Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Sweet Americano

Sweet Americano

white Lily_

5.0
Komentar
59
Penayangan
5
Bab

Sepakat berpisah sejak 3 (tiga) tahun yang lalu sampai akhirnya Daniel dan Renata kembali bertemu dalam keadaan yang sulit dihindari.

Bab 1 Renata .

Daniel membuka matanya. Sebelah lengannya yang dijadikan bantal oleh wanita cantik disampingnya ia tarik perlahan. Berusaha untuk tidak membangunkan wanita itu dari tidurnya.

Daniel mengambil celananya yang tergeletak dilantai. Memakai asal dan berjalan menuju balkon apartementnya. Menatap langit malam sembari membakar puntung rokoknya. Kepulan asap terkuar dari bibir tebal daniel seiring dengan helaan napas panjang yang ia hembuskan.

Semua frustasinya ia lampiaskan dalam menyesap benda penuh candu tersebut. Tidak ada yang daniel lakukan selain merokok selama beberapa menit. Sebelum sesaat suara wanita yang sedari tadi memperhatikannya menyela.

"Daniel "

panggilnya serak.maklum saja dia masih mengantuk dan juga lelah sehabis aktivitas malamnya bersama daniel

"Hmm?"

Jawab daniel namun tak menolehkan tubuhnya sedikitpun. Memaksa teman tidurnya untuk menghampirinya.

Menggulung tubuhnya dengan selimut ,wanita berbadan mungil itu menuruni ranjang dan memposisikan dirinya disebelah daniel. Renata nama wanita itu ikut memandangi langit yang sama seperti yang daniel lakukan.

"Tidurlah , kau butuh tidur" daniel berkata ketika melirik wanitanya disamping beberapa kali menguap.

"Aku akan menemanimu" jawab wanita itu dengan senyum manisnya

"Katakan itu jika besok kau masih di apartementku" sanggah daniel sarkastik namun tangannya tetap bergerak meraih tubuh wanitanya yang lebih muda darinya untuk mendekat.

Daniel kembali mngecup bibir renata dan membiarkannya juga merasakan sensasi nikotin tersebar dalam ciuman mereka. Cukup lama dan lumayan intens tapi tidak menuntun dan tidak monoton pula.

Daniel dan Renata hanya saling menyesap. Berusaha mengukir kenangan melalui bibir mereka. Selesai dengan sesi cumbuan itu , daniel menatap lurus dan dalam pada mata indah pasangan tidurnya.

"Aku ingin kita berpisah"

Bak di sambar petir disiang bolong penyataan yang baru saja terlontar dari mulut pria tampan ini membuat jantung renata seketika seperti berhenti berdetak .

"Berpisah?"

Daniel mengangguk dan memakai kasar semua pakaian yang bisa ia raih. Terkadang daniel memang lucu dan suka bercanda, tapi kali ini-

"Aku serius. Aku ingin sendiri"

"Kenapa?"

"Aku-muak"

Renata diam, ia mencoba mencari candaan dari sorot mata Daniel tapi tidak ada apapun disana. Pemuda itu hanya mengeluh frustasi dan mengatakan ingin berpisah.

"Kita bisa bicara-"

"Kita sedang bicara dan aku- ingin berpisah"

Renata menggeleng. Renata memang suka menerima candaan daniel, tapi ini sama sekali tidak lucu. Ia menarik paksa tangan besar Daniel dan keduanya saling menatap.

Renata mengeluh tajam, ada nada memohon disana tapi Daniel tetap pada pilihannya.

"Kau pikir pertunangan ini bercanda? Apa yang akan kau katakan pada ibuku?"

Daniel mengacak rambutnya. Ia mencoba meraih tangannya tapi renata terus menahan.

"Kau bilang- ingin meraih mimpimu bersamaku"

Renata yang masih merayu .

"Sekarang tidak lagi"

"Karena itu beri aku alasannya ! "

Daniel terkejut karena selama ini dia tidak pernah mendengar wanitanya berteriak.

"Beri aku alasannya "renata melembut dan mencoba berbicara dengan lebih tenang.

Ia melepaskan tangan daniel dan meraih asal baju yang dari tadi hanya berserak di kasur kemudian memakainya asal kembali melihat daniel dengan intens.

"Apa ada masalah?" Lanjutnya yang masih penuh harap

Daniel menggeleng.

"Lalu kenapa?"

Daniel masih menggeleng.

