Berawal dari salah naik mobil. Membuat Tiffania Almora harus berurusan dengan Elnathan Devandra-Sang pemilik mobil. Dan sejak itulah. Mereka berdua sering bertemu, sehingga suatu saat Devan tiba-tiba mengajaknya untuk menikah. Demi menghindari perjodohan dari orang tua. Fania akhirnya menerima tawaran pernikahan yang Devan berikan. Dengan syarat pernikahan ini hanya pernikahan kontrak. Selama seratus hari. Maukah Devan menerima tawaran yang dibuat oleh Fania? Apa yang akan terjadi jika cinta tumbuh diantara mereka, di saat pernikahan kontrak mereka terbongkar? Berlanjut atau berpisah.
"Sudah Fan, lo sudah minum banyak." Karina mengambil gelas
kecil di tangan Fania.
"Sekali lagi, Rin. Gue janji ini gelas terakhir." Fania
memegang gelas dengan erat meski Karina memaksa mengambilnya.
Karina memutar bola matanya. Dia sudah sangat jengah pada
sahabatnya ini.
"Terserah, lo! Kalo sampai ada apa-apa. Jangan bawa-bawa
gue. Gue males berurusan sama bokap, lo!" Karina mengancam Fania. Sedangkan,
Fania hanya tersenyum mengangguk.
Kesadaran Fania sudah sedikit hilang. Ia bahkan sampai
limbung.
"Nah 'kan!" Karina langsung menangkap tubuh Fania yang mulai
sempoyongan. Karina bahkan sedikit panik, tetapi Fania malah tertawa
terbahak-bahak.
"G**a, lo, ya, Fan. Udah kaya gini masih bisa ketawa-tawa!"
seru Karina terheran.
"Udah, sih. Lo berisik banget. Lo senang lihat gue ketawa apa nangis sih?" sahut Fania.
"Iya, ketawalah. Tapi nggak gini juga, Fan. Makanya dengerin
orang tua kalo ngomong. Riko itu laki-laki nggak bener, udah tau 'kan kalo dia
buaya darat. Masih aja ke makan omongannya. Heran gue sama lo," gerutu Karina.
Badannya masih menahan Fania agar tetap berdiri tegak.
Fania terdiam.
"Gue udah berkali-kali ngomong sama lo, tapi nggak pernah di
dengerin. Cinta boleh, tapi g****k jangan," cecar Karina lagi pada Fania yang duduk
di kursinya kembali.
Fania bukannya menimpali ia malah menangis. Membuat Karina mengusap wajahnya
dengan kasar.
"Maafin gue, Fan. Bukan maksud gue marahin lo. Gue bicara
kaya gitu, itu karena gue sayang sama lo. Gue peduli sama lo, Fan. Gue nggak
suka lihat lo disakiti kaya gini," ucap Karina. Ia merasa bersalah sudah bicara
berlebihan pada sahabatnya. Namun, ia sendiri geram kepada sahabatnya yang masih
aja mau dikibulin oleh janji manis Riko-mantan kekasih Fania.
"Lo nggak salah, Rin. Lo bener, gue emang g****k. Riko sudah
berkali-kali khianati gue, tapi gue tetep aja percaya sama omongannya. Dan
sekarang gue nggak mau percaya sama Riko lagi. Gue benci sama dia!" Fania
mendongak menatap Karina. Dia langsung memeluk sahabatnya itu.
"Makasih, Rin. Lo baik banget sama gue. Dan lo juga peduli
banget sama gue," ucap Fania lagi saat memeluk Karina.
Karina menepuk-nepuk punggung sahabatnya. "Iya, Fan. Gue
harap mata hati lo terbuka ya. Gue nggak mau lagi lihat lo kaya gini. Janji?" Karina
melepas pelukannya dan menunjukkan jari kelingkingnya.
"Janji." Fania menautkan jari kelingkingnya ke jari Karina.
Perasaan Fania langsung lega. Fania juga berharap dirinya
akan lebih baik lagi dalam masalah percintaan. Dan pastinya tidak percaya
dengan janji manis yang Riko berikan padanya.
