MENJADI BUDAK NAFSU TUAN YUAN
m lewat empat pu
anya berdua saja. Dan sejak tadi, hanya terde
dari ayahnya, besok lusa m
mama dan papa pu
r itu. Kalau mama dan papanya ada di rumah, Yuan
erasa tidak suka dengan ke
njak dan pergi ke lantai atas ke k
an pergi ke kamar mandi
an segera pulang." Hani
elalu punya cara untuk menda
eka pulang. Dia memutuskan untuk mencoba masuk ke kamar Hani. Ketika dia sampai di depan pintu kamar Hani, dia menyadari bahwa p
melihat Yuan berdiri di sana. "Kak Yuan! Apa y
ncumbu punggungnya dengan penuh gairah, sementara tangannya meremas buah dada Hani.
i, matanya terpejam me
bersama Hani. "Kamu tahu, Hani, bercinta d
tubuh Hani, ia langsun
penuh gairah. Hani merasa bingung dengan perasaannya s
Kak..
uas saat melihat ekspr
*
i dan Yuan masih berada d
!" teriak mamanya
"Ya Tuhan, mereka pulang
Cepat, pakai pakaianmu. Aku akan bersembunyi," k
Yuan kemudian bersembunyi di dalam lemari pakaian. Setelah memastika
u Hani dengan senyum lebar, b
at sekeliling. "Kenapa kamu kelihatan gu
lang lebih cepat dari yang diharapkan,"
n memberi kejutan. Lagipula,
ya masih berdebar kencang. "Ha
ita, mamanya memutuskan untuk keluar dari kamar
sayang. Jangan lama-lama ya," kata
pas lega dan membuka lemari pakaian. "Kak, M
ri dengan wajah lega.
"Iya, hampir sa
aja?" tanya Yuan,
baik-baik saja. Tapi mulai sekar
sa terus seperti ini. Setidaknya selama merek
makan untuk sarapan bersama keluarga. Mereka berusaha bersikap
ndon. Hani dan Yuan mendengarkan dengan seksama, berusaha menunjukkan antusi
kinerjanya Maxim?"
iri, menjawab dengan tenang. "Iya, Pa.
au begitu," kata sang
yang bisa membuat situasi semakin rumit. Setelah itu, merek
Hani dan Yuan berpamitan
at dulu, Ma, P
m. "Hati-hati di
g. Dia tahu bahwa Maxim akan ada di sana, dan dia
m mengajak ngobrol lagi?" t
menghela napas. "Yang jelas, kam
t. Ketika mereka sampai di kantor, Hani langsung m
g menghampirinya. "Hani, selamat
ah. "Selamat pagi,
h perhatian. "Kamu kelihatan c
akang Maxim. "Maxim, kita ada rapat sekarang. To
i segera mengangguk. "Baik, Tuan Yu
atap Hani dengan tatapan taja
sa mengangguk
mentara Yuan terus mengawasinya dengan mata elang. Meskipun mereka berhasil menjalani hari i
*
ntal. Dia masuk ke kamarnya dan duduk di tepi tempat
duk di samping Hani. "Kamu baik-baik saja
lelah, Kak. Aku nggak tahu sampai
u mendapatkan wanita yang benar-benar b
a matanya memutar jengah. Yuan
arikan jodoh untuk Kak