Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan

AMEENA: Tentang Kehormatan yang Harus Dikembalikan

ACF-Novels

5.0
Komentar
6
Penayangan
3
Bab

"Yang membuatku menjadi murahan begini, bukankah kamu?" (AMEENA) "Maafin aku, Am. Aku bener-bener nyesel." (ASHRAFF) *** Ketika SMA, Ashraff dan Ameena saling bersaing untuk meraih rangking satu. Di belakang Ameena, Ashraff menyuruh sosok ratu sekolah bernama Olyzia untuk mem-bully Ameena supaya fokus Ameena bisa terganggu. Yang terburuk, Ashraff tidak segan-segan untuk memfitnah Ameena, mengatakan bahwa Ameena sudah merayu sosok preman sekolah bernama Mirza untuk berbuat tidak senonoh hingga mampu membuat Ameena dicap murahan dan dikeluarkan dari sekolah. Aslinya, Ashraff tahu benar kalau Ameena habis dilecehkan Mirza. Tapi, bukankah untuk bisa memenangkan sesuatu kadang-kadang memang memerlukan taktik kotor? Atas dasar fitnah dari Ashraff, Ameena memilih untuk merealisasikan sebutan 'murahan' dengan menjalin hubungan terlarang bersama sosok laki-laki bernama Krishna. Yang menjadi masalah, Krishna memiliki seorang istri bermental psikopat bernama Qiya. Di tangan istri dari Krishna, nyawa Ameena terenggut dengan cara mengenaskan. Ameena diperkosa sama orang-orang suruhan Qiya secara bergilir sampai meninggal dunia dan mayat Ameena dibuang ke sungai dalam keadaan tidak berbusana, melainkan sebatas dibungkus dengan menggunakan karung. Merasa bersalah atas kehidupan Ameena, Ashraff memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk dikembalikan ke hari-hari sebelum kematian Ameena. Jika dikabulkan, maka Ashraff akan berusaha untuk membayar semua kesalahan Ashraff kepada Ameena. Andaikan Ashraff sungguh-sungguh diberikan kesempatan kedua, apakah Ashraff akan berhasil menyelamatkan Ameena? ***

Bab 1 Penyesalan Ashraff

BERITA mengenai kematian Ameena Mikayla sempat bertengger di mana-mana selama nyaris satu mingguan. Mulai dari menjadi trending topic dalam aplikasi berlogo burung dengan nuansa didominasi warna biru burung, berseliweran dalam aplikasi berbagi video singkat bernuansa hitam dengan logo berbentuk seperti huruf J, hingga disiarkan beberapa stasiun televisi nasional secara serentak dan berkesinambungan.

Di usia 24 tahun, bermula dari terlalu berani untuk menjalin hubungan terlarang bersama Krishna, Ameena harus berurusan dengan Qiya Aurora. Atas dasar kecemburuan dan kemurkaan kepada Ameena, istri dari sosok wirausahawan berusia 35 tahun tersebut memilih untuk menghabisi nyawa Ameena dengan bengis hingga bisa menyandang sebutan 'wanita bermental psikopat' dari masyarakat.

Yah, bagaimana tidak?

Di tangan wanita berusia 32 tahun tersebut, hidup Ameena harus berakhir dengan tragis. Pada tanggal 15 Mei 2022, Ameena diperkosa orang-orang suruhan Qiya secara bergilir sampai meninggal dunia dan mayat Ameena dibuang ke sungai dalam keadaan tidak berbusana, melainkan sebatas dibungkus dengan menggunakan karung. Andai Ameena tidak berstatus sebagai selingkuhan dari Krishna. Pasti umur Ameena tidak akan sampai tamat dengan cara mengenaskan.