Ini sudah ke sekian kalinya Riko mengkhianati. Namun,
bukannya Fania meminta putus. Ia malah memaafkan kesalahannya. Dengan berjanji
tidak akan mengulangi lagi.
"Ingat, Fan. Selingkuh itu penyakit. Penyakitnya itu nggak
ada obatnya. Dan yang bisa ngobatin itu hanya dirinya sendiri." Karina berkata
kembali pada Fania.
"Iya, Rin. Tau kok," ujar Fania.
"Syukur, deh. Kalo lo tau sekarang." Karina meminum soda
yang ia pesan. Setelah di tenggak habis dia mengajak Fania pulang.
"Lo mau ikut pulang atau di sini aja?" tanya Karina saat ia
sudah berdiri.
"Ikutlah, tapi kayanya gue nginep di tempat lo, ya. Nggak
mungkin 'kan kalo gue pulang dengan keadaan begini!" timpal Fania sambil
mencoba berdiri.
"Iyalah, paham. Sini gue bantu berdiri." Karina mengulurkan
tangannya ke hadapan Fania.
Fania menerima uluran tangan Karina. Lalu mereka berdua
berjalan keluar dari club.
Saat berjalan ke arah pintu keluar. Pandangan Karina melihat
ke arah gerombolan lawan jenis yang sedang bermesraan. Lalu tatapannya tertuju
pada laki-laki yang dia sangat kenali siapa lagi kalo bukan Riko-mantan kekasih
Fania.
Hatinya geram melihat Riko asik merangkul wanita seksi
dengan bercanda tawa.
'B******k emang tuh laki, jangan harap Fania bisa kembali
sama lo. Nggak akan gue biarkan!' batin Karina penuh amarah.
Untung saja Fania sedikit kehilangan kesadaran membuat
dirinya hanya fokus berjalan ke depan.
Sesampainya di depan club. Tiba-tiba perut Karina mulas.
"Aduh, Fan. Perut gue mules banget. Lo ke mobil dulu, ya," ucap
Karina yang langsung diangguki oleh Fania.
"Ya, udah sana. Gue ke mobil sendiri aja." Fania berkata
pada Karina yang memegang perut.
"Lo yakin bisa ke mobil sendiri?" tanya Karina cemas. Sebab,
Fania berjalan saja tertatih.
"Iya, bisa. Gue masih sadar Karina," seru Fania melolotkan
matanya ke Karina. "Mobilmu urutan ke berapa?"
"Ketiga!" teriak Karina sambil berlari masuk ke dalam club.
"Iya, oke." Fania mengacungkan jempolnya. Ia melangkahkan
kakinya ke parkiran.
Namun, saat sudah di parkiran. Ternyata ada dua mobil hitam
yang sama persis dengan mobil milik Karina.
Jika di hitung dari sebelah kanan dan kiri, mobil hitam yang
berjejer itu sama-sama di urutan nomor tiga.
Fania masuk ke mobil hitam sebelah kanan. Kebetulan mobil
tidak terkunci. Membuat dia sangat yakin jika itu mobil milik sahabatnya.
Apalagi Fania tidak paham dengan nomor plat mobil Karina.
Fania yang merasa pusing ia langsung tertidur tanpa melihat isi
dalam mobil itu.
Sedangkan di dalam club seorang laki-laki berbadan
atlentis sedang duduk santai sambil meneguk sebotol wine.
Ketampanan yang dimiliki olehnya membuat banyak wanita
datang menghampiri. Namun, ia tidak menggubris satu pun wanita yang
mendekatinya.
Pikirannya masih kalut dengan masalah yang sedang ia hadapi.
Apalagi seharian ia disibukkan oleh berbagai pekerjaan yang membuat dirinya
semakin terasa letih. Malam pun semakin larut, pria itu berdiri lalu meninggalkan tempat duduknya.
"Sepertinya berendam air panas, enak!" gumamnya dalam
hati. Lalu melangkahkan kakinya menuju parkiran.
Saat sudah sampai di depan mobilnya. Ternyata ia lupa tidak
menguncinya. Ia langsung membuka mobilnya karena takut ada orang yang jahat.
Namun, saat pintu terbuka dia malah dikejutkan oleh seorang
wanita yang tertidur pulas. Ya, wanita itu adalah Fania.
Pria itu mengguncangkan tubuh Fania.
"Hei ... Bangun!" kata pria itu.
Dia bahkan sudah membangunkan dengan guncangan keras. Namun,
usahanya sia-sia. Fania tetap tidak bangun.
"Ah, pasti dia m***k!"
Akhirnya pria itu melajukan mobilnya dan terpaksa membawa
Fania. Padahal ia bisa saja melaporkan ke penjaga club. Akan tetapi, dia
tidak ingin terjadi masalah. Apalagi tampilan Fania saat ini sangat berantakan.
Pasti orang akan curiga padanya.
Mobil hitam melaju meninggalkan parkiran club. Dan
saat mobil itu keluar area parkir. Disitulah Karina keluar dari dalam club.
Karina berjalan tergesa-gesa karena merasa tidak enak
berlama-lama di dalam. Padahal ia sudah keluar dari toilet sedari tadi. Namun,
ia dicegah oleh temannya yang baru datang.
Karina sempat menolak. Akan tetapi, temannya memaksa untuk
berbincang sebentar. Mau tidak mau. Karina mengiyakan.
Karina mempercepat langkahnya menuju parkiran. Saat sudah
sampai di samping mobilnya. Pintu mobil langsung dibuka oleh Karina. Ia kaget. Sebab,
Fania tidak ada di dalam mobilnya.
"Lho, Fania mana? Fan ... Fania ...."
Bab 1 Salah Naik Mobil
18/04/2024
Bab 2 Selalu Dibandingkan
18/04/2024
Bab 3 Bertemu Kembali
18/04/2024
Bab 4 Perjanjian dan Pernikahan
18/04/2024
Bab 5 Diancam
18/04/2024
Bab 6 Minta Tidur Terpisah
18/04/2024
Bab 7 Terbongkar
18/04/2024
Bab 8 Kemarahan Alnando
18/04/2024
Bab 9 Tidak Diakui Anak
18/04/2024
Bab 10 Perhatian Devan
18/04/2024
Bab 11 Bertemu Riko
18/04/2024
Bab 12 Amarah Devan
18/04/2024
Bab 13 Kesedihan Fania
18/04/2024
Bab 14 Butuh Kepastian
18/04/2024
Bab 15 Belum Siap
18/04/2024
Bab 16 Bertemu Mertua
18/04/2024
Bab 17 Tiba di Bali
18/04/2024
Bab 18 Maukah Menikah Denganku
18/04/2024
Bab 19 Kabar Buruk
18/04/2024
Bab 20 Rencana Angela
18/04/2024
Bab 21 Kebohongan Shanum
26/04/2024
Bab 22 Lebih Dari Sahabat
26/04/2024
Bab 23 Hari Bahagia
27/04/2024
Bab 24 Dia Istriku
27/04/2024
Bab 25 Fania Cemburu
28/04/2024
Bab 26 Bertemu Kembali
28/04/2024
Bab 27 Hasutan
29/04/2024
Bab 28 Hati yang Gelisah
29/04/2024
Bab 29 Kedatangan Mantan
30/04/2024
Bab 30 Menjelaskan
30/04/2024
Bab 31 Di Rumah Sakit
01/05/2024
Bab 32 Fania Sadar
01/05/2024
Bab 33 Masa Depanku Kamu
02/05/2024
Bab 34 Kehadiran Seseorang
02/05/2024
Bab 35 Mengusir
03/05/2024
Bab 36 Soto Lamongan
03/05/2024
Bab 37 Melepas Kerinduan
04/05/2024
Bab 38 Impian Fania
04/05/2024
Bab 39 Tiba di Paris
05/05/2024
Bab 40 Perbincangan Dua Orang
05/05/2024