Rina sering menangis sejak suaminya, Danang, pulang dari memancing. Setelah perjalanan tersebut, Danang berubah menjadi pria yang mudah marah dan kasar. Pasangan suami istri yang telah menikah sepuluh tahun ini memiliki seorang anak laki-laki berusia delapan tahun bernama Arif. Dahulu, Danang hampir menikahi kembang desa, Amara, sebelum Amara ditemukan meninggal secara misterius di sungai. Sebelum pergi memancing, Danang adalah pria yang lembut. Namun, Rina merasa aneh ketika Danang membawa golok saat pamit memancing. Perubahan Danang tidak hanya dirasakan oleh Rina, tetapi juga oleh warga desa yang sering menjadi korban amukannya. Arif pun sering dipukul oleh Danang. Seminggu setelah kepulangan Danang, Rina mulai mendengar suara aneh di atap rumah dan melihat sosok tinggi besar dengan mata merah di dekat pohon pisang. Saat Rina mencoba membicarakan hal ini dengan Danang, ia malah marah besar. Ketika marah, mata Danang tampak merah dan giginya memanjang. Rina menceritakan ketakutannya kepada Maharani, teman kecilnya. Maharani menduga Danang telah memakan bulu Mariaban, makhluk gaib dari pedalaman Kalimantan yang bulunya memberikan kekuatan gaib. Rina ingat golok yang dibawa Danang, menandakan ia mungkin pergi ke hutan, bukan memancing. Karena tidak tahan dengan sikap kasar Danang, Rina memutuskan pulang ke rumah orang tuanya. Beberapa hari kemudian, Danang membunuh Pak Marno, seorang jawara yang baik. Warga desa menangkap Danang dan berniat membakarnya. Saat api berkobar, Danang mengungkapkan bahwa Pak Marno pantas mati karena telah membunuh Amara. Ia menjelaskan bahwa Amara dipaksa menjadi istri kedua Pak Marno dan dibunuh ketika menolak. Saat dibakar, sosok hitam besar muncul dari kobaran api. Warga menyadari bahwa Danang telah memakan bulu Mariaban. Meskipun Rina histeris, warga yakin bahwa Danang hanya bisa mati dengan tenang setelah terbakar, karena siapa pun yang makan bulu Mariaban tidak akan diterima bumi dan akan menjadi hantu Mariaban saat mati.
Rina sering menangis sejak suaminya, Danang, pulang dari memancing tempo hari. Danang kini sering marah dan mudah tersinggung.
Keduanya adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama sepuluh tahun, dan mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang saat ini berumur delapan tahun, namanya Arif. Dahulu, sebenarnya Danang hendak menikah dengan kembang desa bernama Amara, tetapi Amara ditemukan meninggal secara misterius di sungai.
Sebelum pergi memancing, Danang adalah pria yang baik dan lembut, tetapi ia mendadak berubah setelah beberapa waktu lalu pamit untuk memancing selama dua hari. Danang mengaku akan memancing bersama kenalan di luar desa.
Sebenarnya Rina merasa agak aneh saat Danang bilang mau memancing hari itu, alih-alih membawa joran, Danang malah membawa golok di pinggang, seperti hendak mencari kayu bakar.
Perubahan Danang tidak hanya dirasakan oleh Rina, warga desa pun sering terkena amukannya ketika ia marah. Semua orang ia teriaki. Bahkan di rumah, Arif pun tidak jarang menjadi korban tamparan tangan besarnya.
Seminggu sejak kepulangan Danang, Rina merasa ada yang berubah di dalam rumahnya. Ia kerap mendengar suara dengusan berat di atap rumahnya saat malam tiba, padahal semua anggota rumah sedang tidur. Rina juga beberapa kali melihat ada sosok tinggi besar yang berdiri di dekat pohon pisang di samping rumah, menatap ke arah rumahnya dengan mata merah.
Anehnya, saat Rina mencoba mendiskusikan keanehan tersebut dengan suaminya, Danang malah marah dan meneriakinya. Rina lebih takut lagi saat sekilas ia melihat mata Danang memerah dan gigi taringnya memanjang ketika marah itu. Tetapi, ketika memastikan lagi, Danang tampak seperti biasa.
