Tirta Andini di paksa ibu tiri menikahi seorang pria yang di kenal kejam dan tidak berperasaan yang katanya memiliki banyak istri. Dengan kekayaan dan kekuasaannya lelaki itu bebas melakukan apapun semaunya karna prinsipnya semua bisa ditaklukan dengan Uang. Di bandingkan dengan Andini, ia hanya putri seorang polisi yang hidup sederhana dan di didik dengan baik oleh sang Ayah untuk selalu menghormati dan menghargai orang lain yang berbuat baik dan orangtua. Tetapi, Andini tidak menyangka kalau ibu tirinya kali ini terlampau keji padanya karna berniat menjualnya pada seorang pria kaya banyak istri.
Sore hari itu, Kaptain Argan dan Kaptain Arlan tengah melakukan misi khusus penyulundupan Narkoba di daerah Tanggerang Selatan. Kaptain Argan berusia 43 tahun dan Kaptain Arlan 29 tahun, mereka berdua adalah pasangan yang memiliki potensi besar bagi negara karna predikat mereka yang di akui oleh Presiden sendiri dalam pengabdiannya ke negara.
Sebelum berangkat melakukan misinya, Pak Argan terlebih dahulu memberitahukan ke Andini karena hari itu ia tidak akan pulang ke rumah di karenakan misi berbahaya yang ia lakukan.
Pak Argan berbicara di telpon dengan anaknya Andini, "Andin, maaf Ayah tidak bisa datang di hari ulang tahunmu sayang. Hari ini Ayah lembur selama 2 hari, Ayah berharap putri ku ini semakin pintar untuk meraih cita-citanya jadi seorang Dokter yah."
"Tidak apa-apa Ayah, Andin ulang tahunnya nanti aja sesudah Ayah selesai kerja."
"Putriku anak yang baik, tidak apa-apa jika kamu merayakannya tanpa Ayah sayang. Sekarang sebutkan putriku ingin hadiah apa?"
"Ingin merayakannya bersama Ayah."
"Tapi sayang, kemungkinan Ayah lembur 2 sampai 5 hari nanti."
"Itu permintaanku darimu Ayah."
Pak Argan terdiam sejenak mencerna maksud putri kesayangannya, "Baiklah sayang, kita akan merayakannya bersama nanti." Kata Pak Argan tersenyum di balik telpon.
Andini pun tersenyum mendengarnya, "Ayah aku tutup dulu telponnya, ada tugas penting yang harus aku selesaikan dari dosen."
"Baiklah sayang. Jangan lupa makan yah." Kata Pak Argan.
"Iya Ayah, Ayah juga." Kata Andini lalu menutup telpon.
***
***
***
"Kaptain! Kita harus segera berangkat!" Ucap anak buah Pak Argan.
Pak Argan mengangguk dan tak lama datanglah Arlan, "Ketua, telponan dengan Andini barusan?"
"Iya, kenapa?" Tanya Pak Argan sibuk sibuk.
"Bagaimana kabarnya?" Tanya Arlan.
"Aku lupa tanyakan itu."
Arlan terdiam sejenak, Pak Argan tersenyum ke arah Arlan lalu berkata, "Kenapa tidak kamu saja yang tanyakan Arlan."
"Hehehe, tidak ketua, saya hanya..."
"Kamu suka sama putriku?" Tanya Pak Argan tersenyum.
"Ahahah, nggak ketua, saya...s-saya..." Arlan tertawa panik.
"Aku setuju kamu dengannya." Kata Pak Argan
tiba-tiba selalu tersenyum.
"Hahahah, Ketua. S-saya...sayaa...memang menyukai putrimu Ketua." Kata Arlan akhirnya jujur setelah sekian lama mencintai Andini dalam diam.
"Aku khawatir nanti kamu di dulukan sama temannya Andini."
"Temannya? Andini punya teman laki laki?"
"Aku pernah lihat dia di antar seorang cowo tampan sepertinya mereka sangat akrab." Kata Pak Argan berhasil memanaskan Arlan.
Arlan pun terdiam sejenak memikirkan dengan keras ucapan Pak Argan, tentu saja mimik wajahnya sangat khawatir kalau kalau dirinya terlambat mengatakan cinta pada Andini nanti malah oranglain yang beruntung.
