Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
BENIH PRESDIR LUMPUH

BENIH PRESDIR LUMPUH

simbaradiffa

5.0
Komentar
26
Penayangan
18
Bab

21+ Fiona Isabella Fawzi, seorang gadis muda yang terpaksa menikah dengan seorang pria yang lumpuh sebagai pengantin pengganti. Menikah di usia yang masih terbilang muda adalah mimpi buruk bagi Fiona. Rasa malu karena perbedaan usia dan kondisi suaminya membuat Fiona merasa terjebak dalam pernikahannya. Fiona juga bergabung dengan geng populer bernama "Trio FAM Alliance" yang sering membuat kekacauan dan terkadang melakukan intimidasi. Dengan penuh keberanian, Fiona merancang berbagai rencana licik untuk bisa bercerai dengan suaminya. Akankah Fiona berhasil menjalankan rencananya, atau takdir berkata lain?

Bab 1 Memberikan Keperawanannya

Crack! Pranggg!

Pecahan kaca berhamburan di lantai.

"Fiona, hentikan!" ucap pria paruh baya dengan nada tegas.

"Aku tidak akan menghentikan semua ini sampai Ayah menarik kembali apa yang Ayah katakan. Kau tahu, Ayah! Aku tidak suka dengan leluconmu ini!" teriak seorang gadis yang masih berusia 18 tahun. Dia terlihat sangat marah. Jelas saja, dia begitu marah ketika baru saja bangun tidur dari mimpi indahnya semalam. Namun, saat bangun, dia harus mengalami mimpi buruk.

Masa depan yang Fiona bayangkan akan begitu indah setelah lulus sekolah ternyata sia-sia. Dia harus menikah dengan seorang pria yang terpaut umur jauh lebih tua darinya. Bahkan Fiona tidak mengenal pria itu.

"Ayah tidak bisa menarik apa yang Ayah katakan sebelumnya. Kamu memang telah resmi menikah dengan Tuan William Stefanus Thene. Ayah telah menikahkan kalian berdua semalam. Sekarang, kau pergilah ke rumahnya dan tinggal di sana menjadi istrinya," ucap Fawzi Sanjaya, ayah Fiona, dengan tegas.

"Bagaimana bisa Ayah menikahkan aku dengannya tanpa persetujuanku?" teriak Fiona penuh dengan emosi.

"Ayah tidak memerlukan persetujuan darimu," jawab Fawzi dingin, membuat raut wajah Fiona terlihat kecewa.

Fiona tidak habis pikir dengan apa yang Ayahnya katakan. Bagaimana mungkin dia bisa menikahkan dirinya tanpa persetujuan? Bahkan, Fiona pun tidak tahu kapan Ayahnya menikahkan dirinya semalam.

Sekarang, Fiona berdiri menatap bangunan megah yang menjulang tinggi, mungkin sekitar empat atau lima tingkat, dengan luas yang tidak dapat dihitungnya.

Ini adalah kediaman Stefanus Thene.

Fiona begitu anggun berjalan, meskipun penampilannya sangat tidak pantas untuk gadis remaja sepertinya. Dia mengenakan dress merah dengan tali pengikat di belakang lehernya, memperlihatkan bagian punggungnya, serta heels merah yang dipadu dengan stocking jaring.

"Nyonya, Tuan sedang menunggu Anda di kamarnya," kata pembantu itu, mencoba menunjukkan jalan menuju kamar Tuannya. Fiona sama sekali tidak tertarik untuk menjawab.

Entah berapa banyak pembantu yang berbisik-bisik membicarakan penampilan Fiona saat ini. Namun, dia tidak peduli. Orang yang seharusnya berada di tempat ini bukanlah Fiona, melainkan Azalea Liona Fawzi. Gadis itulah yang seharusnya berada di kediaman Stefanus Thene. Namun, Azalea telah melarikan diri dengan selingkuhannya, dan sekarang Fiona yang harus menanggung semua konsekuensinya. Jika tidak, perusahaan ayahnya akan hancur begitu saja. Sudahlah! Lupakan soal itu. Sekarang Fiona akan melakukan rencana agar pria itu segera menceraikannya. Lebih cepat lebih baik, bukan?

Brak!

Fiona menendang pintu kamar yang nantinya akan ditempatinya, dengan salah satu kaki. Dengan penuh percaya diri, dia masuk ke dalam kamar tersebut.

"Ah!" Fiona terperanjat kaget melihat wajah tampan yang begitu sempurna, seperti patung yang memiliki pahatan yang begitu indah, kini berada tak jauh darinya.

"Oh... Baby, kau sangat tampan sekali. Mungkin aku akan menjadi gadis paling beruntung di dunia ini yang dinikahi olehmu, jika kau tidak lumpuh!" kata Fiona tanpa basa-basi, langsung menghina fisik William.

Walaupun Fiona tidak mengenal wajah suaminya, pembantu sebelumnya telah menyebutkan bahwa Tuannya menunggu di dalam kamar, maka pria itu adalah suaminya.

Fiona cukup terkejut melihat pria yang menjadi suaminya ternyata lumpuh. Sekarang Fiona mengetahui alasan kakaknya berselingkuh dan meninggalkan calon suaminya.

Fiona sama sekali tidak mengenal William Stefanus Thene, pria yang telah menjadi suaminya itu. Meskipun kakaknya seharusnya menikah dengan pria itu, Fiona tidak pernah melihat wajah calon kakak iparnya.

Fiona baru saja kembali dari Italia beberapa hari yang lalu, berniat menghadiri acara pernikahan kakaknya karena ibunya tidak dapat hadir. Setelah bercerai dengan Ayahnya, Ibunya memilih menetap di Italia bersama Fiona, sementara Azalea tinggal di Indonesia bersama Ayahnya. Fiona terpaksa datang karena Ayahnya menekannya untuk hadir di hari pernikahan kakaknya. Namun, malah Fiona yang sekarang harus menjadi pengantin pengganti.

Fiona sama sekali tidak menyangka bahwa dia akan menikah di usianya yang masih belasan tahun.

William menatap Fiona dengan datar, seakan tidak tertarik dengan gadis di depannya. Kata-kata yang diucapkan Fiona untuk mengejeknya tampak sudah biasa baginya.

William tidak peduli dengan tingkah laku Fiona yang tidak pantas, namun wajah cantiknya mampu menarik perhatiannya. Ada sesuatu yang menggelitik di dalam hati William saat melihat wajah cantik Fiona, berbeda dengan mantan kekasihnya, Azalea. Saat mengingat Azalea, wajah William terlihat marah, rahangnya mengeras sampai terlihat dengan jelas.

Fiona yang melihat perubahan mimik wajah William yang terlihat marah, tersenyum senang. Dia mengira William marah dengan perkataannya.

Fiona berjalan perlahan mendekati William, tiba-tiba dia mengangkat satu kakinya yang masih menggunakan heels tinggi untuk menekannya pada dada bidang William dengan penuh percaya diri.

William hanya diam tanpa bergerak sedikit pun dari kursi rodanya, memperhatikan gerak-gerik istrinya yang mungkin sangat keterlaluan. Meskipun William sudah bisa menebak maksud dan tujuan Fiona, dia memilih untuk mengabaikannya. Tingkah dan keberanian Fiona cukup menarik perhatiannya.

Fiona tersenyum layaknya perempuan yang sedang menggoda. Bahkan William bisa melihat paha mulus Fiona yang terangkat di depannya.

"Sayang, apa kau ingin sesuatu dari dalam tubuhku, sesuatu yang akan membuat kita mencapai puncak dengan penuh kehangatan? Tetapi sepertinya aku belum siap melakukannya. Aku masih belum lulus sekolah, dan sepertinya kau tidak akan mampu melakukannya dengan kakimu yang lumpuh. Mungkin salah satu bagian tubuhmu juga akan sama seperti kakimu!" ejek Fiona pada William yang hanya memperlihatkan wajah datar.

Setelah mengucapkan kata-kata tersebut, Fiona segera pergi dari kamar yang akan ditempatinya sebagai istri William.

Fiona merasa lega saat berada di luar. "Huu... kenapa dia begitu tampan," gumam Fiona.

Fiona merasa tidak mampu menahan keinginannya untuk memuji William. Namun, yang diinginkan Fiona saat ini hanyalah perceraian. Bagaimana pun caranya, mereka berdua harus berpisah.

"Sekarang apa yang harus aku lakukan di sini? Aku tidak bisa membiarkan pria itu menyentuhku malam ini," gumam Fiona sambil berjalan menelusuri rumah mewah milik William.

Fiona cukup khawatir William akan menyentuhnya malam ini. Sebagai pasangan pengantin baru, setiap orang pasti akan menunggu momen yang menggairahkan di malam pertama.

Fiona tampak gelisah, tidak ingin kehormatannya direnggut oleh pria lumpuh. Meskipun William adalah suaminya, pernikahannya saat ini bukan keinginannya, dan dia tidak ingin memberikan haknya pada William.

Fiona mencoba untuk tetap tenang dan berpikir lebih jernih. Sepertinya akan sulit bagi William untuk melakukan hal tersebut karena kondisinya yang lumpuh. Seulas senyum tercetak jelas di wajah Fiona.

Fiona melanjutkan langkahnya dengan sedikit kebingungan saat mencari jalan menuju balkon di rumah William yang sangat besar. Karena ini kedatangannya pertama kali, sehingga Fiona beberapa kali tersesat dan harus berputar-putar untuk menemukan jalan yang benar menuju balkon, tanpa bantuan pembantu yang beberapa kali berpapasan dengannya.

Setelah beberapa saat, Fiona berhasil menemukan tempat yang ditujunya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh simbaradiffa

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku