apa yang diinginkan kekasihnya Reyhan. Demi cinta mungkin pikir Sarah, Demi cinta Sarah rela kehormatannya direnggut oleh sang kekasih. Kala itu keduanya memang sedang melepas kerinduan sebab Reyhan baru saja pulang selepas meniti karir meneruskan Perusahaan Ayahnya.
Rumah Sarah tampak sepi sebab Darmi Ibu Sarah sudah berangkat berjualan di pasar, sehingga Reyhan menginginkan keduanya untuk bertemu di rumah bukan di luar, sudah hampir dua bulan terakhir Reyhan tidak menemui kekasihnya karena kesibukannya. Sekalinya bertemu keduanya ingin menikmati keintiman dan cinta yang mereka bagi.
"Aku merindukanmu Sarah," Reyhan mendekat mengecup cuping telinga Sarah, membuat wanita itu terdiam seketika. Menatap sendu manik mata sang kekasih lalu tersenyum kecil, bukan hanya Reyhan dirinya pun sangat merindukan kekasihnya.
"Rey aku tahu kau tak perlu mengatakan itu.”
" Aku menginginkanmu, "bisiknya sekali lagi. Sarah memejamkan matanya, entah kenapa pandangan Reyhan membuat dirinya seperti terhipnotis olah sentuhan kecil yang Reyhan berikan.
Hening, tak terduga sebuah desahan lolos dari bibir Sarah, akibat ulah Reyhan yang mulai mencumbu kekasihnya.
“Rey…”
Sarah menjilat bibir bagian bawah,mengulum ketika menahan lenguhan, dia menyukai rangsangan yang diberikan Reyhan dibagian gundukan kenyal miliknya dan Reyhan pandai melakukannya. Tangan Sarah mendekap wajah Reyhan lalu mencium lembut kekasihnya, dan mereka Kembali menikmati ciuman yang memabukan.
"Rey.... aku. "
"Syuuttt! pelase sayang sekali saja," ucap Reyhan merajuk pada Sarah. wanita itu mengangguk lemah, dia pun menginginkan hal yang sama karena sudah merasakan horni sedari tadi akibat sentuhan Reyhan.
Reyhan mendorong bahu Sarah hingga gadis itu terkapar pasrah di sofa empuk miliknya. Reyhan meneguk saliva saat kekasihnya sudah dalam keadaan polos. Tangan Reyhan mengusap pinggang ramping Sarah memeluk tubuh tersebut hingga tak berjarak.
“Apa kita akan melanjutkannya?” tanya Sarah, wanita itu sudah berkabut napsu begitu pun dengan Reyhan. Reyhan mengangguk perlahan,Sarah mengangkat tubuhnya lalu mendorong masuk kejantanan Reyhan, wanita itu menjerit karena merasakan sakit saat Reyhan perlahan memompanya.
"Rey...aw..sakit!" bulir air mata jatuh memasahi pipi Sarah, Reyhan menghapusnya meyakinkan kekasihnya jika sakitnya tidak akan lama.
"Kamu tenang sayang, ini tak akan lama kamu perlahan akan menikmatinya, percaya padaku," kata Rey sambil mengecup bibir kekasihnya dan terus memompa kejantanannya. Reyhan mempercepat temponya hingga masuk secara keseluruh di dalam sana. Gerakan itu awalnya samar namun Sarah mulai memaju mundurkan tubuhnya hingga kejantanan Reyhan menggesek dinding kewanitaannya.
“Rey…
Suara desahan saling bersautan,sepertinya benar apa yang dikatakan kekasihnya ini sangat nikmat, dan Sarah mengerang berkali kali akibat ulah ritme yang Reyhan mainkan, mereka saling memeluk satu sama lain, ketika tubuh mereka menegang, saling memompa untuk mencapai pelepasan bersama. Mereka tidak sadar jika sedari tadi rupanya sudah ada sepasang mata yang melihat adegan ranjang yang sebenarnya tidak pantas mereka lakukan.
“Rey I love You, aku mohon jangan tinggalkan aku,” ucap Sarah pada Reyhan sambil mendesah Panjang. Pria itu mengangguk dia membenarkan rambut Panjang Sarah dan terus memompa tubuh Sarah meneguk kenikmatan bersama, Sarah memang selalu dibuat mabuk kepayang selalu terlihat sempurna oleh Reyhan dan dia selalu membuatnya bagaikan laki-laki perkasa.
Terkejut melihat apa yang terjadi di dalam rumah Sarah tersebut, tetangga itu melihat dengan rasa ingin tahu lebih lalu mengintip kembali dari celah bilik rumah tersebut yang terbuat dari anyaman bambu, dan matanya terbelalak melihat keduanya telanjang bulat tanpa busana di siang bolong. Meski awalnya dia tidak percaya pada apa yang dilihatnya. karena selama ini dia melihat Sarah sosok wanita yang pendiam tidak banyak tinggkah. Tanpa berpikir panjang, dia segera menghubungi Ketua RT setempat untuk memberitahukan insiden ini. Berita tersebar dengan cepat di kampung tersebut, dan suasana semakin panas dan tegang.
Sarah dan Reyhan tak lama kemudian dikepung oleh warga dan dipaksa masuk ke rumah Kepala Desa. Saat mereka berdua ditangkap, terlihat bahwa Sarah tidak mengenakan sehelai benang pun begitu juga Reyhan mereka tertangkap basah saat sedang menikmati puncak kenikmatan.
“Bangun! Keluar kalian!”
Keduanya terperanjat begitu kaget dengan suara yang tiba-tiba saja ada di hadapan mereka, saking nikmatnya salah satu warga yang berhasil membobol pintu rumah Sarah pun tidak mereka dengar.
Sarah segera turun dari tubuh kekasihnya dia ditarik paksa oleh salah satu warga dan disoraki secara bersamaan, dia tidak mengenakan sehelai benang pun dan langsung dipaksa untuk keluar rumah tersebut. Sarah dan Reyhan digelandang oleh warga tanpa memanusiakan keduanya, Warga semakin murka dan geram dengan tindakan di luar batas yang dilakukan Sarah. Mereka tak pernah membayangkan bahwa Sarah, seorang perempuan yang terkenal sebagai sosok yang alim dan sopan, dapat melakukan hal semacam itu bersama kekasihnya. Warga banyak mencemooh bahkan menghakimi keduanya, Reyhan dan Sarah hanya menunduk malu dan Pasrah atas apa yang mereka lakukan, setelah sampai di rumah pak RT. Istri pak RT langsung memberikan sarung pada Sarah dia geram dengan tindakan warga yang menggelandang Sarah dan Reyhan tidak manusiawi.
/0/16901/coverorgin.jpg?v=2b23a53fc3917b0a29dd0a241be3a429&imageMogr2/format/webp)
/0/24618/coverorgin.jpg?v=20250618185346&imageMogr2/format/webp)
/0/16294/coverorgin.jpg?v=a320a42e7f4a64abde3914a2d9fc3de3&imageMogr2/format/webp)
/0/26554/coverorgin.jpg?v=0692dd6d9b982272e6b4c6b01ce23c66&imageMogr2/format/webp)
/0/17021/coverorgin.jpg?v=8bfba2fb2d2820bbe566cfe46ce6b456&imageMogr2/format/webp)
/0/14085/coverorgin.jpg?v=10b7a9553a6f4ea4959f71b915fe161f&imageMogr2/format/webp)
/0/16314/coverorgin.jpg?v=f7760b193126c15b01909383c73fff86&imageMogr2/format/webp)
/0/15486/coverorgin.jpg?v=76aab5028ab26248098836f614a0e05a&imageMogr2/format/webp)
/0/23963/coverorgin.jpg?v=f7ee9be2fbd2f0e56c0468f45b0b4e82&imageMogr2/format/webp)
/0/15342/coverorgin.jpg?v=c921cbb156afc87fd6358d4c294a804c&imageMogr2/format/webp)
/0/18434/coverorgin.jpg?v=20240705151413&imageMogr2/format/webp)
/0/19433/coverorgin.jpg?v=8129e08c5be673a953fc32d0071ef17d&imageMogr2/format/webp)
/0/23409/coverorgin.jpg?v=20250719084412&imageMogr2/format/webp)