Mereka pun berangkat ada yang mengendarai motor dan mobil polisi.
Kaptain Arlan mengemudikan mobil bersama Kaptain Argan di sampingnya yang tengah membenarkan jam tangannya. Tiba-tiba Arlan memanggil Pak Argan.
"Kaptain?" Panggil Arlan.
"Hm?" Sahut Pak Argan datar.
"Saya akan menyatakan cinta pada putrimu Kaptain."
"Hm." Sahut Pak Argan santai belum sadar ucapan Arlan hanya sibuk membenarkan jam tangannya yang salah jarum menit.
Argan sudah sadar lalu menatap tajam ke Arlan, Arlan yang hanya menatap kilas Kaptain Argan seketika mematung nge freez karna tatapan Argan yang menyeramkan.
Pak Argan membenarkan posisi duduknya lalu bersandar dan menutup mulutnya. Arlan menatap sekilas lagi ke Argan kenapa dia menutup mulut bahkan terlihat kerutan kantong matanya yang juga sedikit menyipit. Bahkan semakin lama pundak Argan terlihat bergerak gerak seolah sedang tertawa.
Arlan pun memberanikan diri bertanya, "Kaptain...tertawa?"
"Ehehahahahah!" Ternyata benar Kaptain Argan tertawa setelah melepas tangannya dari mulutnya.
"Apa yang lucu Kaptain..." Arlan nampak kesal di tertawakan.
"Kenapa bicara ke saya kalau kamu ingin menyatakan cinta ke putriku coba? Hahah!"
"Kenapa Kaptain? Salahnya di mana?"
"Dasar bodoh, nyatakan cinta mu pada putri ku dulu baru bicara ke saya. Seperti ini kamu sudah seperti akan melamar putriku saja Arlan."
Arlan pun tersenyum malu-malu seketika, "Yaa...maaf Kaptain." Senyum Arlan.
"Cepat katakan itu sebelum oranglain, sepertinya aku akan merestui siapapun pilihan Andini jika itu oranglain bukan kamu saja Arlan."
"Kaptain!" Tiba-tiba Arlan meneriaki Pak Argan membuat Pak Argan menyatukan alisnya karna kaget.
Arlan panik dengan tatapan kesal Pak Argan, "M-maksud maksud saya Kaptain, tolong...jangan restui siapapun selain saya." Kata Arlan begitu jujur.
"Ehehahahah!" Tawa Pak Argan pun kembali pecah karna tingkah unik Arlan.
Arlan pun bingung mau tertawa atau tidak saat itu...
***
Tibalah mereka di lokasi yang sering terlihat oleh cctv sebuah truk yang sering mengangkut barang-barang berupa kayu, cabe, buah-buahan dan lain lain tetapi selalu dengan truk yang sama dan plat nomor kendaraan yang selalu sama. Kecurigaan itu pun di kuatkan dengan penangkapan seorang pria pirang yang tertangkap menyalagunakan Narkoba di sebuah jalanan saat adanya patroli dan telah di mintai keterangan bahwa yang terduga bukan seorang pecandu saja melainkan sebagai pengedarnya, di ketahui bandarnya pun sudah di ketahui lokasi persembunyiannya. Sebut saja nama pria pirang itu Bons atau Boni S.
Benar saja kali ini sebuah truck pengangkut papan kayu dan truck yang sama yang di maksud mulai terlihat mendekati area di mana Kaptain Argan dan tim tengah melakukan misi khusus mereka.
Si Sopir truk terlihat berpakaian rapih serba hitam dengan kain penutup wajah yang membuat Arlan menaruh curiga dengan si Sopir truk.
Salah satu anggota bernama Joshua melambaikan tangan untuk memberhentikan truck itu lalu kemudian truk itu melambatkan lajunya tepatnya berhenti di belakang mobil mobil para Satpol.
Dari gelagat si sopir yang begitu santai mendapati dirinya di razia para polisi, kita bisa membuat dugaan bahwa si sopir terlihat bukanlah orang yang sembarangan hingga membuat Arlan memberikan kode ke Kaptain Argan agar lebih mewaspadai si sopir yang kini sudah keluar dari dalam truck.