Ia terus diam sampai akhirnya renata menarik kembali tangan daniel dan membuat daniel menatap lurus kearahnya.

"Katakan apa alasan-"

"Aku ingin berpisah"

Daniel berseru mantap.

Bola mata beningnya menatap lurus kearah renata tanpa gentar dan renata tau Daniel adalah orang yang kukuh dengan keputusannya.

Daniel adalah orang yang merencanakan semua hal dengan fikir panjang dan tanpa main-main.

Keduanya berpandangan dan Daniel mengalah.

Ia memalingkan pandangannya dan menarik lepas tangannya

"Aku butuh waktu untuk sendiri"

"Berapa lama?"

Daniel diam, itu artinya ia ingin pergi selama mungkin.

Renata merasakan matanya semakin panas, ia terus menatap berharap pria itu luluh tapi tidak.

Daniel menarik nafas panjang dan berseru lembut dengan kata-katanya yang kasar,

"Aku- ingin hidupmu Lebih baik. Tanpa aku dan semua hal tidak masuk akal dalam hidupku"

"Daniell-"

"Aku ingin kita berpisah" Serunya final.

Daniel dengan bola matanya yang berkaca-kaca mendekat memeluk renata untuk yang terakhir kali dan berseru,

"Hiduplah dengan baik, tanpa aku"

Dan selesai.

Hubungan manis yang mereka jalin selesai pagi itu.

Hubungan manis yang mereka jalin, selesai sampai disitu.

California.

■■

"Anda adalah ikon keberhasilan, setiap karya yang anda hasilkan selalu sukses besar"

Gaduh terdengar para wartawan yang terlihat saling berdesakkan ingin memberi pertanyaan kepada sang narasumber yang sepekan ini menjadi topik hangat disemua portal berita .

"Dalam hidup ini, apa ada hal yang seorang Renata sesali?" Lanjut wartawan lainnya

Renata tertawa. Ia menumpuk lututnya di antara lutut lain dan memutar recorder yang ada di jemarinya. "Tentu saja, hidupku tidak seindah seperti kelihatannya. Ada banyak hal yang aku sesali selama ini tapi- menyesali sesuatu yang sudah terjadi menuritku terdengar sedikit kekanakan"

Pria di hadapan renata tertawa manis dan mengipasi wajahnya yang merah. Siapa yang tidak mengenal Renata ? Dia memulai kariernya sebagai seorang photographer hingga merambat menjadi seorang sutradara sukses di usianya yang terbilang muda.

"Untuk project film terbaru, apa ada kejutan dalam waktu dekat?"

Renata mengangguk dan berkedip manis dengan bola mata cerahnya yang terlihat memikat. "Akan ada project baru tahun depan, ini masih dalam perbincangan tapi sejauh ini semuanya baik-baik saja"

"Di luar dari segala macam project dan bisnis yang anda jalani, bagaimana untuk urusan asmara?"

Renata menarik menarik senyum kecil dan terlihat jelas tidak nyaman. Ia mencoba mempertahankan raut wajah ramahnya dan berseru dengan sedikit nada bercanda disana,

"Emm- seperti yang kalian tau. Tidak mudah memulai suatu hubungan setelah sebelumnya aku gagal dalam pertunangan" renata terkekeh kecil dan melanjutkan seruannya

"Saat ini aku sedang menikmati waktuku dengan banyak pekerjaan, tapi aku tidak menutupi kemungkinan untuk seseorang yang mungkin datang padaku nanti"

Wartawan dihadapan renata jelas ingin bertanya lebih banyak lagi .

Ingin bertanya tentang- siapa orang itu? Orang yang dulu sempat menjadi pasangan hidup renata hingga akhirnya mereka berpisah tanpa jejak seperti sekarang.

Tapi syukurlah wanita itu cukup cerdas, ia bisa melihat raut wajah renata yang tidak nyaman. Wanita itu akhirnya melanjutkan wawancara dengan pembahasan sekitar pekerjaan renata dan project yang mungkin akan di tanganinya.

Seluruh dunia mungkin penasaran, tapi sekali lagi tidak ada yang tau. Siapa namanya. siapa lelaki itu . Apa pekerjaannya. Dimana dia sekarang. Tidak ada yang tau. Semua jejak hubungan itu terhapus bersih dan renata seperti tidak pernah ingin mengungkitnya kembali.

Bagaimana hubungan itu di mulai.

Bagaimana hubungan itu berakhir.

Tidak ada yang tau.

Tidak pernah ada yang tau .

■■■

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku