Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Bertemu dengan mu, dan hidup bersama adalah salah satu keinginanku. -Na
||I'M FINE||
☁️☁️☁️☁️
Pagi ini tidak seperti biasanya, Lisa bangun 20 menit lebih awal, dan sekarang sudah memasuki jam 05:10 menit waktu Korea Selatan, yang mana Lisa sudah terbangun 30 menit lamanya.
Apa yang dilakukan Lisa sepagi ini? Bahkan Lisa sudah duduk di depan komputernya dengan secangkir kopi hangat yang baru saja ia seduh untuk menemaninya pagi ini.
Lisa memang tidak menyukai yang namanya 'menggambar' bukan berarti ia tidak bisa menggambar, hanya saja, Lisa mempunyai alasan lain mengapa ia tidak suka mendengar kata-kata itu.
Dengan sedikit alunan music didalam ruangan itu hingga tidak terlalu sepi, Lisa tengah menggoreskan pena itu ke ipad nya, dengan sesekali melihat ke arah layar komputer hanya sekedar mengganti lagu jika sudah habis, dan begitu lihainya ia menggoreskan pena tersebut, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan nya, Lisa pun tersenyum puas melihat hasil yang ia gambar.
Waktu berlalu begitu cepat. Ketika merasa senang waktu akan terasa lebih cepat, namun sebalik nya waktu akan terasa lambat jika kita merasa kesepian.
"Akhirnya, aku menyelesaikan nya juga bahkan tidak sampai satu jam lebih, meski lanjutan yang semalam," monolognya dengan senyum manis yang selama ini enggan ia perlihatkan ke orang-orang yang berada di sekitarnya.
||KENANGAN||
"Hey, Lisa coba lihat lukisan yang baru saja aku buat, bagai mana menurut mu?" tanya seorang gadis kecil yang tengah duduk di tanah lapang, begitu luas di hiasi dengan tumbuhan liar yang menjulang.
Sembari mengikuti arahnya angin di sore hari sekaligus menerpa tubuh mungil mereka berdua, dan tentu saja selalu ada yang mengawasi mereka dari kejauhan, yang bisa di perkirakan jaraknya sekitar 5 sampai 10 meter dari keberadaan mereka.
"Hmm, lumayan bagus," jawab gadis yang bernama Lisa, tentu saja gadis kecil itu protes, pasalnya Lisa gadis yang di tanya sama sekali tidak melihat hasil lukisan yang sudah susah payah Lina buat.
"Yaaa, bahkan kau menoleh sedikit pun tidak, Lisa-ya, lihatlah kemari," oceh Lina si gadis kecil itu, yang tengah melukis sedari tadi, tanpa ada hirauan sama sekali dari sang kaka.
Yang mana Lina masih berusaha untuk merayu Lisa, meski Lisa sedang bermain play gamenya, dengan aerphone yang menutupi kedua telinganya, namun Lisa masih bisa mendengar perkataan Lina yang tidak jauh darinya sedang mengoceh tidak jelas.
"Aku... hanya butuh kau melihat ke arah ku sebentar saja," lanjut Lina memelas, dengan suara paraunya, yang masih setia berdiri di depan papan lukisnya yang sebentar lagi akan kelar buliran bening membasahi pipi tembemnya.
"Lina, bisa kah kau diam sebentar aku sedang bermain, lakukan apa yang ingin kau lakukan, ouh," jawab Lisa dengan pandangan yang masih terfokus dengan play gamenya itu.
lagi?
"Aku hanya butuh kau melihat ke arah ku sebentar." Dengan sedikit isakan yang keluar dari mulut Lina. Lisa yang tidak tega pun akhirnya menoleh ke arah Lina, dengan aerphone yang masih bertengger di telinga Lisa tentunya.
Merasa Lisa merespon ucapannya, Lina langsung tersenyum lebar seketika memperlihatkan lesum pipinya yang begitu manis, yang secara otomatis membuat Lisa juga ikut tersenyum melihatnya.