"Kaptain, Sopirnya." Kata Arlan membisik lalu ikut rekan lainnya memeriksa truk.
Kaptain Arlan yang melihat gelagat si Sopir memang mencurigakan, bahkan ia menebak gestur tubuh si sopir kalau kemungkinan besar bisa bertarung.
Kaptain Argan terus memperhatikan si Sopir dari kejauhan walaupun ada Joshua yang tengah menjaga jaga kelakuan si Sopir agar tidak kabur.
Ketika salah satu anggota berteriak menemukan benda mencurigakan di dalam sebuah papan kayu itu berhasil mengalihkan perhatian Pak Argan dari si sopir ke tempat anggota tadi teriak. Tetapi tak lama terdengar suara benda jatuh.
BRUUKHH!
Pak Argan kaget saat melihat sesuatu yang jatuh itu ternyata Joshua yang sudah terkulai pingsan dan si sopir menghilang padahal Pak Argan hanya memalingkan wajahnya sekilas tadi.
Kaptain Argan dengan sigap memberikan perintah, "SIAGA!!" Seru Kapten
Argan begitu serius membuat Arlan bersiap penuh dan yang lainnya yang menodongkan pistol mereka ke arah tempat Kaptain Argan menodong.
Si Sopir ternyata ada di dalam truk dan menyalakan mesin truknya untuk melarikan diri dari sana.
"Berhentii!!!" Seru para anggota meneriaki truck itu yang melaju dengan cepat di daerah sepi itu yang terdapat bukit bukti rendah di sekeliling.
Setelah peringatan yang di berikan ke sopir truk tak jua di indahkan akhirnya Kaptain Argan memberi perintah untuk menembak.
"Tembak!!"
Suara raungan tembakan menggema gema, truk yang semakin jauh pun di putuskan untuk mengejar segera.
Tetapi ketika mereka hendak akan memasuki mobil bahkan menaiki motor dan lainnya sedang membantu Joshua tiba-tiba terdengar suara tembakan yang hampir mengenai salah satu rekan Kaptain Argan membuat Kaptain Argan menyuruh semuanya untuk berlindung di balik mobil.
"Kaptain bagaimana dengan Joshua?!"
"Kalian tahan! Kita sedang dalam bahaya!"
"Tapi apa itu? Orang itu menembaki saya hampir mengenai kepala saya Kaptain!"
"Dia sniper." Kata Arlan menyimpulkan. Memang benar seorang sniper.
Semuanya terengah-engah karna masih belum ada perintah dari Kaptain Argan.
"Kaptain? Kita harus apa?" Tanya salah satu anggota.
"Tahan, demi keselamatan Joshua." Ucap Kaptain dengan bijak, karna Joshua sendiri tadi belum sempat di bawa masuk mobil.
Arlan berbalik memperhatikan arah sniper itu tadi menembak di arah timur, namun belum juga ia temukan di mana karna situasinya banyak
pepohonan dan semak semak liar. Setelah 10 menit menunggu, Arlan memberanikan diri mengangkat tangannya untuk mengetahui apakah sniper sudah pergi atau belum.
"Arlan!" Seru Pak Argan.
"Arlan!" Seru anggota lainnya bahkan ada yang kagum dengan keberanian Arlan melakukan itu.
5 detik berlalu namun belum ada respon dari penembak jitu, kemungkinan sudah pergi?
10 detik pun berlalu...Arlan pun seketika lemas di tempat sekaligus merasa lega karna penembak jitu sudah pergi??
"Sudah pergi?" Tanya Kaptain Argan.
"Sepertinya begitu Kaptain." Sahut Arlan yang sedang duduk.
Kaptain Argan pelan-pelan berdiri seorang diri agar lebih meyakinkan. 10 detik memastikan lalu kuat dugaan mereka kalau sniper telah pergi.
Kaptain Argan dengan lega bernafas tetapi 1 detik kemudian...,
JREEBB!
Arlan menatap Kaptain Argan yang tersenyum padanya secara tiba-tiba dan sempat mengatakan, "Tolong jaga Putriku Arlan..."
Bab 1 Mertua & Calon Mantu
23/01/2024
Bab 2 2| Dua Kali Duka Andini.
06/02/2024