Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
MENJADI BUDAK NAFSU TUAN YUAN

MENJADI BUDAK NAFSU TUAN YUAN

Queen Mikayla

5.0
Komentar
6.1K
Penayangan
4
Bab

WARNING 21+++ Gadis lugu nan polos terpaksa menjadi budak nafsu Tuannya, karena mendapatkan ancaman yang membuat gadis lugu bernama Hani menerima tawaran dari Tuannya — Yuan Atalla. Di hari pertama Hani masuk kerja, Hani sudah mendapatkan perlakuan senonoh dari Tuannya. Namun, Hani masih tetap suci. Tuan Yuan hanya menikmati dua buah kembar milik Hani saja tanpa terkecuali. Hani menjadi budak Tuan Yuan yang memiliki kebiasaan aneh ini tanpa batas waktu. Jadi, Tuan Yuan tidak memberikan kepastian, yang jelas sampai Tuan Yuan merasa bosan. Akankah Tuan Yuan tetap pada pendiriannya? Tidak akan pernah merampas kesucian Hani? Ikuti yaa ....

Bab 1 PAKSAAN PENUH HASRAT

“Aahhh, Tuan, geli ... ummmmmm, aahh.” Hani sampai merem melek sembari mengigit bibirnya ketika mulut Tuan Yuan menempel di sebelah kirinya aset buah dada Hani yang kembar, sebelah tangan Tuan Yuan meremas lembut sebelah kananya, terasa masih kenceng, dan bagian pentul nya berwarna coklat muda, terlihat masih Gress.

“Enak susumu, manis,” ucap Tuan Yuan berbisik.

Hani melenguh, tubuhnya semakin terkunci tak bisa lepas dari cengkraman Tuan Yuan.

Tuan Yuan kembali menyesap, dia bak seorang bayik yang lagi kehausan. Tuan Yuan hanya ingin main ini saja, tidak yang lain.

“Sssshhhht!” Hani kembali mengigit bibirnya ketika Tuannya berubah lagi menjadi sosok bayi usia satu tahun, meremas lembut sebelah asetnya yang seperti gunung itu.

Lidah Tuan Yuan memainkan ujungnya yang berwarna coklat itu, sampai membuat Hani merasa geli namun nikmat.

Tuan Yuan tidak sampai membuat tanda merah di sana, dia hanya menyesal dan memainkannya dengan ujung lidah dan tangannya.

Ketika Tuan Yuan merasa puas, dia pun berhenti dan membebaskan gadis berseragam cleaning service ini.

“Makasih!” ucap Tuan Yuan, dia tidak peduli tentang status Hani yang notabene hanya seorang clean service yang penting si kembar itu rasanya enak dan masih kenceng mana, ukurannya pas.

Hani menangis, dia merasa telah ternoda, Hani mengaitkan pengait bra nya lagi, dan kembali merapikan seragam kerjanya.

“Berapa usia kamu?” tanya Tuan Yuan, “kau karyawan baru?” tanyanya lagi.

Tuan Yuan juga lagi mengancingkan kancing-kancing yang terlepas juga.

“19 tahun, Tuan,” jawan Hani menunduk, “saya baru masuk kerja hari ini, Tuan,” jawabnya lagi.

“Masih perawan?” tanyanya.

Hani mengangguk pasti, tentu saja dia masih perawan.

“Baik, saya mau kamu menjadi ibu susu untuk saya,” ucap Tuan Yuan santai, dia duduk di atas meja kerjanya sembari menyentuh dagunnya.

“I-ibu susu? Ma-maksudnya gimana, Tuan? Saya gak ada asinya.” Tubuh Hani semakin gemetar, dia terlihat ketakutan padahal dia sangat menikmati permainan yang sukup menyita waktu, satu jam lamanya dan itu hanya bermain di situ saja.

“Seperti barusan. Ketika saya pengen nyusu, kau harus sip melayani saya.”

“Ta-tapi, Tuan – “ Hani menggelengkan kepalanya, dia tidak mau menjadi Ibu susu Tuannya ini, meskipun rasanya enak dan bergairah.

“Kalau kau menolak, saya akan cari data kamu. Dan saya akan buat keluargamu, orangtuamu, orang-orang terdekatmu akan hancur. Kau kenal saya, pasti? Saya Tuan Yuan Atalla, kau pasti tahu kekuasaan saya di kota ini,” ancam Tuan Yuan, dia terlihat tidak main-main dengan ancamannya.

“Ja-jangan Tuan, jangan lakukan apapun kepada Ibu dan Bapak.”

“Maka dari itu, terimalah tawaran saya. Siapa namamu?”

“Hani, Tuan!”

“Saya tidak akan sentuh bibirmu, dan tidak akan merampas perawanmu. Saya hanya membutuhkan aset kenyalmu yang enak itu, masih kenceng saya suka. Cukup mudah bukan? Kau anggap saja saya ini bayi. Saya akan bayar kamu 10 kali lipat dari gaji kamu, bagaimana? Kalau kau menolak lagi, saya bu-nuh orangtuamu yang sudah melahirkan gadis yang memiliki susu enak!”

Hani tergelak.

‘Astaga! Ini orang waras gak sih? Dia punya kelainan apa sampai doyan nyusu? Gimana ini? Ancamannya sangat menakutkan. Tapi ... bayarannya gede, dengan uang ini aku bisa memberikan bapa modal usaha, agar bapa gak harus jadi kuli bangunan lagi.’ Batin Hani.

BRAAAK!

Hani terkejut saat Tuan Yuan memukul meja sabgat keras. “Gimana, Hani? Kau mau melihat orangtuamu ma-ti? Atau kau- ?”

“Ba-baik, Tu-an. Sa-ya mau jadi Ibu susu untuk Tuan,” jawab Hani menunduk.

“Bagus!”

“Sampai kapan, Tuan?”

“Sampai saya benar-benar puas, dan mendapatkan pengganti kamu yang lebih enak,” ucap Tuan Yuan tersenyum nakal.

Yuan Atalla, usianya 30tahun. Di usianya yang terbilang sudah tidak lagi muda memiliki kebiasaan ini sejak dia duduk dibangku kuliah hingga berlanjut sampai sekarang. Yuan belum pernah merasakan jatuh cinta, pacaran juga belum pernah. Yuan sering membayar jasa sugar baby atau wanita wanita kupu-kupu malam untuk memuaskan hasratnya yang ingin nyusu. Kebanyakan dari mereka sudah tidak gadis, buah dadanya sudah tidak kenceng. Maka dari itu, Yuan meminta gadis bernama Hani Pamela ini yang notabene masih perawan untuk menjadi Ibu susu untuknya.

‘Astaga! Gak ada batasnya.’

“Sekarang kau boleh ke luar, Sugar Babyku. Ini uang lima juta untuk bayaran selama satu jam kau menjadi ibu susu untukku,” ucap Yuan menyerahkan uang gepokan sebanyak lima gepok kepada Hani.

Hani langsung mengambil uang itu.

“Jaga asetmu dengan baik, saya akan pecat kamu jika saya tahu kau mengumbar buah dadamu kepada pria lain. Dan kau, harus mengembalikan dana yang saya berikan berkali-kali lipat. Kalau kau kabur, saya pasti akan menemukan kamu, karena utusan saya banyak, saya bukan orang sembarangan, jadi jangan macam-macam.”

Mengerikan sekali bukan?

Hani sampai merinding mendengar ancaman dari Tuannya ini.

“B-baik, Tuan.”

**

“Hani,” panggil Pak Adam, kepala bagian OB.

“Iya, Pak,” sahut Hani sopan.

“Sebelum pulang, kau bersihkan dulu ruang kerja Boss Yuan yang terletak di lantai 6,” perintah Pak Adam.

“Baik, Pak.”

Waktu sudah menunjukan pukul enam sore. Hani segera ke lantai 6 menuju ke ruang kerja Boss nya, pemilik perusahaan tersebut. Hari ini, hari pertama Hani masuk kerja, pertamakali juga Hani membersihkan ruang Big Boss. Sebagian karyawan sudah ada yang pulang, namun ada beberapa juga yang lembur.

“Di lantai 6 sudah sepi, mungkin sudah pada pulang,” gumam Hani.

Klek

Hani membuka pintu tanpa permisi, dia pikir pemilik Perushaan sudah pulang namun ternyata belum pulang masih ada di ruang kerjanya.

“Ma-maf, Tuan saya lancang. Saya pikir, Tuan sudah pulang,” ucap Hani menunduk.

Yuan menatap Hani dari ujung kaki hingga ujung rambut. Bodynya pas sekali, seragam kerja Hani terlihat ngetat sampai bentuk dan ukuran buah dada Hani terlihat. Yuan menelan salivanya kasar, dia memang lagi pengen itu, sedari tadi Yuan tahan karena tengah mencari sugar baby yang beda.

“Kemarilah .... “ titah Yuan.

Ragu-ragu Hani melangkahkan kakinya mendekati Tuan Yuan, pintu tertutup bahkan langsung terkunci otomatis karena ada remote nya. Yuan mematikan CCTV, Yuan sudah tidak bisa menahannya lagi, dia benar-benar pengen menjadi anak bayi.

“TOLONGLAH ... kasih susunya, saya tidak tahan lagi. Uugghh!” Tubuh Yuan jatuh kedalam pelukan Hani.

“Tuan, maksudnya apa? Saya tidak bawa susu, saya hanya bawa air pel,” kata Hani tak paham dengan permintaan Tuannya ini.

Yuan mendekap tubuh Hani.

“Eh!” Tubuh Hani merasa terkunci, dia tidak bisa lepas dari cengkraman Tuan Yuan.

“Saya butuh susu kamu yang ini,” ucap Tuan Yuan seraya meremas kedua gundukan itu.

“HAH?” Hani syok, dia kesulitan untuk melawan.

Tubuh Hani di dorong kasar hingga tubuh Hani terlentang di atas sofa, tubuh Tuan Yuan berada di atasnya. Gairah itu sudah mulai menjalar, Yuan tak bisa menahannya lagi.

“Tuan mau ngapain?” Hani memberontak.

Plak

Tuan Yuan malah menamparnya.

“DIAM! SAYA BUTUH SUSUMU!” sentaknya sembari melotot.

Hani menangis, dia sangat takut sekali, hendak melawan malah mendapatkan tamparan.

Tuan Yuan mengangkat pakaian Hani ke atas, dia juga melepas pengait BRA-nya, hingga si kembar itu terpampang nyata di depan matanya.

“Aaaah... Tuan!” desah Hani ketika kedua tangan Tuan Yuan meremas kasar.

“Aaahh, geli Tuan, geli... aahhh!” Mulut Hani tidak bisa diam, hingga akhirnya Hani pasrah.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Queen Mikayla

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku