Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dunia Lain Di Balik Pintu

Dunia Lain Di Balik Pintu

Evangelion

5.0
Komentar
510
Penayangan
10
Bab

Astrid Ratchett merupakan seorang siswi SMA di Kota Jersey. Dia adalah seorang anak kutu buku dan antisosial. Kerap kali ia mengalami perundungan, tidak dipandang, dibandingkan, dan dikucilkan. Anak dari seorang editor majalah terkenal itu memiliki kecintaan tersendiri terhadap buku. Novel-novel fantasi karya seorang penulis bernama Richard Mcgrory adalah obsesinya. Sering kali dia melamun dan membayangkan dirinya menjalani sebuah kehidupan lain di sebuah dunia lain yang persis seperti apa yang digambarkan oleh Richard Mcgrory di buku-bukunya. Perasaan ingin kabur dari dunia nyata itu hinggap dan tidak pernah pergi meninggalkannya. Sampai suatu hari, semua keinginannya, semua fantasi gilanya menjadi nyata. Dia menemukan sebuah pintu masuk ke dunia lain tepat di belakang lemarinya. Alangkah terkejutnya dia saat melihat dunia lain tersebut sangat mirip dengan sebuah negeri yang Richard Mcgrory gambarkan di salah satu novelnya. Di sana, Astrid menjalani kehidupan yang sangat berbanding terbalik dengan kehidupannya di dunia nyata. Dia seketika menjadi cantik jelita, dipandang, dan dihormati. Namun dunia tersebut aneh. Semua warga di sana terlihat mirip dengan warga di kotanya. Lebih anehnya lagi, sahabat karibnya yang telah lama meninggal hidup di sana sebagai seorang pangeran. Belum sempat segala pertanyaannya terjawab, bahaya datang. Sebuah keluarga yang dari dulu dikenal ingin menghancurkan negeri itu kembali datang untuk mengancam mereka. Akankah Astrid mendapatkan jawaban dari semua pertanyaannya? Akankah kebenarannya terungkap? Dan apakah dia bisa menyelamatkan negeri itu dari bahaya?

Bab 1 The Boring Life

Astrid adalah gadis berumur 16 tahun. Tubuhnya tinggi, kulitnya putih, rambutnya cokelat panjang bergelombang. Dia lebih sering menguncir rambutnya. Itu karena dia tidak merasa percaya diri dengan rambutnya sendiri, padahal, rambutnya itu tergolong rambut yang indah. Wajahnya cantik namun tidak terlihat, karena setiap dia berjalan, dia selalu menundukan wajahnya. Gadis pemalu itu merupakan seorang introvert yang tidak jauh dari kata 'kutu buku'.

Di sekolah, dia tidak punya teman. Entah dia yang tidak mau diajak berteman, atau memang teman-temannya yang tidak peduli. Bagi dia, sekolah adalah mimpi buruk. Dia lebih suka tinggal di rumah bersama novel-novelnya. Namun meskipun begitu, dia tetap mengutamakan sekolah dan meraih nilai-nilai yang bagus, demi beasiswa untuk kuliah. Dia melakukan itu semua karena sadar bahwa membeli buku memerlukan uang, dan uang hanya bisa didapat dari bekerja, membuatnya terobsesi kuliah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Intinya, semua yang dia lakukan sekarang hanyalah untuk satu tujuan, yaitu membaca buku.

Kehidupannya yang anti sosial tentu saja membawa banyak dampak buruk padanya. Dibuli, kesepian, tidak punya teman, dan hampa. Semua rasa sakit itu hanya dia pendam sendiri. Tidak ada satupun anggota keluarganya yang tahu akan hal tersebut. Buku adalah satu-satunya pelariannya. Dengan membaca cerita yang tertulis di lembaran-lembaran kertas, membuatnya senang. Dia bisa berimajinasi sesukanya dalam membaca cerita. Teknik penulisan sang penulis cerita mampu membawanya merasakan emosi yang dirasakan oleh sang tokoh utama. Segala rasa sedih, rasa bahagia, marah, terharu, bangga, dan sebagainya dapat ia rasakan.

Dia merasa seolah-olah terbawa ke dunia yang baru, yang berbeda. Dia merasa seperti kabur dari realitas yang sekarang sedang dia jalani. Memang dari dahulu dia sudah begitu, lari dari masalah, lari dari kenyataan.

Hidup di Kota Jersey dengan ayah, ibu, serta 2 adiknya. Dia adalah anak paling tua di keluarga. Ayahnya, James Ratchett, merupakan seorang agen perumahan, sedangkan ibunya, Melinda Ratchett merupakan seorang editor majalah fashion terkenal. Mereka bisa disebut sebagai keluarga yang lebih dari sekedar berkecukupan. Adiknya, Jannet Racthett, adalah seorang siswi SMP. Tommy Ratchett, adiknya yang bungsu, sepantaran dengan Jannet.

"Astrid! Turun! Sarapan sudah siap!" teriak Melinda dari dapur.

Segera Astrid mengemas buku-bukunya, berpakaian, dan turun ke dapur.

"Ini, makanlah sarapanmu." Ucap Melinda sambil menyodorkan semangkuk sereal.

"Jannet, Tommy! Ini sarapanmu! Pancake blueberry untuk Jannet, dan waffle cokelat untuk Tommy!" ucap Melinda.

Dari sini kita sudah bisa melihat bahwa Melinda lebih menyayangi Jannet dan Tommy daripada Astrid. Memasak sebuah pancake dan waffle bisa dibilang merepotkan. Bagi seorang editor majalah terkenal yang sangat sibuk, menyempatkan waktu untuk membuat pancake dan waffle pasti sulit untuk dilakukan, butuh usaha yang lebih besar. Berbeda dengan semangkuk sereal yang hanya diberi susu.

"Astrid, sore ini setelah pulang sekolah kamu mau kemana?" tanya Melinda.

"Tidak kemana-mana, aku langsung pulang," jawab Astrid.

"Benarkah? Ini hari Jumat, bersenang-senanglah dan pergi bersama teman-temanmu!" ucap Melinda.

"Aku hanya ingin menghabiskan malam Jumatku di rumah sambil membaca buku baruku. Jalan-jalan itu melelahkan, dan tempatnya akan penuh dengan orang-orang, aku tidak suka. Buku baruku memiliki cerita yang sangat unik. Penulis kesukaanku baru saja mengeluarkan buku terbarunya, makanya aku sangat tidak sabar untuk membacanya!" jawab Astrid.

"Oh ayolah! Berhenti menghabiskan waktu dengan buku-bukumu dan carilah teman! Jadilah remaja yang normal. Cari teman, perluas kenalan, itu penting. Ibu tidak akan menjadi sesukses ini jika ibu menghabiskan masa remaja ibu berdua dengan buku," ucap Melinda.

"Sukses ibu dan suksesku berbeda, Bu. Lagipula, aku tidak mau bekerja untuk menulis omong kosong tentang fashion, busana, skandal, drama, dan meliput pendapat orang-orang bodoh seperti yang ibu lakukan," jawab Astrid.

"Hey! Pekerjaan ibu itu jauh lebih penting dari sekedar menulis omong kosong. Lihatlah Jannet, dia sudah mengerti busana seperti ibu, padahal dia baru saja SMP. Sementara kamu, pakaianmu saja tidak masuk akal!" Melinda kesal.

"Hanya karena kesukaanku berbeda dengan ibu, bukan berarti aku tidak akan sukses. Tidak bisakah ibu mencintaiku dan menerimaku apa adanya?!"

Astrid mengambil tasnya dan pergi dari rumah untuk berangkat ke sekolah. Dia pergi dengan bus. Karena masih pagi, kursinya masih banyak yang kosong. Dia duduk dan memilih untuk mendengarkan musik. Dia menyenderkan kepalanya di jendela bus dan memikirkan semua permasalahan di keluarganya. Ibu yang tidak bisa menerimanya dan selalu menghinanya. Ayah yang selalu sibuk bekerja dan hanya peduli pada pekerjaannya saja. Adik perempuan yang norak. Adik laki-laki yang hanya berbicara soal bola. Dan kehidupan sekolah yang tidak lebih mending dari pada rumahnya. Baginya, satu-satunya surga di bumi ini hanyalah kamarnya yang penuh buku.

Terkadang, saat orang tuanya bertengkar, saat Jannet bergosip dengan temannya melalui telepon, dan saat Tommy ribut menonton pertandingan, Astrid memilih untuk bersembunyi di lemarinya, membaca buku, dan mendengarkan musik dengan volume yang sangat keras.

Tak terasa dia sudah sampai di tempat tujuan, yaitu sekolahnya. Dia turun dari bus dan langsung memasuki sekolahnya.

Di lorong yang ramai itu, dia berjalan dengan kepala yang terus menerus melihat ke bawah. Dia menghampiri lokernya, namun ada dua siswi yang sedang asik berbincang tepat di depan lokernya.

"Mmm, permisi, itu lokerku," ucap Astrid lirih.

Kedua siswi itu masih saja asik berbincang.

"Permisi! Itu lokerku!" ucap Astrid lebih keras.

"Oh, maaf, kami tidak mendengarmu," ucap salah satu gadis tersebut.

"Kamu Astrid Ratchett 'kan?" tanya gadis yang satunya lagi.

Astrid hanya menganggukan kepalanya.

"Ibumu itu sangat terkenal! Aku pernah membaca majalahnya, dan isinya sangat menarik! Aku suka! Pernah di salah satu artikel dia menceritakan tentang anak-anaknya, Jannet dan Tommy. Mereka adikmu bukan? Jannet sangat luar biasa! Adikku yang satu SMP bersamanya sampai naksir! Dia tidak bisa berhenti membicarakan tentang Jannet saat makan malam!" lanjut gadis itu.

"Jangan lupa Tommy! Dia sangat luar biasa! Dia adalah pemain sepak bola terbaik di sekolahnya. Adikku yang merupakan seorang pemandu sorak, sampai terpana. Aku pernah ikut menonton salah satu pertandingannya, dan perlu aku akui, adikmu memang bagus! Tapi kenapa Melinda Ratchett tidak pernah membicarakan tentangmu ya?" ucap gadis yang satunya lagi.

"Entahlah," jawabnya singkat.

Salah satu gadis mengeluarkan majalah Melinda dari tasnya.

"Boleh aku minta tolong? Tolong mintakan tanda tangan ibumu dan Jannet untukku ya? Adikku pasti akan sangat senang mendapatkan tanda tangan Jannet! Terima kasih!" ucapnya lalu pergi.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku