WARNING!! 21+ BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!! Adzania gadis yang baru berusia 22 tahun itu harus terjebak dalam situasi yang rumit, ia yang tak mampu membayar biaya kuliah harus merelakan dirinya menjadi pemuas nafsu, seorang pria dewasa yang usianya lebih tua dari Adzania. Ardhana seorang CEO utama perusahaan ternama di salah satu kota, menawarkan harga fantastis untuk Adzania. "Aku akan membayarmu seharga 1M! Tapi kamu harus siap saat aku meminta dirimu melayaniku!" "Apa kamu siap?" "Apa tidak ada tawaran lain tuan?" tanya Adzania dengan takut-takut, gadis itu menundukkan kepalanya, tak sanggup menatap tajamnya mata sang CEO utama. "Baiklah, aku akan mengubah tawaran ku! Kita akan menikah, tapi menikah kontrak, di atas kertas!" Bagaimana reaksi Adzania, di tawarkan pernikahan kontrak? Penasaran, ikuti kisahnya hanya di Bakisah novel!
Memuaskan nafsu tuan Ardhana.
Pagi itu seorang gadis cantik mendatangi sebuah rumah mewah nan mengah nak istana kerajaan.
Adzania, atau yang sering di panggil Zania, harus merelakan harga diri nya demi memenuhi kebutuhan kuliahnya, serta hidupnya sehari-hari.
Zania, bukanlah anak orang kaya, ia adalah gadis broken home, kedua orang tuanya telah lama bercerai, dan mereka berdua sudah sibuk dengan urusan masing-masing.
"Pagi nona? Ingin bertemu tuan Ardhana?" sapa seorang sekuriti.
"I-iya, tolong antarkan saya bertemu dengan t-tuan Ardha." ujar Zania, dengan wajah penuh kegelisahan.
Sakuriti itu, membawa Zania bertemu dengan sekertaris Ardha, ia memberi tahu bahwa gadis yang di tunggu sudah datang.
"Pagi tuan, zeeal, nona Adzania sudah datang." pria yang duduk di sofa hanya mengibaskan tangannya, ia meminta sekuriti untuk pergi dari ruangan.
Zeeal, memandang Zania dari ujung rambut hingga ujung kaki, bibirnya menyunggingkan senyum sinis.
"Jadi kau! Gadis yang akan menjual diri pada tuan Ardhana?" Zania hanya bisa mengigit bibir bawahnya, sungguh pertanyaan yang begitu menyakitkan tapi, itulah kenyataannya, ia sekarang menjadi wanita murahan, menjadi seorang jalang demi kelangsungan hidup.
"JAWAB!" Zania terkejut saat pria di depannya membentaknya.
"I-iya tuan!"
"Baiklah, kita akan ke kamar tuan Ardha, apapun yang beliau minta! Jangan sesekali kau membantah nya, sekalipun itu ajakan untuk bercocok tanam!"
Zania tak menjawab, ia hanya mengaguk, lalu Zeeal, membawa Zania ke kamar sang CEO, jantung Zania sudah tak karuan rasanya, ingin lari tapi ia sudah terlanjur basah.
Tokk ... Tokk ... Tokk
"Masuk!"
Zeeal, membuka pintu, ia mempersilahkan Zania untuk masuk, gadis itu semakin pias melihat seorang pria dewasa yang mungkin jauh lebih tua darinya.
"Tuan, ini Adzania, dia yang akan menemani tuan."
"Keluarlah, tinggalkan kami berdua!"
Tanpa di suruh dua kali, Zeeal meninggalkan kamar sang tuan, kini tinggalah Zania yang berhadapan dengan Ardha, pria tampan dewasa dan begitu Coll.
Ardhan melemparkan lingerie seksi berwarna merah muda, tangan Zania, sampe bergetar memandang lingerie tersebut.
"I-ini, untuk apa tuan?"
"Tujuanmu kemari untuk apa? Kenapa masih bertanya!" mengelar suara Ardhan membuat Zania terkejut.
"M-maaf tuan." lirih Zania, sungguh saat ini hatinya tengah di Landa rasa delima, antara ingin pergi atau tetap dengan tujuannya.
"Tunggu apa lagi pakailah lingerie itu! Ingat, jangan pakai apapun selain lingerie yang ku berikan!" tegas Ardhan, Zaina menarik nafas meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja.
Setelah lima menit menunggu mata Ardhana terpana melihat kemolekan tubuh Zaina, gunung kembar yang begitu montok, dua bongkahan pant*t yang terlihat begitu menggoda, serta paha yang begitu putih mulus.
"So beautiful baby." puji Ardhan, matanya benar-benar tak bisa lepas menatap keindahan tubuh Zania.
"Baiklah, aku akan memberikan mu bayaran yang fantastis, aku akan memberikan mu 1M, tapi kamu harus siap saat aku meminta dirimu melayaniku."
"Bagaimana?"
Lidah Zania terasa begitu kelu untuk menjawab, sungguh nominal yang sungguh mengiurkan.
"Apakah tidak ada tawaran lain tuan?" ujar Zania dengan takut-takut.
"Baiklah, aku akan menikahi mu, tapi menikah kontrak! Alias menikah di atas kertas, tapi kau jangan khawatir bayaranmu tetap 1M, dan untuk menjadi istriku, akan ada bayarannya sendiri." begitu lugas ucapan Ardhan, mampu membuat Zaina tercengang.
"Apa? M-menikah kontrak?"
"Ya, itupun kalo kamu mau, kalo tidak ya sudah selamanya kau akan menjadi pelac*r untukku."
Tak ada pilihan lain, Zaina mengiyakan ajakan menikah dari Tuan Ardhana.
"Bagaimana?"
"B-baiklah, saya menerimanya."
Setelah di rasa cukup dengan berbincang-bincang, Ardhana mendekati Zaina, lelaki itu memperhatikan si wanita dari ujung rambut hingga ujung kaki, sungguh matanya tak dapat teralihkan dari dua buah gunung kembar milik Zania.
"Minumlah sayang."
"Apa ini tuan?"
"Obat perangsang, aku ingin menikmati tubuhmu sampai aku puas dan lemas di pelukan mu." bisik ardhan begitu lembut, membuat dada Zaina berdesir.
"Ayolah, minum sayang ..."
Dengan ragu-ragu Zania meminum obat perangsang wanita, setelah ia menenguknya, Ardhan tak menyia-nyiakan kesempatan, ia memeluk Zania begitu erat, kedua tangan kekarnya meremas kuat pant*t Zania.
"Ahhhhh ... Eeemmhhh ..." lenguhan kecil keluar dari bibir Zania.
"Apa kau suka sayang ..."
"Emhhh ... I-iya tuan ..."
Tubuh Zania terasa begitu panas, obat yang ia minum sudah bekerja, tanpa basa-basi, Zania melumat bibir Ardhan, keduanya larut dalam buaian kenikmatan duniawi.
"Ahhhhh ... Ooohhhhh emmhhh ..." tubuh Zania melengkung kala Ardhan, menciumi leher nya, lama kelamaan, ciuman itu semakin turun, Ardhan dengan brutal melepas lingerie yang di kenakan Zania, terpampang jelas di depan matanya dua gunung kembar yang begitu montok.
Slurrpshh slurrrpshhh
"Ahhhhh ... Ahhhh ... Ooohhh eennakkk ..." erangan kecil meluncur dari bibir seksi Zania.
Ardhan, terus menghisap puting payudara Zania, tak lupa tangan kirinya meremas kuat payu dara sebelahnya, sedang jari telunjuknya menyusuri pangkal paha Zania.
"Ahhhh ... Ooohhhhh ..."
"Enak sayang?" bisik Ardhan, begitu lembut di telinga Zania.
"Enakkk ... Aahhh aku s@ng3 ..."
Ardhan semakin menekan jari telunjuknya di area veki Zania, sang empunya megelijang merasakan sensasi yang begitu nikmat.
Tangan mungil Zania mengelus batang kemaluan Ardhan, bisa ia rasakan si burung perkutut sudah tegak di balik boxser ketatnya.
"Zani ... S**Ng burungku ..."
Ardhan mengeluarkan batang kemaluan nya dari balik celana, mata Zania terbelalak melihat kepala burung yang begitu besar, ia sudah membayangkan betapa enaknya di 3w3 oleh Ardhan.
Sluurrpsshhh ... Slurrpshh!
"Ahhhh terus sayang ini enak banget! Ahhhh oohhhhh ..." Ardhan memaju mundurkan kepala Zania, ia memejamkan mata menikmati s**0ngan dari Zania.
Plokkkk .... Plokkk .... Plokkk ....
Suara burung beradu dengan mulut Zania, mulut gadis itu begitu penuh sedang area veki nya, sudah becek ingin segera di masuki burung jumbo Ardhana.
"Aku sudah tidak kuat! Tolong masukan, 3w3aku!"
Tanpa menunggu lama, Ardhan meminta Zania untuk menungging, ia akan meyodok Zania dari belakang.
Ardhan mengesekkan kepala penisnya, di bibir veki Zania, membuat gadis itu mengelijang tak karuan.
"Aahhhhhh .... Oooouuhhhh aahhh."
Blesss!
"Aahhhhhhhh ..." erangan keduanya saling bersahutan, Zania yang awalnya takut dan ragu kini begitu menikmati setiap sentuhan yang di berikan oleh Ardhan, terlebih di merasa begitu nikmat di jamah oleh lelaki kaya raya.
"Ahhhhh ... Penis kamu ennakkk ahhhh ...."
"Veki, kamu juga enak sayanggggg ahhhh ... Benar-benar masih sempit."
"Ahhhh ... Oohhhh ahhhhh ..."
Desahan kenikmatan saling bersahutan, cairan kenikmatan dan cinta meleleh membasahi kelamin mereka, kali ini ardhan mengubah posisi saling berhadapan, bibirnya mengulum bibir Zania, pinggulnya masih sibuk menggenjot tubuh Zania.
"Ahhhhh .... Ini sungguh enak sekali, aku ketagihan sayang ...."
"Ahhhh ohhhhh ... Kita akan n***t** sepuasnya aahhhhh ...."
Plokk ... Plokkk plokkk ...
"Ahhhhh ... Ohhhh ... Nikmati sekali ... Ahhhh ..."
"Aku mau keluarrrrrrr ...." ujar Zania, menjambak rambut Ardhan, ia benar-benar menikmati setiap sentuhan yang di berikan lelaki itu.
"Ahhhhh ... Sebentar ahhhh sayang, ahhhhhh, kita keluar sama-sama ahhhhhh ...." Ardhan semakin mempercepat temponya, ia sudah berada di ujung kenikmatan Sampai pada akhirnya
Crooooottttt .... Croootttt ...
Cairan m**! Menyembur kedalam rahim Zania, keduanya begitu lemas mereka saling berpelukan dengan kemaluan yang masih saling menempel.