Rina yang ngeri menceritakan hal itu pada Maharani, temannya sejak kecil. Maharani terkejut dan berkata bahwa mungkin saja Danang sudah makan bulu Mariaban. Rina menepis dugaan tersebut, ia yakin suaminya orang baik-baik.
Mariaban adalah makhluk gaib yang tinggal di pedalaman Kalimantan. Banyak orang memburunya untuk mengambil bulunya, karena konon bulu tersebut bisa memberikan kekuatan bagi siapa pun yang mendapatkannya.
Rina lantas teringat dengan Danang yang membawa golok, itu akan sesuai kalau ternyata suaminya pergi ke hutan dan bukan memancing. Tetapi sekali lagi, Rina menepis. Ia percaya dengan suaminya.
Rina masih sering melihat penampakan dan suara aneh di rumahnya, membuatnya tidak betah. Sikap kasar Danang pun membuat Rina ingin minta cerai dan pergi. Apalagi saat Rina melihat Arif dipukul hanya karena tidak sengaja menyenggol cangkir hingga jatuh.
Karena tidak tahan, akhirnya Rina memutuskan pulang ke rumah orang tuanya. Danang hanya mendengus sebal dan tidak peduli, lalu kembali ke dalam rumah.
Beberapa hari setelah itu, warga heboh karena Danang membunuh seseorang di kampung malam-malam. Yang dibunuh adalah Pak Marno, seorang jawara ahli bela diri yang dikenal baik dan dermawan. Istri Pak Marno segera berteriak minta tolong.
Warga pun berdatangan dan meringkus Danang. Ia tidak memberontak banyak dan cuma tersenyum puas. Yang membuat warga ngeri, mata Danang merah dan giginya tampak tajam saat menyeringai.
Warga pun berseru-seru, mengatakan kalau Danang sudah bersekutu dengan Mariaban. Ia lantas diikat di kayu besar, dengan banyak tumpukan kayu di bawahnya. Warga hendak membakar Danang.
Rina datang berteriak meminta suaminya dimaafkan. Ia juga tidak menyangka kalau Danang memakai ilmu gaib. Ia benar-benar mencari Mariaban malam itu.
Tetapi warga tidak menggubris Rina, mereka terlanjur geram. Danang tidak pantas dimaafkan. Saat api mulai berkobar di bawahnya, Danang tertawa kencang dan puas, matanya merah, taringnya memanjang dan tangannya ditumbuhi bulu berwarna gelap. Ia lantas berseru bahwa Pak Marno pantas mati karena telah membunuh Amara. Warga pun kaget mendengarnya.
Danang mendadak menangis menjerit, ia berkata bahwa dahulu Amara yang bercerita bahwa Pak Marno memaksanya jadi istri kedua, tetapi ia menolak. Amara juga berkata bahwa Pak Marno mengancam akan membunuhnya jika tidak mau.
Danang sudah lama ingin membunuh Pak Marno, tetapi ia tahu bahwa itu tidak akan mudah karena Pak Marno adalah ahli bela diri. Maka, Danang memutuskan mengambil jalan pintas untuk mendapatkan kekuatan dengan memakan bulu Mariaban.
Saat akhirnya Danang dilahap api, bayangan hitam besar muncul di dalam kobaran tersebut. Besar dan bermata semerah darah, berteriak seperti hewan buas yang sekarat sebelum menghilang, meninggalkan jasad Danang terbakar.
Benar dugaan warga kalau Danang sudah memakan bulu Mariaban. Rina menangis histeris, tetapi warga bilang kalau hanya dengan begitu Danang bisa mati dengan tenang. Sebab siapa pun yang makan bulu Mariaban jasadnya tidak akan diterima bumi, dan akan menjadi hantu Mariaban saat mati.
Bab 1 Bayangan di Balik Kabut
23/05/2024
Bab 2 Membebaskan Desa dari Kutukan Mariaban
23/05/2024
Bab 3 Mengungkap Misteri, Cahaya di Balik Kegelapan
23/05/2024
Bab 4 Transformasi Desa yang Terinspirasi oleh Tragedi
23/05/2024
Bab 5 Petualangan Mistis di Desa Cahaya
23/05/2024
Buku lain oleh WHS Production
Selebihnya