Benih Rahasia sang Fuckboy
ke kamar pribadi miliknya. Sesampainya di sana, Vania langsung kembali merebahkan tubuhnya dengan cara me
bari kembali mengingat hal yang telah te
eberapa kali di sekolahnya, membuat ia akhirnya sadar bahwa Edgar memanglah seorang pria yang sangat sulit untuk ia sentuh. Hi
adi antara kita, Edgar," gumam Vania sebelum akhirny
hnya. Sehingga ia yang selama ini begitu rajin dan g
Non! Itu di depan ada Non Sis
a membuat Vania hanya meliuk sebentar sambil bergumam
Mbak Ijah pasrah sem
menyampaikan pesan Vania kepada Sesilia. Ia menghampiri Sisil se
ya, Mbak?" t
nya Non Sisil yang disuruh masuk ke kamarnya ka
ak," pamit Sisil pada Mbak Ijah yang dijawab deng
rena Vania yang Sisil kenal adalah sosok anak yang sangat rajin bahkan setiap hari biasanya Vania sudah bangun di pagi buta
berusaha membangunkan Vania yang mas
nggak ...!" gumam Vania sembari menyingki
sah kayak kebo!" sungut Sisil yang merasa
uk, Sisil! Ini m
tiga sore, Vania ...!" teriak Si
tnya itu karena mengatakan ini masih pagi padahal h
ngsung terbangun dan spontan meneg
gerakkan bola matanya dengan malas melihat waj
-cari sesuatu ke sana dan kemari. Namun,
aan, sih?" t
ari terus mencari hand phone miliknya di dalam
a semalam? Coba lo ingat-i
ening karena merasa kurang tidur. Ia terus mengingat-ing
alah, kegiatan bodoh yang telah ia lakukan
kan pikiran kotornya itu. Meskipun tak menyesali perbuatann
kebodohan itu, dan selanjutnya ia hanya a
diri sahabatnya itu pun sampai meng
" tanya Ses
nd phone gue masih di dalam tas yang gue pake ke pesta semalam. Tapi m
ada sebuah sling-bag yang b
ng ada di dalam tasnya tersebut. Ia melihat ke layar handphone tersebut sembari menepuk jidatnya, "As
h pagi," sambung Sisi
pada Sisil sehingga membuat orang yang dilempari itu t
ejadian itu, akhirnya Vania p
ari kamar mandi, dan hal itu membuat Sisil kem
at gue kayak orang liatin
k aneh hari ini?" tegur Sisil yang melihat tubuh Vania kala itu karen
sahabatnya tentu saja kaget dan
gkan sedikit handuk bagian atasnya untuk melihat seberapa banyak tanda merah itu di sekujur tubuhnya. Namun,
epaskan handuk yang melilit di tubuhnya. Ia bisa menyaksikan berapa ba
Edgar saat di kamar hotel. Ia tidak menyangka bahwa ternyata perma
sil tadi?" Vania akhirnya mondar-mandir kebingungan karena me