Vania Clarista harus rela menukar jalan kehidupannya yang awalnya penuh kasih sayang dan harta dengan jalan yang saling bertolak belakang. Karena kekagumannya pada seorang laki-laki yang bergelar Playboy di sekolahnya telah membutakan mata hatinya. Karena kekaguman itu, ia pun dengan suka cita merelakan dirinya pada Edgar Emiliano. Bahkan dari kejadian itu Vania harus menanggung akibatnya sendiri. Vania hamil, tetapi tak mau mengecewakan keluarga yang sudah sangat menyayangi dirinya. Hingga akhirnya, ia pun memutuskan untuk pergi dan memulai kehidupannya sendiri. Akankah Vania bertemu kembali dengan Edgar dan akan bersatu demi benih yang tertinggal di rahimnya enam tahun lalu? Ataukah Vania akan terus berjuang sendiri demi masa depannya dan anaknya?
Ujian akhir semester telah tiba, dan kini siswa-siswi dari sekolah elite dan terkenal itu bermaksud untuk menggelar acara perpisahan di salah satu rumah kediaman mereka.
(Vania, lo udah siap 'kan?)
"Udah, tunggu aja di depan," jawab Vania sembari memasang high heels di kakinya.
(Oke, buruan!)
"Iya, Bawell!"
Setelah selesai Vania langsung keluar kamarnya dan berjalan cepat menuju ke pintu depan. Namun, saat di ruang tamu ia bertemu dengan Ijah ART rumahnya.
"Loh, Non Vania mau ke mana?" tanyanya heran.
"Aku mau keluar sebentar, Mbak. Nanti kalo Mamy dan Kak Leon pulang bilang aja aku lagi cari sesuatu di luar." balas Vania sembari melanjutkan langkahnya menuju ke pintu keluar.
"Kalo Den Leon marah, gimana dong, Non?" teriak Ijah kebingungan karena Vania sudah tidak lagi memperdulikan dirinya. Ia khawatir jika Veronika ibu Vania pulang dan menemukan sang anak tak ada di rumah. Terutama Leon, sang kakak pasti akan mengamuk jika tahu sang adik pergi tanpa pamit.
"Semoga Tuhan selalu melindungi Non Vania do luar sana." gumam Ijah sembari memutar tubuhnya dan melangkah masuk ke dapur.
Sedangkan Vania kini sudah masuk ke dalam sebuah mobil Honda Brio bersama temannya Sesil.
"Elu yakin nggak bakal dicariin Kak Leon atau Mamy lu ini?" tanya Sesil khawatir sembari terus fokus pada jalanan yang ada di depannya.
IA sangat hafal watak dari keluarga Vania karena mereka sudah berteman sejak di bangku sekolah SMP.
"Udah, lu tenang aja! Mereka nggak bakalan tau, kok." jawab Vania yakin.
Bagaimana tidak yakin. Vania telah menyulap kamarnya sedemikian rupa agar sang ibu ataupun kakaknya tidak curiga dan mengira ia sudah terlelap tidur.
Vania begitu nekat untuk pergi dari rumah secara diam-diam karena ia sangat menginginkan untuk bisa menghadiri acara perpisahan siswa-siswi sekolah tempat ia menimba ilmu beberapa tahun ini.
Setibanya di tempat digelarnya pesta perpisahan tersebut Vania dan Sesil segera masuk, dan ternyata di dalam rumah itu sudah begitu banyak teman-teman mereka yang sudah hadir. Pesta itu sengaja digelar di rumah salah satu siswa dari sekolah tempat Vania dan Sisil brrsekolah yaitu rumah Anthony.
Vania dan Sisil terus berjalan semakin ke dalam dan ikut bergabung di keramaian tersebut
"Hai Vania, Sisil. Ternyata kalian datang juga. Gue kira lu berdua nggak datang," ujar Antoni menyambut kedatangan keduanya dengan suka cita.
"Datang dong, masa nggak. Ini 'kan pesta kita. Perayaan yang kita rayakan sebagai bentuk kebahagiaan kita karena seluruh teman-teman kita lulus bersama-sama, dan juga ini merupakan malam perpisahan kita. Karena setelah ini, pasti banyak di antara kita yang kemungkinan besar akan melanjutkan pendidikan di luar negeri maupun luar kota, dan ini adalah kesempatan kita untuk bisa saling memberi support, dan juga di sini kita bisa membuat kenang-kenangan yang indah agar kelak jika kita bertemu kembali akan ada kisah yang kita ceritakan. Cerita indah di masa lalu kita bersama," balas Sisil yang dengan gaya dramatisnya seperti seorang yang sedang membacakan puisi.
Melihat hal itu Vania dan Anthony tertawa terbahak-bahak karena menurut mereka Sisil terlihat begitu lucu.
Sedangkan Sisil yang merasa jengkel karena ditertawakan oleh kedua temannya itu hanya bisa mendengkus sembari memanyunkan bibirnya sebagai bentuk protes dirinya atas perlakuan dua temannya itu.
"Ya sudah, kalau begitu kalian nikmati saja pestanya! Bergabunglah bersama yang lain. Gue masih harus menunggu teman-teman yang lain agar mereka tidak merasa terabaikan berada di pesta ini. Have fun guys!" seru Anthony mempersilakan kedua temannya itu untuk masuk dan menikmati pestanya sembari melangkah pergi.
Bab 1 Pesta Perpisahan Sekolah
10/01/2024
Bab 2 Hotel
10/01/2024
Bab 3 Mengorbankan Diri
10/01/2024
Bab 4 Pulang Pagi
10/01/2024
Bab 5 Ada yang Aneh
10/01/2024
Bab 6 Bertemu Lagi
10/01/2024
Bab 7 Mual
10/01/2024
Bab 8 Hamil
10/01/2024
Bab 9 Harus Berani Memulai
10/01/2024
Bab 10 Rencana akhir bulan
10/01/2024
Bab 11 Meninggalkan Kenangan Manis
10/01/2024
Bab 12 Selamat Tinggal, Mas Leon dan Mommy!
10/01/2024
Bab 13 Nenek di Gubug Tua
10/01/2024
Bab 14 Perkebunan Jagung
10/01/2024
Bab 15 Mencuri Perhatian
10/01/2024
Bab 16 Bertemu
10/01/2024
Bab 17 Kemarahan Mas Evan
10/01/2024
Bab 18 Duniaku Seakan-akan Hancur
10/01/2024
Bab 19 Bayi Tampan
10/01/2024
Bab 20 Tempat Asing
10/02/2024
Bab 21 Tak Percaya pada kenyataan
11/02/2024
Bab 22 Menjadi Ibu yang Tangguh.
21/02/2024
Bab 23 Dipertemukan Takdir
05/03/2024
Bab 24 Bertemu Sahabat Putih Abu-Abu.
06/03/2024
Bab 25 Live
07/03/2024
Bab 26 Rahasia di masa lalu.
08/03/2024
Bab 27 Kepanikan Evan.
09/03/2024
Bab 28 Menyelinap
10/03/2024
Bab 29 Masuk ke dalam kediaman mafia
11/03/2024
Bab 30 Pria bertopeng
12/03/2024
Bab 31 Berhasil keluar
14/03/2024
Bab 32 Kembali
15/03/2024
Bab 33 Keanu adalah hidupku.
16/03/2024
Buku lain oleh Indah
Selebihnya