Meski tidak bertanya langsung kepada Ameenaa, terus terang Achmad Ashraff, salah satu teman satu SMA dari wanita malang tersebut-entah bisa disebut demikian atau tidak-sudah cukup mengerti mengenai latar belakang sehingga Ameena bisa selalu merasa bangga setiap sedang berkasih mesra dengan laki-laki berstatus tidak single. Pada tahun ketiga masa SMA mereka, Ameena memang pernah mendeklarasikan sesuatu bersifat mencengangkan. Di hadapan nyaris semua murid dari SMA Islam Al-Mustaqim, Ameena sampai menggunakan suara lantang selama menegaskan, "Jika menurut kalian aku emang wanita murahan, maka kalian ngga berhak untuk nyalahin aku apabila suatu hari nanti aku malah bener-bener bersikap murahan!"

Di dalam memori Ashraff, kalimat Ameena tersebut sampai sekarang masih berdengung dengan candu. Meski enam tahun sudah berlalu, entah mengapa atmosfer dari luapan emosi Ameena terdahulu masih kental sekali. Membuat Ashraff menilai bahwa Ameena memang merasa teramat terluka dengan sebutan 'murahan' dari teman-teman sekolah Ameena dan amarah Ameena lantas dicurahkan Ameena dengan merealisasikan sebutan tersebut.

Pada tanggal 30 Agustus 2022 kemarin, sidang terbuka untuk menetapkan hukuman terhadap Qiya dan seluruh orang-orang suruhan Qiya berlangsung dengan dipenuhi kepiluan. Melihat setiap tetesan cairan bening dari kedua mata Bu Layla bisa terus mengalir dengan tanpa lelah, bagaimana hati Ashraff bisa tidak tergerak? Mendapati Bu Layla benar-benar terpukul karena Ameena harus menanggung kemalangan tidak terkira terus terang sungguh membuat Ashraff selalu kepikiran.

"Maafin aku, Ameena. Maafin aku."

"Aku bener-bener nyesel."

Ketika Ashraff sedang melakukan perjalanan dari SMP Islam Al-Mustaqim-sekolah tempat Ashraff mengajarkan Ilmu Matematika-untuk balik ke rumah, cairan hangat bercita rasa asin terus berusaha merembes dari kedua ekor mata Ashraff. Di sini, Ashraff sungguh kehilangan fokus hingga entah bagaimana malah harus merasa sesak untuk setiap saat. Meski sudah memohon ampunan kepada Ameena, kepuasan tidak akan pernah menyertai Ashraff sebelum Ameena memaafkan Ashraff secara langsung. Tapi, apakah mungkin? Kini, Ameena telah tiada. Jadi, bisa dipastikan Ashraff sudah betul-betul terlambat.

Mengingat Ameena beserta seribu satu kesengsaraan Ameena ternyata memicu Ashraff untuk mengulas masa-masa SMA-nya bersama Ameena hingga mampu membuat Ashraff untuk melirik beberapa kisah melankolis dari Ameena.

Jika Ameena dan Ashraff tidak pernah saling berlomba-lomba untuk meraih rangking satu dan Ameena bukanlah saingan terberat Ashraff untuk mendapatkan sebua beasiswa kuliah, maka Ashraff tidak akan sampai membenci Ameena.

Jika Ashraff tidak pernah secara diam-diam menyuruh sosok 'ratu sekolah' bernama Olyzia untuk mem-bully Ameena, maka Ameena tidak akan sampai kehilangan kedamaian selama bersekolah di SMA Islam Al-Mustaqim.

Jika Ashraff tidak pernah memfitnah Ameena dengan mengatakan bahwa Ameena sudah merayu sosok 'preman sekolah' bernama Mirza, maka Ameena tidak akan pernah dicap murahan maupun dikeluarkan dari sekolah secara tidak terhormat.

Jika Ameena tidak pernah disebut murahan, maka Ameena tidak akan sungguh-sungguh bersikap murahan dengan berpacaran bersama sosok laki-laki bernama Krishna hingga Ameena harus tewas dengan kronologi tidak manusiawi dan Ashraff tidak akan pernah merasa berutang besar kepada Ameena.

Mata Ashraff semakin memerah dan memanas. Adanya tekanan batin sudah menjadikan tatapan Ashraff berubah meredup hingga berujung memburam. Merasa sangat bersalah kepada Ameena membuat Ashraff meminta kepada Yang Maha Kuasa untuk bermurah hati dengan mengabulkan sebuah keinginan bersifat ekstrem. Di sini, Ashraff mengharapkan untuk bisa melintasi waktu ke hari-hari sebelum kematian Ameena.

"Ya, Allah, hamba benar-benar mohon, berikanlah hamba kesempatan untuk menebus semua kesalahan hamba kepada Ameena. Jika bukan di kehidupan sekarang, antarkanlah hamba ke suatu kehidupan dimana hamba bisa mengusahakan untuk membayar semua utang-utang hamba kepada Ameena."

Pikiran Ashraff masih terus ke mana-mana. Lalu, sebelum tersadar, motor bermesin otomatis Ashraff tahu-tahu Ashraff sudah dibawa untuk menerobos lampu merah dan ... brakkk!

Di saat-saat kritis, kewarasan Ashraff baru terpulihkan, tetapi semua sudah sangat terlambat karena motor Ashraff malah keburu tertabrak sebuah mobil box berwarna putih hingga membuat Ashraff langsung terlempar dari motor, bersamaan dengan kacamata berbingkai hitam milik Ashraff sama-sama mendarat dan bertumbukan keras dengan aspal. Tadi, Ashraff sempat terkejut dengan kemunculan mobil tersebut sampai-sampai Ashraff tidak mendapatkan ruang untuk menghindar. Di bawah langit, tubuh Ashraff terkapar lemah dengan tatapan mulai berangsur-angsur menggelap. Mata Ashraff lantas terkatup dengan lambat.

Meski orang-orang sekitar sudah bergerak cepat untuk menghampiri Ashraff, cairan kental berwarna merah dengan kuantitas banyak malah sudah mengucur melalui salah satu dari sekian luka serius di daerah kepala Ashraff. Melihat keparahan dari kondisi Ashraff, mereka tidak dapat berbuat apa pun untuk menyelamatkan nyawa laki-laki malang tersebut. Pada tanggal 1 Oktober 2022 waktu setempat, Ashraff langsung dinyatakan meninggal dunia.

***

Mata dengan kesan berat tetap dipaksakan untuk terbuka. Di atas kasur, sosok laki-laki dewasa langsung disapa dengan suasana dna lingkungan berkarakter familiar. Menatap langit-langit kamar dengan kedua netra setengah disipitkan, suara hati dari manusia berbadan kokoh tersebut terlantun kemudian.

"Di mana aku?"

"Apakah aku udah mati?"

"Loh? Aku sedang berada di kamarku?"

Meski kedua netra sama-sama menderita minus tinggi, Ashraff tidak akan sampai salah mengenali ruangan. Pada hitungan singkat, makhluk tampan dengan tubuh bagian atas dibungkus kaus lengan pendek berwarna kelabu dan kedua kaki dibungkus celana santai selutut berwarna cokelat tersebut tahu-tahu sudah beralih duduk dengan kedua kaki tetap lurus. Di dalam hati, Ashraff lantas bermonolog dengan bingung. "Yang masih bisa kuingat sampai sekarang, aku sempet berkendara ngawur sebelum bertabrakan dengan mobil."

Mengikuti kebiasaan lama, tangan kanan Ashraff bergerak lincah ke arah samping untuk mengacak-acak bagian teratas dari sebuah nakas. Yang diambil sosok laki-laki berkulit sawo matang tersebut dalah kacamata berbingkai kelam dan telepon cerdas.

Mengenakan kacamata terlebih dahulu, kedua tangan Ashraff langsung memegangi telepon seluler android-nya sebelum disambung dengan menekan salah satu tombol samping dari benda bernuansa biru navy tersebut. Melihat layar super AMOLED berukuran lebih dari 5,5 inci dengan kepala tertunduk, kening Ashraff tidak dapat mengabaikan bisikan angin untuk meluncurkan kerutan. Di dalam benak sendiri, hasrat untuk bertanya-tanya sudah bertumbuh melalui seruan batin, "2021? Kenapa bukan 2022?"

Menghadapi kondisi tidak lazim, Ashraff merasa harus memastikan ulang apakah tampilan angka dari layar handphone-nya merupakan suatu kebenaran atau bukan. Membuat Ashraff harus bersahabat dengan suasana membingungkan selama merenung sendirian.

"Apakah kalender di handphone-ku lagi eror?"

"Aneh banget."

Meski ukuran bola mata sudah cukup untuk mewakili setiap nyanyian dari sanubari, suara dari emosi Ashraff masih dilafalkan secara tersirat. Pukul 06.00 WIB, mendadak Ashraff malah menerima obrolan teks dari beberapa teman-teman sekolah dalam naungan sebuah grup chatting bernama Alumni SMA Al-Mustaqim '16.

Olyzia

Guys, udah H-1 aja, nih. Aku ingetin lagi, ya ....

Jadi, acara reuni kita besok akan diadain di bagian ballroom dari D'veillas hotel dan dimulai sehabis ashar atau sekitar setengah 4-an.

NOTE:

Yang telat ngga akan kebagian kupon doorprize dan harus bantuin panitia untuk beres-beres wkwk.

Eyla

@Olyzia @Masha Girls, besok kita berangkat bareng, ya ....

@Eyla Ihh, ogah, ah. Males banget bareng sama tukang ngaret macem kamu. Mending aku sama @Masha doang.

Masha

@Eyla Aduh, Ey, kasian banget kamu, kamu malah ngga diajak wkwk.

Eyla

*emoticon nangis*

Adam

Dik @Eyla ngga usah risau, nanti Dik Eyla bisa bareng abang, kok.

Masha

@Eyla Tuh, Ey, kamu bisa bareng sama ayangmu.

Eyla

Iiih, amit-amit!

Mending aku berangkat sendiri daripada harus bareng sama laki-laki tukang modus macam @Adam.

17 NOVEMBER 2021.

Misalkan sekarang memang satu hari sebelum acara reuni dari alumni SMA Islam Al-Mustaqim khusus angkatan 2016, mungkinkah Ashraff habis melintasi waktu? Atau Ashraff malah sebatas bermimpi?

Memeriksa tanggal terbaru berikut serangkaian obrolan berbentuk teks dari beberapa teman SMA, setiap sudut bumi sama-sama memandang bahwa semesta memang habis memberikan mukjizat berupa kesempatan kedua kepada Ashraff. Mengapa Ashraff berpikiran begini?

Menurut memori terakhir, kesempatan untuk Ashraff untuk bisa lolos dari maut bisa dikatakan mustahil mengingat laki-laki berparas menawan dengan sebagian rahang ditumbuhi rambut-rambut halus tersebut sudah mengalami kecelakaan hebat. Meski tidak dapat masuk logika, kemungkinan nyeleneh-bahwa laki-laki tersebut sekarang sedang melakoni kehidupan kedua-bisa dibilang meyakinkan karena anggapan barusan sudah dibuktikan dengan keberadaan kenangan-kenangan terdahulu.

"Apakah aku beneran balik ke masa lalu?"

"Jika emang beneran, bukankah ... artinya Ameena masih hidup?"

Meski tidak mengecek ulang, satu hari sebelum acara reuni SMA sudah dipastikan Ashraff sama dengan enam bulan sebelum Ameena ditemukan tidak bernyawa di Sungai Cisadane. Mata Ashraff sungguh sensitif hingga bisa sampai berkaca-kaca selama sedang tersenyum dengan dipenuhi keharuan. Ketika Ashraff akan mencoba menyusun strategi untuk membenahi kehidupan Ameena, salah satu tangan Ashraff diandalkan untuk menahan beberapa cairan hangat sehingga diharapkan tidak sampai mencuat keluar dari kedua sudut mata. Dia sedang menangis bahagia, tetapi entah mengapa tetap dirundung malu.

***

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku